TRIBUNSUMSEL.COM -- Inilah kisah mengharukan gadis berusia lima tahun asal Tiongkok, Hana Yasutake bersama Ibunya.
Anak berusia 5 tahun lekat dengan dunia bermain.
Mereka selalu riang bermain di depan rumah atau berangkat ke Taman Kanak-kanak dengan bernyanyi bersama.
Pada usia ini juga orangtua akan memberikan asupann dan asuhan pendidikan paling terbaik.
Bisa jadi itulah yang dirasakan gadis satu ini.
Di usia sangat belia, Hana Yasutake sudah membantu ayahnya melakukan pekerjaan rumah.
Di usia dimana banyak anak seusianya masih belajar masak-masakan, Hana sudah bisa masak sungguhan untuk disajikan kepada sang ayah, Shingo.
Ayahnya bukannya kejam meminta anaknya memasak melainkan aktivitas yang kini sudah menjadi kebiasaan Hana ini adalah amanah dari ibunya.
Hana bisa memasak menjadi buah didikan ibunya, Chie, sebelum meninggal dunia.
Chie meinggal dunia karena pengidap kanker.
Seperti dilansir Tribunstyle.com dari Viral4Real, Jumat (1/12/2017), Chie sadar hidupnya tak akan lama lagi setelah kankernya kambuh di saat usia Hana memasuki 4 tahun.
Chie sadar hanya anaknya yang bisa menemani sisa usia suaminya.
Chie kemudian berinisiatif mengajari Hana mengerjakan pekerjaan rumah sedini mungkin.
Hana diajari memasak, menyuci sheingga dia bisa bertahan dengan sendirinya.
Chie tak ingin Hana merepotkan sang ayah di kemudian hari.
"Hana-chan, tahu bagaimana memasak itu penting dalam hidupmu."
"Saya akan mengajari mu cara memegang pisau dan melakukan pekerjaan rumah tangga."
"Pendidikan mu tidak lengkap tanpa mengetahui keterampilan bertahan hidup ini."
"Selama kamu sehat dan mandiri, kamu bisa bertahan di mana saja," kata Chie seperti ditulis dalam blognya.
Saat Hana berumur 4 tahun, Chie sudah mengajari putrinya memegang pisau.
Sejak itu Hana sudah belajar memasak.
"Sebagai hadiah ulang tahun, aku memberi celemek kepada Hana," tulis Chie.
"Apakah aku menderita kanker atau tidak, aku akan mati terlebih dahulu."
"Tidak mungkin sebaliknya."
"Inilah mengapa aku harus mati tanpa penyesalan," tulis Chie.
"Saya ingin membuat anak perempuan ku bisa melakukan sebanyak yang dia bisa sendiri," kata entri lain dari blog Chie.
"Saya hanya ingin membantunya sehingga suatu hari nanti, saat dia menjadi mandiri, dia bisa menjaga dirinya sendiri."
Pada tahun 2008, Chie meninggal dunia saat Hana berusia 5 tahun dan suaminya.
Mengetahui ibunya tela meninggal dan merasa 'diawasi dari Surga', Hana tak bermalas-malasan atau malah bermanja-manjaan di rumah.
Dia mengingat segala sesuatu yang diajarkan ibunya kepadanya.
Hana kemudian menulis surat berjudul 'Kepada Mama' untuk mendiang ibu sekaligus guru pertamanya.
"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada mu, Ibu."
"Aku bisa membuat keseluruhan bento sekarang."
"Bukankah kamu terkejut jika aku tidak menangis lagi."
"Saya telah melakukan yang terbaik untukmu."
Kendati harus mengerjakan pekerjaan rumah, Hana masih ceria layaknya anak seusianya.
Hana masih suka bermain dengan binatang peliharaannya, belajar piano, dan berlajar di TK.
Begitu pulang ke rumah, Hana baru menyuci pakaian, membersihkan rumah, hingga memasak makan malam untuk ayahnya.
Ayahnya Shingo kemudian menulis kisah hidup anak dan istrinya dalam sebuah buku berjudul "Hana-chan No Miso Shiru".
Kisah Hana dan Ibunya juga diabadikan dalam sebuah film dengan judul yang sama.
Terima kasih, Ibu!
(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)