TRIBUNSUMSEL.COM PALEMBANG - Viral di media sosial aksi aksi pemalak memaksa meminta uang pada driver taksi online dan penumpangnya di Stasiun Kertapati Palembang.
Sebagai driver taksi online yang biasa mangkal disana, Amrullah mengatakan aksi pelaku tersebut dilakukan atas dalih mengatur lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan di depan stasiun.
"Jadi itu katanya uang parkir, karena dia ngatur lalu lintas juga. Biasanya diminta 5000 kalau lebih dari itu ya jangan dikasih, itu juga biasanya penumpang yang ngasih bukan drivernya," terang Amrullah, Selasa (12/11/2019).
Selain itu, ia mengatakan aksi itu sudah lama dilakukan pelaku, bahkan pelaku tidak sendirian.
"Ada juga rombongannya, kadang pagi, sore, malam tergantung jadwal penumpang turun dari stasiun. Kalau aksi mereka itu sudah lama sejak di bolehkan disini (Stasiun) mengambil penumpang," katanya.
Sementara itu, terlihat di lokasi pada sore hari terjadi penumpukan kendaraan bahkan sampai ke jalan atas Jembatan yang tak jauh dari depan stasiun KAI.
Di depan stasiun juga terjadi barisan kendaraan roda empat bahkan kendaraan terparkir hingga dua lapis barisan, padahal sudah terpasang plang rambu lalulintas dilarang parkir, atas hal tersebut membuat jalan menjadi macet.
Turunkan Buser
Kapolsek Kertapati AKP Polin Eterna Agustinus Pakpahan SH SIK, memberikan klarifikasi terhadap pelaku pemalak di depan stasiun kereta api Kertapati.
Klarifikasi ini lantaran pelaku pemalakan secara lantang bahwa dirinya kenal semua polisi di Sekta (Polsek Kertapati)
"Kami tidak kenal yang namanya Eric, pelaku pemalak di depan Stasiun Kereta Api itu," tegasnya, Selasa (12/11/2019).
Menurut Polin, pelaku mengatasnamakan sekta hanyalah dalih untuk membuat yakin para sopir taxi online supaya pelaku diberikan uang.
• Driver Gocar Dirampok di Palembang, Korban Baru 3 Bulan Tergabung Dalam Komunitas Buser Akor
"Kalau kenal tidak mungkin dong kami biarkan tindakan seperti itu," ujarnya.
Atas perbuatan itu, Polin menyesalkan tindakan yang dilakukan pelaku.
"Pelaku bilang, orang sekta sudah kenal semua dengan dia, terlebih kerjaan pelaku ialah pemalak itu mencoreng nama baik sekta," ucapnya.
Sementara itu, terkait keberadaan pelaku sudah di tahan atau belum, Polin mengatakan saat ini pelaku sedang dalam pengejaran.
"Sekarang lagi kami telusuri bersama tim buser karena sudah dapat tugas dari polresta," tandasnya.
Jam Rawan Pemalakan
Sejak viralnya video yang menampikan seorang pemalak atau pungli yang melakukan aksinya terhadap sopir taxi online yang sedang menjemput penumpang di depan stasiun KAI Kertapati Palembang, Tribunsumsel.com mendatangi lokasi tersebut
Ternyata terdapat jam rawan atas tindakan itu.
Dari informasi yang didapatkan, jam pemalakan atau pungli itu dilakukan oleh pelaku sejak sore hingga malam hari.
Warga sekitar lokasi mengetahui betul jam-jam pemalakan atau pungli itu terjadi.
"Mereka itu biasa nongkrong sore disini, sekitar jam empat sampai habis magrib, karena itu jam penumpang turun dari Kereta, biasanya juga dia tidak sendirian ada rombongan yang lain," jelasnya.
A sebagai tukang becak yang biasa mangkal disekitar lokasi, ia mengatakan jam rawan pemalakan atau pungli biasanya sekitar sore hingga malam.
"Biasanya mulai jam empat mulai ramai, karena itu waktu kedua penumpang turun dari Kereta, sampai dengan malam jam delapan," ungkapnya, Selasa (12/11/2019)