TRIBUNSUMSEL.COM – Lucinta Luna positif narkoba dengan konsumsi psikotropika jenis benzodiazepine.
Pedangdut kotroversial itu ditangkap di apartemen pribadinya, Selasa (11/2/2020).
Di dalam tasnya ditemukan bukti berupa 7 butir Tramadol dan 5 butir Riklona.
Apa itu benzodiazepine?
dr Hari Nugroho MSc selaku Peneliti dan Pakar Adiksi dari Mental Health Addiction and Neuroscience Jakarta menuturkan bahwa benzodiazepine adalah salah satu jenis obat-obatan yang banyak disalahgunakan.
“ Benzodiazepine merupakan jenis obat-obatan opioid (penghilang rasa sakit) yang paling banyak disalahgunakan. Tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia,” tutur Hari kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2020).
Salah satu merk obat-obatan jenis benzodiazepine adalah Tramadol, yang ditemukan pada tas Lucinta Luna.
Obat-obatan jenis benzodiazepine, lanjut Hari, bersifat muscle relaxant atau pelemas otot.
“Tramadol pada dasarnya merupakan obat anticemas. Biasa juga digunakan untuk mengatasi kejang pada anak. Bisa jadi dia (Lucinta Luna) mendapatkan resep, di-abuse dan tidak dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. Atau bisa juga ia mendapatkannya dari sumber-sumber ilegal,” papar Hari.
Benzodiazepine adalah golongan obat penenang atau sedatif yang digunakan untuk membantu dalam menenangkan pikiran dan melemaskan otot.
Selain Tramadol, beberapa jenis obat yang masuk dalam golongan benzodiazepine antara lain Aprazolam, Chlordiazepoxide, Clobazam, Clonazepam, Diazepam, Estazolam, Lorazepam, dan Midazolam.
Sementara itu, Riklona merupakan obat dengan komponen utama clonazepam, yakni psikotropika turunan benzodiazepine.
Kecanduan benzodiazepine dan efek sampingnya
Menurut Hari, orang yang biasa mengonsumsi benzodiazepine memiliki masalah psikologis seperti gangguan cemas, tekanan sosial, serta sindrom dan gangguan sulit tidur.
“Orang kemudian mengonsumsi itu (benzodiazepine) secara terus-menerus, meningkatkan dosisnya di atas petunjuk dokter, kemudian kecanduan,” lanjutnya.