Ia langsung berteriak sembari menunjuk Gubernur Abdul Gani beberapa kali.
“Kita kan paket, kenapa tidak ada koordinasi dengan saya. Harusnya pelantikan dilaksanakan di Kantor Gubernur Sofifi, kenapa harus diarahkan ke Ternate, dan tidak ada koordinasi sama sekali dengan saya, ada apa,” kata Al Yasin.
Mendengar amukan itu, suasana pelantikan berubah.
Akan tetapi, Gubernur Abdul Gani masih melanjutkan sambutannya.
Al Yasin pun mencoba mendekati Gubernur Abdul Gani dan Kepala Dinas Kepegawaian Daerah yang hadir dalam acara pelantikan itu.
Hal itu membuat suasana pelantikan semakin panas.
Beberapa pejabat mencoba menenangkan Al Yasin, sedangkan Gubernur dibawa ke ruangan lain untuk ditenangkan.
Wartawan yang mencoba mengambil gambar juga sempat dilarang.
Acara pelantikan pun berhenti seketika. Beberapa menit kemudian, Wagub digiring ke lantai 1, kemudian menaiki mobilnya.
“Kalian tulis pelantikan kacau, tidak ada koordinasi sama sekali dengan saya, ada apa?” kata Wagub lagi sebelum meninggalkan kediaman Gubernur.
Saat ditemui di kediamannya, Wagub Al Yasin menceritakan, pemindahan lokasi pelantikan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Selain itu, Gubernur Abdul Gani tak mengabulkan usul kandidat untuk salah satu posisi dari 12 pejabat eselon II yang akan dilantik.
"Saya punya hanya satu nama yang saya usul saja, di Dinas Bencana Alam, tapi itu tidak diakomodasi," ujar Al Yasin.
Padahal, Al Yasin mengaku telah ada kesepakatan dengan Gubernur untuk mengakomodasi permintaan itu.
Namun, Gubernur Abdul Gani hanya melantik 11 pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Malut.