"Saat menjadi kapten, saya merasakan tekanan yang luar biasa. Saya harus memimpin Arsenal untuk memenangi sesuatu dan saya merasa sudah memberikan segalanya," kata Fabregas.
"Terkadang, saya menangis seharian di rumah setelah Arsenal kalah. Saya sangat menderita. Saya merasa hancur ketika mendengar beberapa pemain sempat tertawa setelah Arsenal kalah," ujar Fabregas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com