Deretan Orang-orang yang Dinyatakan Ilmuwan Kebal dan Rentan terhadap Virus Corona, Kalian Termasuk?

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Golongan darah

TRIBUNSUMSEL.COM -- Beberapa waktu lalu, ilmuwan ungkapkan golongan darah ternyata berpengaruh terhadap penularan virus corona.

Menurut Daily Express, peneliti ungkap orang dengan golongan darah A lebih mudah tertular virus corona.

Sementara orang dengan golongan darah O memiliki resistensi lebih baik untuk melawan virus corona.

Hal itu membuat spekulasi beberapa orang yang diyatakan kebal terhadap infeksi virus corona, dalam arti dia memiliki imun lebih baik daripada lainnya.

Lantas benarkah, orang dengan golongan darah O disebut 'kebal' terhadap virus corona?

Menurut sebuah penelitian, dari 2.000 sampel pasien virus corona, ditemukan hampir sebagian besar memiliki golongan darah A.

Hal itu disampaikan oleh Wang Xinghuan, ahli medis dari Zhongnan Hospital of Wuhan University.

Xinghuan mengatakan, "pemilik golongan darah A perlu lebih kuat mencari perlindungan imunitas, untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi virus corona." 

Menurutnya orang dengan golongan darah A memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dan gejalanya lebih parah.

Dia juga menambahkan, "Orang yang bergolongan darah A perlu mendapatkan pengawasan, lebih jika terinfeksi virus corona." 

Sementara bagaimana kesan 'kebal' virus corona yang lebih condong bagi orang yang bergolongan darah O ? 

Xinghuan mengatakan, golongan darah O memang lebih rendah memiliki risiko terkena virus corona.

Lantas mengapa demikian?

"Golongan darah O lebih rendah terinfeksi virus corona, dibandingkan pemilik darah lain," jelas penelitian di Medrvix.org.

Namun, bukan berarti mereka benar-benar kebal, dari virus corona.

"Pemiliki golongan darah O masih harus mengikuti anjuran, seperti cuci tangan, dan mengikuti anjuran yang berlaku untuk menjaga diri dari infeksi Covid-19," ujar peneliti.

Sementara, dalam penelitian yang diterbitkan lembaga penelitian dan pendidikan, Cold Spring Harbour Laboratory di New York AS, mengungkap fakta yang sama.

Golongan darah O memiliki resistensi lebih baik daripada golongan darah lain.

Dari 206 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan, 85 di antaranya mempunyai golongan darah A.

Jumlah itu sekitar 63% pasien meninggal dengan golongan darah A, sedangkan golongan darah O hanya 52 orang.

Studi ini dilakukan oleh ilmuwan dan dokter dari kota-kota di seluruh China, termasuk Beijing, Wuhan, Shanghai dan Shenzen.

Penulis juga mengingatkan, bahwa mungkin ada risiko dalam menggunakan penelitian ini untuk praktik klinis di lapangan.

Sementara sejauh ini sudah banyak yang mengungkapkan penelitian ini, namun ilmuwan masih terus mengkaji hasil temuan ini. (*)

Tetap Waspada, Pasien Covid-19 Meninggal di Indonesia Persentasenya Tinggi

Persentase tingkat kematian akibat kasus Covid-19 di Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara. Jika dibandingkan dengan negara asal penyebaran penyakit ini, yaitu China, Indonesia telah melewatinya.

Dirangkum Kompas.com dari Coronavirus Covid-19 Global Case yang dikeluarkan Johns Hopkins University (JHU), persentase kematian akibat kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia mencapai 8,37 persen.

Dari 227 kasus positif, 19 orang di antaranya meninggal dunia dan 11 lainnya sembuh.

Sebagai informasi, korban meninggal akibat Covid-19 ini lebih dari dua kali rata-rata dunia.

Hingga Kamis (19/3/2020) pukul 00.00 WIB, data JHU memperlihatkan bahwa ada 207.518 penderita Covid-19 di seluruh dunia.

Dari angka itu, ada 8.247 korban meninggal dunia. Angka ini setara 3,97 persen.

Adapun, tercatat ada 82.104 pasien yang sembuh. Jika dipersentasekan, angkanya mencapai hampir 40 persen.

Data di Asia Tenggara

Persentase kematian tertinggi  di Asia Tenggara adalah Filipina (9,4 persen). Dari 202 kasus, 19 orang dinyatakan meninggal dunia dan lima orang sembuh.

Selain kedua negara tersebut, ada enam negara lain di Asia Tenggara yang wilayahnya juga telah terjangkit Covid-19, yaitu Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.

Di Thailand, tingkat kematian akibat penyakit ini hanya 0,4 persen. Dari 212 kasus positif, saat ini hanya menyisakan 169 kasus.

Sedangkan, 42 kasus lainnya telah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia.

Persentase tak jauh berbeda ditunjukkan Malaysia (0,2 persen). Dari 790 kasus, dua orang meninggal dunia dan 60 orang sembuh.

Hingga kini masih ada 728 kasus, di mana tiga di antaranya merupakan warga negara Indonesia yang kini dalam kondisi stabil.

Sementara itu, empat negara lainnya belum melaporkan adanya kasus kematian.

Vietnam dari 68 kasus, saat ini yang telah dinyatakan sembuh mencapai 16 kasus.

 Sementara, Kamboja, dari 33 kasus yang kini telah sembuh baru 1 kasus.

Adapun Brunei Darussalam dari 68 kasus, hingga kini belum ada satu pun yang telah dinyatakan sembuh.

Di Singapura, dari 266 kasus, yang telah dinyatakan sembuh ada 114 kasus termasuk satu orang WNI.

Sementara, yang masih menjalani perawatan ada 152 kasus, termasuk sepuluh orang WNI.

Dari sepuluh orang tersebut, tujuh di antaranya dalam kondisi stabil dan tiga lainnya menjalani penanganan khusus di ruang ICU.

Lantas, bagaimana dengan China?

Kendati jumlah penyebaran kasus di negara ini mencapai 81.102 kasus, namun tingkat kematiannya tercatat 3,99 persen (3.241 kasus).

Sedangkan, jumlah kasus yang sembuh telah mencapai 69.755 orang.

Adapun persentase tinggi masih ditunjukkan Italia (7,94 persen).

Dari 31.506 kasus, ada 2.503 kasus yang meninggal dunia dan 2.941 kasus dinyatakan sembuh.

Sementara Iran, dari 16.169 kasus ada 988 kasus meninggal dunia (6,11 persen) dan 5.389 kasus sembuh.

Sedangkan Spanyol, dari 13.716 kasus, jumlah yang meninggal dunia mencapai 558 kasus (4,06 persen dan 1.081 kasus sembuh.

Secara keseluruhan, saat ini ada 203.529 kasus Covid-19 yang tersebar di 157 negara.

Dari jumlah tersebut, total kasus meninggal dunia mencapai 8.205 kasus (4,03 persen) dan yang sembuh mencapai 82.107 kasus.

Artinya, presentase kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan kasus kematian global.

 Tanggap darurat

Sejauh ini, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Saat ini, Gugus Tugas telah menetapkan masa tanggap darurat penanganan kasus ini hingga 29 Mei 2020.

Adapun dari 227 kasus, tersebar di 13 provinsi. Jakarta menjadi provinsi tertinggi penyebaran kasus ini (77 kasus).

Wilayah berikutnya diikuti Jawa Barat (23 kasus), Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 8 kasus, Banten (9 kasus), dan Yogyakarta (2 kasus).

Sementara masing-masing satu kasus untuk Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.

Sejumlah daerah pun telah menetapkan kasus siaga dan tanggap darurat.

Daerah itu antara lain Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Tengah, Sumatera Utara, Kabupaten Bengkanyang, Kabupaten Kolaka Timur, dan Papua Barat.

Artikel Ini Sudah Tayang di Intisari dengan Judul Ilmuan Sebut Golongan Darah Bisa Mempengaruhi Penularan Virus Corona, Inikah Orang-orang Ini 'Kebal' Terhadap Infeksi Covid-19?


Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Inilah Orang-orang yang Dinyatakan Ilmuwan Kebal dan Rentan terhadap Virus Corona, Anda Termasuk?, https://medan.tribunnews.com/2020/03/20/inilah-orang-orang-yang-dinyatakan-ilmuwan-kebal-dan-rentan-terhadap-virus-corona-anda-termasuk?page=all.

Editor: Randy P.F Hutagaol

Berita Terkini