TRIBUNSUMSEL.COM- Setelah kejadian Ketua BEM UI Zaadit Taqwa viral dengan kartu kuning, banyak netizen yang diduga dari Universitas Indonesia (UI) justru membicarakan jaket yang dikenakan Zaadit.
"Parah sih, yang bersangkutan (Zaadit) anak MIPA tapi berani make jakun (jaket kuning--RED) anak FIB." ujar akun @Aldio_Atsuaki.
Akun lain menambahkan, "Ya ampun sebagai alumni FIB kesel pas liat makaranya warna putih, karena pasti dari jurusan FIB, ternyata jakunnya minjem dan dia anak MIPA ternyata," ujar akun @PutriRosary.
Bahkan di pesan siar tersebut, ,dia menulis bakal menggalang donasi 'Jakun (jaket kuning--RED) Untuk Zaadit'.
Baca: Hotman Paris Kaya Raya & Suka Main Perempuan, Siapa Sangka Ia Pernah Nangis 2 Kali Gegara ini
Akun @tanri24 juga mencuit hal yang sama, "Saya respect nyali dan upayanya untuk kritik pemerintahan, tapi masa ketua BEM gak siap pakai jakun miliknya sendiri."
Baca: BREAKING NEWS: Kabar Gembira Bagi Fans Sriwijaya FC, Beto Akhirnya Resmi Jadi WNI
@zulfrial juga memberi kicauan, "Jakunnya minjem, coba cek jangan-jangan kartu mahasiswanya minjem juga."
"Parah sih, ybs anak MIPA tp beraninya make jakun anak FIB, SKS lg ckckck," kicau @Aldio_Atsuaki.
"@justb3n Jakun (Jaket Kuning), lambang setiap fakultas punya warna berbeda di makara dada sebelah kiri. Nah, ketua BEM ini kayaknya ga pake jakunnya," kicau @frau_Ike.
Baca: Kualitas Menyanyi Jodie Idol Dipertanyakan Netizen, Hingga Sebut Indonesian Idol Kontes Selebgram
Di Universitas Indonesia mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang seharusnya memiliki warna makara biru-hitam.
Baca: Mytha Sindir Bianca Jodie Harus Latihan Biar Gak Fals, Netizen Ungkap Jodie Hanya Modal Viral
Namun, saat melakukan konferensi pers dengan Kompas TV Zaadit menggunakan jaket almamater dengan makara putih.
Warna makara putih adalah identitas untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Alasan Zaadit Taqwa
Kejadian tersebut terjadi saat Jokowi usai memberikan pidato acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia dan dilanjutkan melakukan Peresmian Forum Kebangsaan UI di Balairung UI, Depok, Jumat (2/1/2018).
Pengacungan 'kartu kuning' dengan tangan kanan Zaadit, sebenarnya merupakan buku paduan suara Universitas Indonesia yang kebetulan berwarna kuning.
Baca: Hotman Paris Kaya Raya & Suka Main Perempuan, Siapa Sangka Ia Pernah Nangis 2 Kali Gegara ini
"Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasan lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam, makanya kita pakai buku itu, biar bisa masuk," tutur Zaadit.
Zaadit menjelaskan, pengacungan buku panduan berwarna kuning sebagai gambaran jika Presiden mendapatkan kartu kuning dengan maksud memberikan peringatan agar menyelesaikan permasalahan bangsa.
"Kita bawa tiga tuntutan, dan kita sudah sampaikan lewat aksi di stasiun (Universitas Indonesia)," tutur Zaadit.
Adapun tiga tuntutan tersebut, kata Zaadit, pertama terkait gizi buruk di Papua untuk segera diselesaikan oleh pemerintah karena lokasi kejadian luar biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, merupakan bagian dari Indonesia.
Baca: Astagfirullah, Puskesmas Beralasan Ambulan Tak Ada Kunci, Jenazah ini Terpaksa Digotong
"Kami ingin mau dipercepat penyelesaiannya karena sudah lama dan sudah banyak korban," ucapnya.
Kemudian, tuntutan kedua yang disuarakan Zaadit, terkait Plt atau penjabat gubernur yang berasal dari perwira tinggi TNI/Polri.
"Kita tidak pingin kalau misalnya kembali ke zaman orde baru, kita tidak pengen ada dwifungsi Polri, dimana Polisi aktif pegang jabatan gitu (gubernur) karena tidak sesuai dengan UU Pilkada dan UU Kepolisian," ujar Zaadit.
"Kita tidak pingin mahasiswa dalam bergerak atau berorganisasi dan berkretasi itu dikungkang, oleh peraturan yang kemudian dibatasi ruang gerak mahasiswa," papar Zaadit.
Aksi Zaadit tersebut terpaksa harus diamankan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan ditariknya ke luar ruangan Balairung, serta dibawa ke Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK).
"Tidak ada (kekerasan), cuman diminta keterangan saja, diminta identitasnya. Aksi ini dilakukan spontan, karena sebenarnya niatnya sudah ada tapi berubah-ubah rencana, menyesuaikan kondisi di dalam juga," ujar Zaadit.
TribunJakarta.com/Siti Nurjannah Wulandari