TRIBUNSUMSEL.COM - Video sekelompok siswa SMK NU 03 Kaliwungu Kendal, Jawa Tengah, yang tampak tengah menunjukkan sikap kurang ajar kepada gurunya, tengah viral di berbagai media sosial.
Dalam video berdurasi 24 detik itu, para siswa secara beramai-ramai terlihat seperti mengkeroyok atau memukuli Guru Gambar Teknik Otomotif mereka, yaitu Joko Susilo, saat di kelas.
Baca: Dibalik Video Pengeroyokan Guru Oleh Murid, Begini Pengakuan Sang Guru Joko Susilo, Ternyata
Saat ditemui Tribunjateng.com, Joko mengungkapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan sebuah candaan yang kelewat batas.
“Itu hanya candaan, namun kelewat batas,” ujarnya, Senin (12/11/2018).
Ia mengaku awalnya ada seorang murid yang melempar kertas dan mengenai dirinya, namun saat ditanyai, respons para murid seolah-olah bercanda.
Karena terlarut dalam suasana bercanda, murid-murid pun secara tidak sopan malah bersikap seperti mengkeroyok dan memukuli sang guru.
“Biasanya juga tidak begitu. Itu hanya sekelompok anak saja, tidak satu kelas atau semua anak begitu. Yang dapat saya sampaikan yaitu tidak ada kekerasan dan pemukulan, tapi memang guyonan (candaan)nya kelewat batas,” sambungnya.
Baca: Dulu Pernah Jadi Guru, Begini Komentar Robby Purba Terkait Video Guru Dikeroyok Murid di Kendal
Ketika ditanyai apakah dirinya merasa marah atau tidak, dia menjawab tidak namun berusaha sabar.
“Saya tidak marah. Waktu itu setelah guyonan itu saya lanjut kerja (mengajar) sampai selesai. Ya, cuman harus sabar dan saya berusaha sabar,” ungkapnya.
Untuk persoalan selanjutnya, ia mengatakan akan seluruhnya menyerahkan hal tersebut kepada pihak sekolah dan pihak-pihak lain yang terkait.
“Itu urusan sekolah. Tugas saya sebagai guru melaksanakan kegiatan belajar-mengajar saja,” tuturnya.
“Setahu saya hari ini akan ada rapat antara keluarga murid dan sekolahan untuk membahas hal tersebut,” timpalnya.
Sebelumnya, pihak sekolah juga telah mengklarifikasi hal tersebut dan menjelaskan bahwa video murid yang beramai-ramai tampak mengkeroyok dengan gurunya tersebut hanya guyonan semata.
Sementara itu, Joko berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi.
“Saya berharap dengan sangat dan meminta kepada seluruh murid bahwa kejadian atau guyonan tersebut tidak terulang kembali. Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat yang telah menonton video tersebut. Yang jelas tidak benar ada kekerasan dan pemukulan,” pungkasnya.