Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto melalui Kapolsek Krueng Barona Jaya, Iptu M Hasan mengatakan surat yang tertulis di sehelai kertas tersebut ditemukan di lokasi mayat gadis tersebut ditemukan meninggal tergantung, plus sebuah pulpen.
Tapi, Iptu Hasan sendiri, mengaku tidak berani berkomentar terlalu jauh mengenai isi surat tersebut, termasuk siapa yang menuliskannya.
Ada Kejanggalan
Menanggapi penemuan surat tersebut, pihak keluarga mengatakan, jika terdapat beberapa kejanggalan dalam surat tersebut.
Mulai dari selendang merah dan surat peninggalan itu.
Menurut pihak keluarga, Lia dan teman-temannya di kontrakan tidak ada yang memiliki selendang tersebut.
Sementara tulisan di surat yang ditemukan diduga bukan tulisan Lia Yulrifa, akan tetapi tulisan orang lain.
Dari isi surat tersebut, Lia tidak pernah memanggil ibunya mama, tetapi Mamak.
Selain itu, untuk ayah tirinya, Lia tidak pernah memanggil dengan sebutan ayah, melainkan papa.
Selain kondisi jenazah yang mengeluarkan banyak darah dari mulutnya.
Sesampai di rumahnya di Kuta Trieng tadi, juga ditemukan ada lebam di wajah dan bahunya.
Lia berencana akan menikah dengan Hendrawan Sofyan, seorang pengacara, hari ini Jumat (23/8/2019).
Orangtua Lia mengakui jika mereka telah menyiapkan baju pengantin yang akan digunakan sang anak.
“Sejak kemarin istri saya, Hanidar hingga saat ini terus menangis saat mengetahui anaknya telah meninggal,” ungkap T Jamali, ayah tiri dari Lia Yulrifa kepada Serambinews.com saat ditemui di rumahnya di Kuta Trieng, Kamis, (22/8/2019).
Saat pertunangan pun, ia yang menentukan maharnya dan telah menentukan jodohnya sendiri dengan pria tersebut.