Mengenal 2 Bersaudara Qari Belia Asal Saka Tiga Ogan Ilir, Langganan Juara Sejak 2016

Penulis: Agung Dwipayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sultan Wijaya (kanan) dan Raihan Tanjung (kiri), dua qori belia potensial asal Ogan Ilir.

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA-Di Kabupaten Ogan Ilir terdapat dua qori belia yang melantunkan ayat suci Alquran dengan tajwid yang benar.

Keduanya Sultan Wijaya dan adiknya Raihan Tanjung, kakak-beradik yang telah menorehkan prestasi di level regional atau daerah.

Mereka bukan peserta atau eks peserta kompetisi membaca Alquran di televisi.

Sultan Wijaya baru berusia 13 tahun dan merupakan santri pondok pesantren (ponpes) Al-Ittifaqiah Indralaya.

Sedangkan adiknya Raihan berusia 13 tahun, merupakan siswa MTs Negeri 1 Indralaya.

2014 Jokowi Pidato di Kapal Pinisi, 2019 Pidato Kemenangan di Kampung Deret, Ini Alasan Jokowi

Keduanya merupakan qori yang telah mengukir berbagai prestasi tilawatil quran di tingkat kabupaten dan provinsi.

Saat dijumpai di kediaman keduanya di Dusun 1 Desa Sakatiga, Kecamatan Indralaya, Sultan dan Raihan menceritakan awal mula mereka menjadi qori.

Keduanya didampingi sang ibunda, Fitria, yang juga ikut membimbing keduanya menjadi qori.

"Awalnya tiga tahun lalu Sultan dan Raihan belajar mengaji dari bibinya yang juga qoriah nasional."

"Setelah diarahkan, ternyata keduanya berbakat," kata Fitria kepada TribunSumsel.com, Selasa (21/5/2019).

Pengrajin Kue palembang Ini Dapat pesanan 1500 Cup, Rezeki Lebaran Cek Betty

Tak butuh waktu lama, Sultan dan Raihan mampu mengaplikasikan ilmu qori yang diajarkan.

Mereka pun mengikuti Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) 2016 tingkat kabupaten di Indralaya dan meraih juara pertama.

Selanjutnya, keduanya mengikuti MTQ tingkat provinsi di tahun yang sama.

Pada perlombaan tilawatil quran yang diadakan di Lubuklinggau tersebut, keduanya berhasil meraih juara ketiga.

Tahun berikutnya, Sultan Raihan kembali mengikuti lomba tilawatil quran tingkat kabupaten dan kembali meraih juara pertama.

Namun begitu mengikuti kejuaraan yang lebih tinggi, keduanya kalah bersaing dengan peserta dari daerah lain.

"Sultan dan Raihan empat kali berturut-turut juara tilawatil quran tingkat kabupaten. Mulai tahun 2016 hingga tahun ini (2019) selalu juara pertama," ungkap Fitria.

"Tapi begitu ikut tilawatil quran tingkat provinsi, mereka hanya juara 2 atau juara 3," imbuhnya.

Namun baik Sultan dan Raihan tidak patah semangat begitu saja, mereka terus mengasah kemampuan menyenandungkan ayat suci Alquran.

Tidak Tahu Teknologi dan Pemasaran tapi Sukses di Bidang e-Commerce, Jack Ma Bocorkan Rahasianya

Selain berlatih di rumah, keduanya juga berlatih di sekolah karena memang terdapat kegiatan ekstrakurikuler tilawatil quran.

"Di rumah sambil main, sambil nonton baca Alquran. Di sekolah juga latihan tilawah," kata Sultan.

Agar kualitas suara tetap terjaga, baik Sultan dan Raihan mengaku pantang mengonsumsi beberapa makanan dan minuman.

"Tidak minum makan es, tidak makan makanan berminyak dan pedas," kata Sultan.

Fitria sebagai orang tua mengaku selalu menyediakan ramuan khusus untuk menjaga kualitas suara kedua buah hatinya.

"Ramuannya rahasia," kata Fitria.

Nama Sultan dan Raihan pun cukup populer di Ogan Ilir, terutama di kalangan masyarakat pecinta majelis.

Keduanya sering diundang ke acara hajatan untuk mengisi sesi tilawatil quran.

"Kalau diundang biasanya mereka mengaji berdua. Kadang sendirian, Sultan saja atau Raihan saja," ungkap Fitria.

Sultan dan Raihan pun kini terus mengasah bakat mereka karena kelak ingin menjadi qori internasional.

"Cita-cita kepingin jadi qori internasional. Ngaji di luar negeri," kata Sultan dan Raihan kompak.

Berita Terkini