"Namanya dulu Tanggo Rajo karena sering digunakan Sultan untuk lalu-lalang dalam melaksanakan salat di Masjid Agung," katanya.
Dalam ilustrasi foto lama, sambung Ikhsan terlihat bangunan Tanggo Rajo ini menggunakan atap bertanduk kambing yang merupakan ciri khas bangunan panggung beratap di Palembang.
Di zaman keresidenan Palembang ini, setelah ditimbun oleh Belanda, di atas bekas sungai Tengkuruk tersebut dibangun jalan pertama di Palembang.
"Jalan tersebut spontan saja disebut oleh penduduknya Palembang disebut jalan Tengkuruk. Belanda sendiri pada masa itu masih menyebutnya sebagai Tengkuruk Kade atau terusan Tengkuruk," urainya.
• Mengenal Desa Lontar Tempat Kelahiran Kapolda Sumsel, Irjen Firli Jalan Kaki 16 Km ke Sekolah
Ikhsan menerangkan bahwa di KM Nol Palembang ini terlah terjadi banyak peristiwa perintang dalam pertumbuhan kota Palembang.
Termasuk lah peristiwa Pertemupuran Lima Hari Lima Malam di awal bulan Januari tahun 1947.
Ditempat ini pula menjadi titik kumpul dan aksi para mahasiswa yang menyampaikan aspirasi rakyat.
"Selain mengenang masa sejarah kota Palembang, disini juga menjadi view menarik untuk didatangi. Adanya Jembatan Ampera, Monpera, Majid Agung, Air Mancur dan paling baru adalah lintasan LRT (Light Rail Transit) serta stasiunnya," jelasnya.