Mengerikan Doktrin Teroris 'Bi, Itu Ada Polisi, Kok Nggak Abi Tembak Saja' mengejutkan ternyata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bom Surabaya

Rupanya ada alasan tersendiri kenapa para terduga teroris di Surabaya melakukan aksi bom bunuh diri dengan mangajak anak dan istrinya.

Selain karena iming-iming ingin bersama-sama saat di surga nanti, mereka juga juga rupanya mempunyai pesan yang ingin disampaikan pada para pria yang merupakan anggota kelompoknya.

Hal itu disampaikan oleh mantan teroris Al Qaeda, Sofyan Tsauri yang juga seorang mantan anggota Brimob Polri di acara Pagi Pagi Pasti Happy yang ditayangkan pada Jumat (18/5/2018).

Dalam perbincangannya dengan Uya Kuya dan beberapa host lainnya itu, ia menjelaskan kalau keikutsertaan anak dan istri ini punya pesan penting.

Yakni memperlihatkan pada para pria untuk tidak segan melakukan amaliyah.

Baca: Tamu Undangan Tak Perlu Bawa Kado di Pernikahan Pangeran Harry, Tapi Cukup Beli Pembalut, Lho?

"Dengan melibatkan wanita dan anak-anak ada sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh kelompok ini. Wahai para kesatria, kalau kami telah mengorbankan anak-anak dan wanita, mana kalian laki-lakinya?," jelasnya.

Jadi menurut dia, ini memunculkan sugesti kepada laki-laki untuk mau seperti wanita dan anak-anak.

"Malu lah kalian, kami sudah menyumbangkan wanita dan anak-anak kami, itu yang selalu ada di benak kelompok mereka," tambahnya.

Sofyan juga menjelaskan bahwa ada kemungkinan kalau anak-anak itu bisa saja tidak sadar, namun didoktrin oleh orang tuanya.

Ia kemudian memberi contoh doktrin yang bisa dilakukan orang tua pada anaknya.

"Saya yakin mereka tak kuasa menolak hal ini. Misalnya begini: 'Nak, mau nggak kamu ikut Abi dan Umi ke surga? Nggak sakit kok. Cuma tinggal pencet tombol ini, maka kita sudah terbang dan kita ke surga," kata Sofyan.

Baca: Kini Punya Jabatan Presiden Jomblo, Baim Wong Tiba-tiba Upload Foto dengan Gebetan!

Baca: Nonton Film Bioskop di Bali, Kocaknya Aksi Raditya Dika Saat di Telfon Pegawai bioskop.!

Baca: Tak Kalah Cantik dari Lucinta Luna,Inilah Wajah Elly Sugigi yang Dirombak Via Photoshop,Cantik!

Baca: Sofyan Tsauri, Mantan Polisi yang Pernah Jadi Teroris hingga Putuskan Bertobat

Sofyan menjelaskan bahwa anak-anak itu sangat yakin mereka akan masuk surga bersama orang tuanya.

Ia lalu menjelaskan bagaimana cara doktrin perlahan kepada istri dan anak-anaknya.

"Pertama seseorang terpapar biasanya melalui ayahnya. Lewat pergaulan ayahnya, lalu dia mengajar kepada istrinya baru anak-anaknya," jelasnya.

Ia mencontohkannya dengan mengajak anak-anaknya menonton film jihad sampai mendengar petasan agar sang anak tidak kaget.

Namun ada kejadian unik yang dialaminya akibat doktrin yang ia tanamkan itu dan membuatnya terkejut.

Baca: Nak, Mau Ikut Abi dan Umi Gak ke Surga ? Gak Sakit Kok, Tinggal Pencet Tombol Ini

Saat itu, ia bersama keluarganya sedang makan di RM Padang dan di tempat itu juga ada anggota polisi yang sedang makan juga.

"Setelah polisinya pergi, anak saya yang baru kelas 3 SD bilang 'Bi, itu ada polisi kok nggak Abi tembak saja?'. DI situ saya mikir, bahaya sekali video-video itu, sudah tertanam mereka, itu anak kelas 3 SD loh," katanya.

Nah sejak saat itu, saat ia masuk penjara, dirinya berjanji tidak akan lagi memperlihatkan video jihad pada anak-anaknya.

Simak videonya di sini:

Aksi Bom Bunuh Diri Keluarga Dita Oepriarto,Tetangga Sebut Ada Suara Misterius Ini Muncul Dirumahnya

TRIBUNSUMSEL.COM --  Kasus terorisme yang terjadi pada Minggu (13/5/2018) lalu masih menyisakan memori kelam bagi masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak?

Sebanyak 3 gereja dan 1 markas polisi di Surabaya dibom dan 18 orang meninggal dunia.

Lebih mirisnya lagi, pelaku pengeboman adalah satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.

Dilansir dari Tribunnews, keluarga itu dikepalai oleh Dita Oepriyanto.

Dita bersama sang istri, Puji Kuswanti rela mengorbankan darah dagingnya sendiri dalam insiden tersebut.

Istimewa
Kobaran api diduga dari bom bunuh diri di depan GKI Jl Diponegoro, Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018)

Tak seperti teroris lain, Dita dan Puji memiliki rumah besar di kawasan elit Rungkut, Surabaya.

Mereka termasuk keluarga berada yang juga sering bertemu para tetangga.

Dita dan keluarganya juga bukan keluarga tertutup.

Namun ternyata, ada beberapa kejadian aneh dan berbeda dari keluarga teroris tersebut.

Dilansir dari Mata Najwa edisi 15 Mei 2018, tetangga Dita dan Puji yakni Ani dan Yuki Gunawan mengungkapkan kejadian itu kepada Najwa Shihab.

Menurut mereka, awalnya keluarga itu termasuk keluarga baik.

Namun keluarga Dita tidak bersedia memberikan identitas mereka.

 
Dita dan keluarga

"Ramah baik. Cuma ya dari segi itu kita tidak tahu. Kemarin itu ditanyai alamat selalu (bilang) ndak punya ndak punya. Pindah dari mana selalu mbulet," kata Ani.

Ani mengungkapkan akhir-akhir ini, keluarga itu cenderung menyendiri.

Yuki lalu menambahkan bahwa keluarga Dita sering berisik.

Di bagian belakang rumah, Yuki dan Ani sering mendengar suara aneh.

"Jadi di belakang itu kaya ada orang numbuk," kata Yuki.

Dug, dug. Kira-kira itulah suara yang mereka dengar saat malam hari.

 
Rumah teroris di Surabay

Setelah suara itu muncul, anak-anak Ani membalas suara itu dengan memukul dinding rumah mereka sendiri.

Setelah berhenti, suara dug itu kembali terdengar di bagian lain rumah tetangga yakni Pak Joko.

"Itu sudah lama. Sering," ujar Ani.

Ani juga menyebutkan selokan di depan rumah mereka tercemar.

"Dan gotnya pun tercemar," tutup Ani.

(*)


Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul 'Bi, Itu Ada Polisi, Kok Nggak Abi Tembak Saja?', 

Berita Terkini