Hamka Hamzah : Bohong Penggiat Sepakbola di Indonesia yang Tak Kenal Vigit Waluyo
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pengaturan skor di sepakbola Indonesia semakin hangat diperbincangkan di Indonesia.
Hal itu terjadi, usai beberapa orang yang pernah dihubungi oleh "mafia" pengaturan skor di Indonesia angkat bicara.
Muncul beberapa nama yang disebut sebagai orang-orang yang menjadi dalang pengaturan skor di Indonesia.
Tentu nama yang menjadi sorotan ialah orang yang disebut sebagai salah satu pengelola PS Mojokerto Putra (PSMP), Vigit Waluyo serta salah satu anggota EXCO PSSI, Hidayat.
• Hamka Hamzah : Liga yang Baik Dapat Timnas Baik, ini Sarannnya
• Kumpulan Doa Terbaik yang Bisa Dipanjatkan Untuk Ibu Tercinta, Lengkap dengan Arab dan Artinya
Pemain Arema FC, Hamka Hamzahpun angkat bicara terkait hal tersebut.
Untuk di Liga 1, Hamka Hamzah mengaku tidak ada bukti adanya pengaturan skor di Liga 1.
"Buktikan jangan hanya ngomong, itukan bahaya. Berbeda kalau di Liga 2 itukan ada buktinya, sampai salah satu Exco berhenti," katanya.
Disinggung mengenai Vigit Waluyo.
Hamka Hamzah mengaku kenal, namun disinggung mengenai Vigit Waluyo yang terlibat pengaturan skor, Hamka mengaku tidak tahu.
"Kalau kenal saya kenal, disepakbola lamakan beliau manajer. Tapi kalau terlibat itu saya tidak tahu, tidak ada buktinya, bahaya, karena hanya mendengar saja, tidak ada bukti," keluhnya.
Untuk menghindari pengaturan skor, Hamka Hamzah mengaku itu kembali kepribadi masing-masing.
karena menurutnya, tawaran itu sangat banyak dan jumlahnya besar.
"Kami pernah bermain di tim yang waktu itu. Ada 2 pemain kami akan disuap. Pelakunya kami tangkap. Tapi 2 hari setelah itu oknum ini dilepas karena buktinya tidak kuat. Untuk itu untuk membuka pengaturan skor itu buktinya harus kuat," tegasnya.
• Hasil Final Liga 2 Semen Padang vs PSS Sleman : Cristian Gonzales Cetak Gol Lagi, PSS Sleman Unggul
• Hamka Hamzah Siaran Langsung di Insta Story : Bukan Hanya Persija Diuntungkan di Liga 1
Hamka Hamzah juga mengatakan agar PSSI bisa meniru federasi sepakbola di Malaysia.
Ketika Hamka bermain di Malaysia, terjadi juga kasus pengaturan skor.
Namun saat itu, federasi sepakbola Malaysia bekerja sama dengan pihak kepolisian dan berhasil menangkap pelaku.
"Kalau kerjasamakan pelakunya pasti bisa ditangkap. PSSI harusnya bisa begitu," tegasnya.
Kasus pengaturan skor di sepakbola Indonesia semakin hangat diperbincangkan di Indonesia.
Hal itu terjadi, usai beberapa orang yang pernah dihubungi oleh "mafia" pengaturan skor di Indonesia angkat bicara.
Muncul beberapa nama yang disebut sebagai orang-orang yang menjadi dalang pengaturan skor di Indonesia.
Tentu nama yang menjadi sorotan ialah orang yang disebut sebagai salah satu pengelola PS Mojokerto Putra (PSMP), Vigit Waluyo serta salah satu anggota EXCO PSSI, Hidayat.
Pemain Arema FC, Hamka Hamzahpun angkat bicara terkait hal tersebut.
Melalui live (siaran langsung) akun instagramnya @hamka23hamzah.
Ia bercerita banyak tentang sepakbola nasional.
Salah satu yang disorot masyarakat Indonesia ialah ketika Persija "diuntungkan" sehingga berpotensi menjadi juara di Gojek Liga 1.
Menurutnya, dalam Gojek Liga 1 ini bukan hanya Persija Jakarta saja yang diuntungkan.
Banyak tim yang diuntungkan dalam Gojek Liga 1.
"Banyak yang diuntungkan, bukan hanya Persija saja. kaliankan bisa lihat sendiri pertandingan langsung di tv itu," katanya.
• Lama Tak Muncul, Lucinta Luna Dimaki-maki Gebby Vesta, Tuntut Uang Royalti 17 Juta Viewers
• Ini Upah Minimum Kabupaten (UMK) Mura 2019, Tertinggi Dibandingkan Kota/Kabupaten di Sumsel
Iapun memberikan contoh kala ia membela PSM Makassar tahun lalu.
Ketika itu, PSM Makassar gagal menjadi juara setelah terjadi kontroversi sehingga Bhayangkara menjadi juara.
Namun, Hamka mengatakan, sebenarnya kala itu PSM Makassar bisa saja menjadi juara.
Namun, saat PSM Makassar membutuhkan poin penuh kala menghadapi Bali United. PSM Makassar gagal mendapatkan poin penuh.
"Peluang banyak, tapi tidak ada yang masuk ke gawang sehingga Wawan itu disebut Spiderman. Kalau kita menangkan habis cerita, kita juara," katanya.
"Tapi mau bagaimana, kita kalah. Bhayangkara yang juara. Kalau tuhan sudah menentukan mau bilang apa," terangnya.
Menurut Hamka, tidak ada liga setingan, kalau tim mau juara pasti juara.