Diungkap Mbak Tutut, Begini Kisah Unik Ibu Tien Soeharto, 12 Bulan di dalam Kandungan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soeharto

“Subhanallah. Betul itu eyang satu tahun? Iya bu betul cerita eyang?” Mbak Tutut terheran mendengar cerita eyang putrinya.

Ibunya, Tien Soeharto sambil bercanda kemudian menjawab pertanyaan tersebut.

“Yo ora ngerti (tidak mengerti) ibu, wong lagi enak-enak nglingker di padarannya (di perut) eyang, didawuhi (disuruh) metu (keluar) sama eyang.” demikian jawab Tien Soeharto.

"Wong ibumu keenakan bobok di perut eyang, kemana-mana digendong, dadi (jadi) wegah (males) metu (keluar)," timpal eyang putrinya.

“Eyang, pada saat itu apa tidak rame beritanya, eyang mengandung sampai 12 bulan?” Mbak Tutut bertanya lagi dengan penasaran.

“Ya ramai wuk, akhirnya ada yang menyarankan pada eyang, supaya eyang dibawa ke kandang kambing, karena kan kambing 12 bulan baru melahirkan.

Jadi oleh eyang kakung dibawa ke kandang kambing sebentar."

"Kandang kambing nya itu seperti rumah panggung, tapi pendek, jadi ada undak-undakan (tangga) nya. Eyang didawuhi (disuruh) eyang kakung duduk di situ. Setelah beberapa saat, eyang diajak pulang eyang kakung,” eyang Mbak Tutut menjelaskan.

“Lajeng kados pundi eyang (lalu bagaimana eyang)?" tanya Mbak Tutut semakin penasaran.

“Alhamdulillah, kersaning Gusti Allah (karena kehendak Allah), besoknya ibumu lahir, sudah agak besar, tidak seperti bayi baru lahir. Minum susune akeh banget," jawab eyang putri.

“Setelah dewasa, mungkin, karena harus dibawa ke luar rumah sebelum lahir, ibumu itu tidak betah tinggal di rumah lama-lama. Gaweanne (kerjaannya) seneng mbantu temen-temennya, jadi sukarelawan kesehatan di medan perang, jadi anggota Palang Merah Indonesia. Pokoke kegiatan di luar rumah yang banyak sosialnya. Ibumu disayang oleh kawan-kawannya,” lanjut penjelasan eyang putri.

Mendengar penuturan seperti itu Mbak Tutut kagum dan bangga pada ibunya.

Menurutnya, sejak sang ibu dalam perut eyang putri, ibunya itu sudah diberi keunikan tersendiri. Demikian pula dengan eyang putrinya yang begitu sabar menanti kelahiran Tien Soeharto hingga 12 bulan lamanya.

Dalam perjalanan hidupnya kemudian, Tien Soeharto selain sebagai Ibu negara, juga banyak melahirkan karya pengabdiannya sendiri.

Ia mendirikan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), membangun Perpustakaan Nasional yang pertama, membangun Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, membangun Rumah Sakit Jantung, membangun RS Kanker, membangun Taman Buah Mekar Sari, membangun yayasan sosial untuk penanganan bencana, dan masih banyak lagi.

Halaman
123

Berita Terkini