TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG-Hobi bermain game terkadang menjadi pemicu seseorang lupa waktu hingga tidak peduli dengan pendidikannya.
Tak jarang ketika seseorang sedang asyik dengan dunia gamenya membuat orangtua kerap kali menegur ataupun marah.
Namun saat ini tidak semua gamers sebutan bagi yang hobi main game, seperti itu.
Bahkan paradigma masyarakat yang selama ini dipercayai seperti itu adalah kesalahan yang besar.
Abdul Rasyid seorang gamers asal Bengkulu menolak keras bahkan ia memberikan bukti, bahwa orang yang bermain game bukan orang yang tidak peduli akan masa depannya.
• Tips Menjadi Gamers Dengan Penghasilan Hingga Rp 90 Juta, Dari Pendiri Esports Premier League (ESPL)
• Piala Presiden Esports 2019: Tips Bermain Mobile Legends Tanpa Habiskan Kuota Dari Tim Captain
Tribunsumsel.com menjumpai Rasyid bersama empat temannya yang mengikuti kualifikasi regional Piala Presiden Esport 2019 di gedung Palembang Sport and Convention Center.
Rasyid menjelaskan, orangtuanya memberi syarat boleh main game asal nilai kuliah harus diutamakan.
"Bener awal-awal gila main game itu sekitar dua tahun lalu, namanya orangtua pasti ngelarang, gak ada guna buang-buang waktu," ceritanya. Minggu (10/2/19).
"Tapi saya gak bisa tinggalin itu, saya suka ngilangin jenuh, akhirnya saya negosisasi sama mama, saya boleh main game asal tidak mengganggu kuliah," tambahnya.
• Pohon Tumbang di Jalan Kolonel Barlian Lahat Timpa Pengendara Sepeda Motor
• Diduga Cemburu, Orang Tua Korban Malah Bilang Febrianto Bunuh Istri Karena Masalah Ekonomi
Pria 21 tahun itu pun melanjutkan, bila ia serius menggeluti game tersebut bahkan sering menjuarai kompetisi-kompetisi yang diadakan di kota kelahiranya.
Ia tidak melupakan kewajibannya sebagai anak dan seorang mahasiswa.
"Ketemu sama-sama mereka (ke empat temannya) kita sering menang, tapi kita berlima komitmen nilai IPK kita tidak boleh jatuh dan harus di atas rata-rata," tegasnya.
Mahasiswa Universitas Negeri Bengkulu (UNIB) itu membuktikan hingga kini ia merupakan salah satu mahasiswa nilai IPK tertinggi di kelasnya.
"Saya semester 6 alhamdullilah IPK saya 3.92 nilan B cuma satu, semoga semester depan saya lulus," tegasnya.
"Sebelum main game kita gak bohong yah, kita juga sering belajar atau ngerjain tugas dulu baru main," tambahnya.
Selain itu Yoba salah satu dari mereka juga menceritakan bila besar keinginannya ia dan teman-temanya yang tergabung dalam peserta game dengan nama Alcatraz Esports untuk menang.
Bahkan kini Alcatras Esport melaju 4 besar.
• Daftar Harga Motor Matik Terbaru Honda, Yamaha dan Suzuki Februari 2019, Cek di Sini
• Hadiri Acara Imlek 2019, Potret Veronica Tan Bersama Pria Ini Jadi Sorotan
"Kita sampai pada hari Jumat (8/2) siang jalur darat 12 jam, kita juga latihan bener-bener mempersiapkan, dan semoga nanti jadi juara," harap Yoba.
Untuk rutinitas Alcatras Esport latihan setiap malam mulai 3 jam hingga 4 jam untuk mempertajam kecepatan bermain
"Khusus untuk kompetisi ini, di tempat tidur pun kami latihan, dan setelah kita melaju ke babak 4 besar ini kita sempatkan latihan dan review permainan sebelumnya," katanya.
Saat ditanyai untuk kelima gamers asal bengkulu ini bagaimana pendapat orangtua saat akan berangkat ke Palembang mengikuti kompetisi bergensi ini orangtua sangat mendukung.
"Kalau orangtua gak ngedukung sepenuh hati mungkin kita gak bisa ke 4 besar ini," cetus Edo salah satu dari mereka.
Kembali mereka mengatakan bila perjalanan semua dibiayai oleh management karena alcatraz sebelumnya sudah dibentuk dan dipertemukan oleh management.
• Paket Wisata Rafting dan Outbound di Lahat, Ini Tarif dan Fasilitas dari Hotel Calista Lahat
• Try Out USBN SMK PP Negeri Sembawa Berlangsung Tertib
"Kita ditawari untuk ikutan, kita mau dan kota terdekat yang mengadakan Palembang, jadi kita berangkat," tambahnya.
Alcatraz Esport yang terdiri dari Ahamd Rasyid, Yoba, Edo Apriando, Herry dan Yankie, berharap dengan adanya ajang seperti ini, bisa merubah paradigma masyrakat.
Ia juga berpesan, tim-tim lain di Bengkulu harus mau mencoba jangan berani di rumah saja.
"Dan satu lagi, main game bukan berarti.lupa waktu lupa belajar, kita semua gamer tapi nilai tidak pernah turun, IPK kita semua di atas 3," tutupnya.