Di pengungsian dengan kondisi lapangan terbuka, suasana sangat gelap dan sudah ramai.
Ia dan temannya berjalan hanya meraba-raba mencari tiang, pohon karena ditakutkannya ada gempa susulan lagi.
Keluar dari kosan, tak satupun barang dibawa oleh Umi, termasuk handphone dan dompet yang sama sekali tak terpikirkan olehnya untuk dibawa.
"Jadi selama satu malam itu saya cuma pakai selimut, untungnya saya sudah pakai dalaman dan kita mengungsi di tengah lapangan. Jalan sudah retak semua, dinding sudah runtuh sama ada tetangga kosan saya kakinya sudah hancur dan dibopong ke lokasi pengungsian dengan kondisi dataran tinggi," terangnya.
Sepanjang jalan dengan gempa yang terus dirasakan membuat Umi dan para temannya selalu mengingat Tuhan, sepanjang jalan hanya air mata yang keluar dengan pikiran selalu ke keluarga.
Baca: Gempa dan Tsunami di Palu-Donggala, Aktor Ben Joshua Curhat Sedih Tentang Masa Kecilnya
Di dalam benaknya ia selalu berpikir "tidak ada siapa-siapa disini" dan mau-tak mau Umi bertekad harus keluar dari daerah tersebut.
"Capek, padahal sehari itu saya belum sempat makan nasi. Jadi kalau mau dibilang badan loyo, loyo. Tapi alhamdulillah nggak berasa gara-gara paniknya itu dan alhamdulillah sampai ke atas (tempat pengungsian) malam itu," bebernya.
"Sebenarnya sudah pasrah tapi masih ada kekuatan mau keluar (dari kosan). Pas di pengungsian semalaman itu masih terus guncangan nggak berhenti," timpalnya.
Meski tak membawa handphone, Umi berusaha untuk menghubungi keluarga meskipun dengan handphone temannya.
Baru saat berada di pengungsian barulah ia dan temannya menghubungi keluarga secara bergantian.
"Saya pertama hubungi ayah karena ibu pasti masih cemas. Disitu saya nangis-nangis, itulah kalau saya Telpon ke mama takutnya kepikiran. Kebetulan ayah juga lagi di Sulawesi kemarin dan dia berasa juga gempa ya. Jadi ayah yang hubungi ke mama biar mama tenang," jelas Umi.
Baca: McGregor vs Khabib Nurmagomedov : Ayahnya Dihina McGregor, Reaksi Khabib ini Tak Terduga
Guncangan gempa terus dirasakan oleh Umi.
Terlebih saat di pengungsian yang sangat dirasakannya.
Suara gemuruh dari bawah tanah sangat terdengar. Sesekali ia memejamkan mata namun tetap terbangun saat gempa datang.
"Jadi kami cuma duduk saja, nggak berani untuk tidur. Tapi untuk jaga fisik dan kondisi tetap baik jadi seperti tidur ayam itu," ungkap putri dari pasangan Amriadi dan Rusmianah ini.