TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA-Ribuan calon jemaah umrah di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta cuma bisa pasrah.
Dari pantauan langsung di lokasi, dari gate 1 sampai 5 Terminal 3 dipenuhi calon jemaah umrah yang gagal terbang.
Para jemaah umrah terlihat hanya duduk di ruang tunggu keberangkatan di tiap pintu check-in.
Tampak, koper-koper yang tidak jadi terangkut ke bagasi pesawat tertumpuk di depan pintu cek-in maskapai penerbangan.
"Pasrah saja sih sekarang bisanya. Mau bagaimana lagi, ini kan putusan sepihak dari Arab Saudi, kalau Allah berkehendak demikian, ya sudah," ujar Ibrahim calon jemaah umrah asal Palembang,
Namun, ada sedikit nafas lega di benak Ibrahim karena pihak travel umrah membantu untuk mengurus segala keperluan dia dan keluarganya.
• Lion Air Siapkan Pesawat Berbadan Lebar Jemput 13.000 Jemaah Umrah di Arab Saudi
Terlihat, para calon jemaah umrah masih diberi makan siang, cemilan sehat dan air mineral.
"Dari pihak travel sudah melayani dan memberikan hak kami. Kami juga masih berharap, ini bukan tidak jadi berangkat, tapi hanya ditunda keberangkatannya," kata Ibrahim.
Jemaah umrah lainnya, Zulkifli mengaku kecewa mendengar kabar pemerintah Arab Saudi melarang sementara jemaah umrah masuk ke negaranya.
Zulkifli terpaksa gigit jari, padahal sebelum keberangkatan ia sudah mengundang banyak saudara, tetangga untuk menggelar selamatan.
"Ya mau bagaimana, kecewa sih, malu sudah ngundang tetangga selametan tapi batal berangkat," ujar jemaah asal Tangerang ini.
• Menag Fachrul Razi Sebut 2.393 Jemaah Indonesia Gagal Berangkat Umrah, 1.685 Tertahan saat Transit
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghormati kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang meminta seluruh agen umrah di dalam dan luar negeri negaranya membatalkan pemesanan dan keberangkatan jemaah umrah ke Arab Saudi.
Pemerintah juga menghormati keputusan Arab Saudi yang mementingkan tingkat kesehatan.
Sebab, dikhawatirkan penyebaran virus corona (Covid-19) semakin meluas termasuk ke negara Arab Saudi.
"Pertama itu kebijakan dari pemerintah Arab Saudi. Kami menghargai, kami menghormati, karena apapun yang namanya kesehatan itu dinomorsatukan oleh pemerintah Arab Saudi. Kami sangat menghargai," kata Jokowi. (Edisi Cetak Tribun Sumsel)