Sementara itu, Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata, mengatakan bahwa saat ini proyek pembangunan LRT Jabodebek mengejar target selesai untuk operasi April 2021 nanti.
“Saat ini progress pembangunannya total sudah 58,3 persen. Terdiri dari, Cawang-Cibubur 78,4 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 46,1 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 52,7 persen,” katanya.
Sementara untuk pembangunan depo masih terkendala dengan pembebasan lahan. Sehingga target selesai pembangunan depo tersebut bisa dicapai Desember 2020.
“Nanti akan ada 31 rangkaian. Dimana satu rangkaian terdapat 6 kereta. Dengan kapasitas angkut 740 penumpang dan 1.308 penumpang jika dalam keadaan penuh,” jelasnya.
Pihaknya pun menggunakan kereta produksi dari dalam negeri yaitu dari PT INKA, Madiun. Seperti diketahui, hasil produksi PT INKA, Madiun saat ini telah digunakan oleh negara Filipina maupun Singapura.
“Satu kereta akan masuk pada bulan Juni nanti. Kami akan melakukan test track, memastikan sistemnya aman,” jelasnya.
Perlu feeder
Sedangkan, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, mengatakan bahwa proyek LRT ini harus dibarengi dengan adanya feeder untuk menunjang penumpang LRT.
“Jadi harus ada feeder yang menghubungkan antara pemukiman dengan stasiun LRT yang akan dibangun nanti. Jadi penumpang tidak perlu lagi berjalan jauh atau menggunakan jasa ojek,” jelasnya.
Karena itu, menurut Djoko Setijowarno, dengan dibangunnya LRT ini dia yakin akan mengubah budaya transportasi warga.
“Kita melihat perkembangan KRL Jabodetabek pada 2013 saja mencapai 350.000 orang per hari. Karena telah direvitalisasi dengan bagus kini sudah mencapai 1,1 juta per hari. LRT ini sama, penumpang akan beralih keangkutan umum sehingga mengurangi kemacetan “ jelasnya. (*/suf)