Hari Guru 2019

Siti Komaria Setia Mengajar Meski 2 Tahun tak Digaji, Cerita Perjuangan Guru di Perbatasan Palembang

Editor: Wawan Perdana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Komariah guru di SD Muhammadiyah 4 Filial di RT 36 Dusun IV Desa Saluran, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin

Begitu melihat bangunan SD tersebut, cukup membuat terperangah. Terkesan mirip rumah pembuatan batu bata jika dilihat dari luar.

Dinding bangunan SD memang terbuat dari batu bata, namun tidak diplester sedikit pun. Atap bangunan berupa seng tampak berkarat dan banyak sekali bolongnya. Tiang penyangga atap di teras bangunan pun terbuat dari empat batang kayu yang mulai lapuk digerogoti rayap.

Bangunan sepanjang 20 meter dan lebar 7 meter itu dikelilingi pepohonan dan tanaman liar di sekitarnya.

Ada beberapa rumah di sekitar SD, namun letaknya sangat jarang antara satu dan lainnya.

Begitu masuk ke dalam ruangan kelas, tampak aktivitas belajar-mengajar sedang berlangsung. Karena sudah menunjukkan pukul 10.30, siswa yang belajar tinggal 10 orang.

Adapun siswa lainnya telah lebih dahulu pulang.

Siti Komariah, satu-satunya guru di SD Muhammadiyah 4 Filial mengatakan, ada total 25 orang siswa anak didiknya.

"Siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 semuanya ada 25 orang," kata Komariah.

Ya, seluruh siswa dari 6 kelas belajar di satu ruangan tersebut. Setiap hari dari Senin hingga Sabtu, siswa belajar selama 3 jam, mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00.

Komariah mengungkapkan, kondisi ruangan belajar tersebut sudah dimaklumi anak-anak didiknya.

"Beginilah kondisinya. Kalau sedang hujan, atap bocor, suara air jatuh terdengar berisik karena atap seng. Kalau sedang panas, terasa sekali panasnya di dalam ruangan ini," ujar Komariah.

"Tapi alhamdulilah, anak-anak sangat antusias belajar, mereka tidak pernah mengeluh. Itu juga yang membangkitkan saya untuk semangat mengajar," imbuh wanita 29 tahun tersebut.

Setiap hari, ada dua hingga tiga mata pelajaran yang diajarkan. Siswa kelas 1 hingga kelas 6 dibedakan berdasarkan barisan tempat duduk.

Miskomunikasi antara Komariah dan anak-anak didiknya seolah menjadi hal biasa dalam kegiatan belajar-mengajar.

Betapa tidak, siswa dari enam tingkatan kelas belajar di dalam satu ruangan.

Halaman
1234

Berita Terkini