TRIBUNSUMSEL.COM-Penggunaan internet di Indonesia bertumbuh semakin kencang. Mengutip data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) terbaru, tahun 2017 angka penetrasi internet di Indonesia mencapai 143,26 juta pengguna internet.
Angka itu mencapai lebih dari separo populasi Indonesia yang sudah menembus 262 juta jiwa.
Perkembangan penggunaan internet yang semakin masif turut pula melambungkan berbagai inovasi di segmen keuangan dengan tren kehadiran platform fintech alias financial technology alias teknologi finansial.
Di Indonesia, pelaku industri fintech sudah mencapai 235 perusahaan pada tahun 2017.
Perusahaan fintech di segmen payment atau pembayaran masih mendominasi dengan jumlah mencapai 39% dari total pelaku fintech.
Selanjutnya, sebanyak 32% adalah perusahaan teknologi finansial di segmen pinjaman (lending) atau peer-to-peer lending (P2P lending).
Disusul 11% adalah fintech subsektor market provisioning, lalu 11% dari manajemen investasi, disusul 4% adalah perusahaan teknologi finansial segmen insurtech atau asuransi dan sebanyak 3% segmen equity capital raising.
Jumlah fintech penyedia pinjaman tunai tanpa jaminan melesat tajam
Tahun 2017 juga memperlihatkan perkembangan luar biasa di segmen fintech lending atau pinjaman.
Bila tahun sebelumnya, jumlah perusahaan teknologi finansial yang menggeluti sektor pinjaman ini baru mencapai 11% dari total pelaku fintech.
Maka di tahun 2017 jumlahnya membengkak menjadi 32% atau sebanyak 75 perusahaan.
Nilai pinjaman yang tersalur melalui kehadiran fintech lending ini, mengutip CNBC Indonesia, telah mencapai Rp 3 triliun pada tahun 2017 lalu.
Angka itu baru merepresentasikan nilai pinjaman yang tersalur melalui platform P2P lending seperti Investree, Modalku, dan lain sebagainya.
Kehadiran fintech penyedia pinjaman ini, baik yang berformat direct lending atau P2P lending, di satu sisi membuka pintu lebar bagi kalangan yang selama ini sulit mengakses kredit perbankan.
Misalnya, kalangan usaha mikro dan kecil, kelompok pekerja kreatif atau freelancer, dan lain sebagainya.
Dahulu, ketika membutuhkan pinjaman dana tunai tanpa jaminan langsung cair, seseorang mungkin terpikir untuk menggadaikan aset mereka ke bank, pegadaian atau perusahaan pembiayaan, bahkan meminjam dana ke koperasi sampai banyak juga yang terjebak rentenir di pasar-pasar.
Kehadiran fintech lender membuat akses pinjaman dana tunai menjadi lebih terbuka.
Ragam fintech dan jenis pinjaman yang ditawarkan
Bila diperinci, ada beberapa jenis penawaran pinjaman yang ditawarkan oleh perusahaan teknologi finansial.
Pertama, pinjaman yang ditawarkan melalui situs perbandingan produk keuangan (financial comparison sites).
Fintech comparison sites tidak menyalurkan pinjaman, mereka hanya bertindak sebagai penghubung antara calon nasabah dengan bank sebagai penyedia produk, mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, kredit multiguna sampai kredit kepemilikan mobil/sepeda motor, juga kredit pemilikan rumah.
Persyaratan pengucuran pinjaman pun tetap mengacu pada prinsip prudensial perbankan. Fintech hanya membantu bank menyeleksi calon peminjam yang dinilai memenuhi syarat (eligible) sehingga mempersingkat waktu pemrosesan pinjaman dan memperkecil risiko kredit bermasalah kelak. Di kelompok fintech ini ada HaloMoney.co.id, Cekaja.com, Cermati.com, dan lain-lain.
Kedua, pinjaman yang disediakan oleh fintech P2P lending atau crowdfunding. Dalam hal ini, perusahaan fintech bertindak sebagai penyedia platform yang mempertemukan antara si peminjam dengan pemilik dana yang ingin meminjamkan uangnya.
Di kelompok ini ada Investree, Modalku, Coinworks, dan lain-lain. Bunga pinjaman yang ditawarkan di marketplace beragam tergantung dari jenis jaminan/agunan dan skor reputasi kredit. Tapi, saat ini, bunga pinjaman di platform ini ada yang tersedia mulai 0,9% per bulan hingga 20% per tahun.
Ketiga, pinjaman tunai tanpa jaminan yang disediakan oleh fintech direct lender. Di sini, perusahaan fintech langsung bertindak sebagai penyedia pinjaman, biasanya memakai dana dari investor perusahaan tersebut. Biasanya mereka menyediakan pinjaman tunai tanpa jaminan langsung cair dengan nilai di bawah Rp 10 juta, bahkan Rp 5 juta. Termasuk di kelompok ini adalah Uangteman.com, Doctor Rupiah, DanaKita, dan lain sebagainya.
Strategi berutang yang sehat agar keuangan pribadi tidak berantakan
1. Selalu ukur kemampuan bayar
Jangan pernah berutang bila kamu tidak memiliki kemampuan membayar cicilan yang dibebankan kelak.
Ajukan utang hanya bila kamu telah memiliki hitungan yang tepat tentang berapa besar beban cicilan yang sanggup kamu bayarkan kelak. Beban cicilan utang konsumtif seperti utang kartu kredit, utang kendaraan bermotor, dan sebagainya, jangan pernah melebihi angka 35% dari total pendapatan rutin.
2. Hindari berutang pada rentenir, termasuk rentenir online
Ciri utama rentenir adalah mereka menyediakan pinjaman atau utang dengan beban bunga di luar kewajaran. Sebagai contoh, bunga pinjaman tanpa agunan yang berlaku di pasar saat ini rata-rata di kisaran 1% sampai 3% per bulan. Ini adalah tingkat bunga pinjaman tanpa agunan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan resmi seperti bank, multifinance, hingga koperasi.
Sedangkan para rentenir atau lintah darat bisa menawarkan pinjaman dengan bunga yang melampaui batas tersebut, katakan sampai 1% per hari atau setara 30% per bulan! Sangat mahal. Tidak jarang ditemui kasus di mana pinjaman dana dari rentenir hitungan bunganya dipatok per jam. Hitungan bunga juga bunga berbunga sehingga sekali terjerat rentenir, akan sulit bagi seseorang untuk lepas. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan.
Banyak kejadian di mana jerat rentenir atau si lintah darat ini memicu masalah lain yang pelik, mulai dari kriminalitas, konflik rumah tangga sampai hal-hal lain yang tidak baik.
3. Pilihlah periode cicilan sesuai kebutuhan
Semakin lama periode cicilan, semakin mahal pula total cicilan utang yang harus kamu bayarkan. Banyak orang yang memilih tenor cicilan paling panjang karena menyesuaikan beban cicilan dengan arus kas yang dia miliki.
Namun, hal itu memberi konsekuensi, dia harus membayar lebih mahal atas pinjaman uang online yang dia berikan. Maka itu, hitunglah dengan cermat agar periode cicilan tidak terlalu lama sekaligus memastikan beban cicilan masih masuk dalam batas maksimal cicilan bulanan.
4. Ubahlah menjadi utang produktif
Bila kamu jeli, utang bisa menjadi modal usaha yang sangat bermanfaat. Misalnya, kamu ingin memiliki usaha dengan menyewa ruko yang biaya sewanya tahunan. Karena tidak memiliki dana segar dalam jumlah besar sekaligus, kamu dapat mengajukan pinjaman dengan biaya murah.
Anggaplah kamu meminjam uang untuk sewa ruko Rp 20 juta per tahun dengan bunga 0,95% per bulan. Per bulan kamu harus menyicil sekitar Rp 1,89 juta selama 12 bulan. Bila keuntungan bersih usaha mencapai Rp 7 juta, maka kamu seperti menyicil tanpa angsuran. Beban cicilan tertutup nilai untung bersih.
Tapi, kamu harus sangat berhati-hati memakai dana utang sebagai modal usaha. Perencana keuangan biasanya tidak menyarankan cara seperti ini karena terlalu berisiko.
5. Pelunasan lebih cepat tidak selalu lebih murah
Kamu mungkin mendapatkan bonus besar dari kantor karena kinerja yang baik. Nah, kamu hendak memakai dana bonus itu untuk melunasi lebih cepat utang yang kamu miliki. Langkah ini memang disarankan.
Harta yang kamu miliki akan lebih baik dipakai lebih dulu untuk melunasi utang ketimbang untuk keperluan lain. Akan tetapi, langkah pelunasan utang lebih cepat dari seharusnya, tidak selalu lebih murah. Beberapa jenis pinjaman mengenakan biaya pelunasan dipercepat.
Selain itu, lihat skema bunga pinjaman yang dikenakan. Ada skema pinjaman yang membebankan pembayaran bunga utang di awal. Sehingga saat kamu ingin melunasi seluruh pinjaman lebih cepat, jangan kaget ketika ternyata pokok utang kamu masih sangat besar.