TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG-Tahun baru 2019 tinggal menghitung jam.
Sebagian orang biasanya pada malam pergantian tahun baru merayakan dengan membakar jagung.
Namun, banyaknya musibah yang menimpa Indonesia belakangan waktu ini membuat perayaan tahun baru juga tak semeriah tahun-tahun lalu.
Hal ini terlihat dari sepinya pedagang musiman jagung menyambut tahun baru.
Biasanya para pedagang musiman ini dapat dengan mudah dijumpai.
• Film DreadOut akan Menyebarkan Ketakutan di Bioskop Indonesia, Ini Sinopsisnya
• Kapolda Sumsel Minta Masyarakat Jangan Berlebihan Rayakan Malam Tahun Baru
Dari pantauan Tribunsumsel.com di sepanjang Jalan Demang Lebar Daun Palembang terlihat hanya ada beberapa pedagang jagung.
Itu pun jagung yang dijual tak begitu banyak. Biasanya deretan pedagang musiman jagung ini berjejer di ruas-ruas jalan.
Anjas, seorang pedagang musiman jagung ini mengeluhkan sepinya pembeli.
"Sepi sekali mbak, beda dengan tahun -tahun sebelumnya," ujarnya, Minggu (30/12/2018).
Pria berusia 22 tahun ini baru satu hari jualan jagung dan hingga saat ini baru 50 kilo laku terjual.
"Buka jam 10 dan sampai siang ini baru 50 kilo laku. Biasanya bisa 100 kiloan mba," kata dia.
Ia mengaku turunya penjualan jagung ini lantaran pemerintah juga tak memperbolehkan petasan dijual sehingga berdampak dengan penjualan jagung.
• Pemkot Lubuklinggau Nunggak Tagihan 6 Bulan, PLN Sempat Putus Listrik Lampu Jalan Yos Sudarso
• Bek Real Madrid Raphael Varane Dikabarkan Sepakat ke Manchester United dengan Nilai Fantastis
"Kalau ada pesta kan biasanya ada petasan dan jagung untuk makan-makan. Tapi sekarang sepi karena tak boleh lagi jualan petasan," beber dia.
Pria yang sudah 7 tahun berjualan buah musiman ini juga mengaku sudah merasakan sepi dua tahun belakangan ini.
"Dari tahun kemarin kita juga merasakan penurunan omzet. Apalagi yang jualan saja sepi," tegasnya.
Ditambah lagi saat ini Indonesia sedang banyak musibah sehingga banyak orang tak merayakan tahun baru.
Untuk harga jual sendiri jagung manis ini dijual Rp 10 ribu perkilo.