TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah di Indonesia tahun ini akan memasuki masa Kemarau El Nino.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir kini mulai bersiap menghadapi ancaman kemarau tahun ini.
Kepala BPBD Ogan Ilir, Jamhuri saat dikonfirmasi Jumat (12/7/2019) mengatakan, pekan ketiga Bulan Juli ini menjadi waktu yang paling besar kemungkinannya terjadi kemarau tersebut.
"Yang jelas minggu ke-3 ini kita akan antisipasi. Karena BMKG telah memaparkan, tidak ada lagi warna orange dalam peta. Semuanya coklat," ujarnya saat dihubungi.
• Pasutri Ini Ditangkap karena Tipu Pemilik Konter HP di Palembang, Anak Sepupu Dijadikan Jaminan
Ia menjelaskan, dari diagram warna tersebut maksud dari warna coklat tersebut adalah tidak adanya hujan sama sekali.
Jika diagram warna di peta ada berwarna orange maka ada sedikit intonasi hujan.
"Diprediksi sampai bulan Oktober, itu menurut BMKG," ungkapnya.
Ia melanjutkan, kondisi ini sangat persis dengan kejadian tahun 2015 lalu. Di mana pada tahun itu, curah hujan sangat minim.
Imbasnya, menuruh Jamhuri, selain cuaca panas juga bermunculan titik api penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) di Kabupaten Ogan Ilir.
• Pemprov Sumsel Intruksikan Para Kepala Daerah Siaga Karhutla
Menurut data BPBD Ogan Ilir, setidaknya ada sekitar 1.200 lebih titik api yang terjadi di tahun 2015.
Angka tersebut mengalami penurunan pada 2016 (sekitar 600 titik api), 2017 (900 titik api), dan 2018 (168 titik api).
"Nah di Tahun 2019 awal sampai bulan 7 saat ini, lebih kurang 20 titik api yang terbakar," terangnya.
Guna mengantisipasi ancaman tersebut, pihaknya akan menarik seluruh personel BPBD Ogan Ilir yang berada di wilayah kecamatan, per 15 Juli nanti.
• Gubernur Sumsel Minta Pengurus PMI Sumsel Baru Dilantik Segera Antisipasi Dampak Karhutla
Hal tersebut untuk memudahkan koordinasi dan pergerakan, agar jika terjadi Karhutla maka personel bisa langsung dikerahkan secara maksimal.
"Satgas kita seluruhnya 87 orang. Mobil tangki 1 unit dan rescue 1 unit," ungkapnya.
Berkaca dari pengalaman sebelumnya, personel yang tak maksimal akan menyulitkan pemadaman titik api.
Apalagi jika Karhutla terjadi di wilayah yang sulit dijangkau oleh kendaraan BPBD Ogan Ilir.
"Seperti beberapa hari yang lalu, kebakaran di Desa Pulau Semambu. Tiba-tiba ada lagi di Desa Palemraya, kita keteteran. Makanya kita minimalisir hal tersebut," jelasnya. (SP/ Resha).