Tak Disangka Panbers Memulai Karir Musiknya di Kota Pempek, Karyanya Tak Lekang Oleh Waktu

Editor: Hartati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panbers alias Panjaitan bersaudara

Diilhami oleh kelompok Koeswoyo Bersaudara yang dikenal sebagai perintis pada tahun 1960-an, kemudian kemunculan Panbers pada awal tahun 1970 yang secara cepat diikuti oleh sekian puluh kelompok pemusik yang meramaikan dunia musik Indonesia hingga saat ini.

Setelah album pertama meledak, nama Panbers kian berkibar di seantero Indonesia.

Mereka berhasil mensejajarkan diri dengan Koes Plus dan kemudian menjadi salah satu penguasa di blantika pop Indonesia. 

Sukses released album piringan hitam vol I mereka dengan judul “Kami Cinta Perdamaian” yang bersejarah itu menguatkan visi mereka bahwa dunia musik Indonesia menunggu insan-insan muda yang kreatif dengan ide orisinil mempersembahkan karya-karyanya. 

Sejak periode ini telah muncul suatu keadaan di mana dunia musik Indonesia dipenuhi dengan lagu-lagu ciptaan sendiri.

Panbers menjadi unikum yang langka di dunia musik Indonesia masa itu, karena merupakan satu-satunya grup band yang semua personelnya orang Batak dan semuanya kakak-beradik. 

Meski dengan warna Bataknya yang demikian kental, Panbers dapat diterima dan menjadi idola kaum muda di semua pelosok negeri ini mampu menerobos sekat-sekat kesukuan dan kelas sosial.

Panbers tidak hanya rekaman di Dimita. Tahun 1974, PT Remaco akhirnya menggaet Panbers untuk merekam lagu-lagunya. 

Di sini, mereka membuat lagu-lagu Natal dan beberapa album pop lainnya. Tahun 1977, Panbers hijrah rekaman ke PT. Irama Tara.

Pada tahun 1981 Panbers digaet oleh PT U.R Record dan seterusnya ke beberapa perusahaan label studio rekaman lainnya yang telah menunggu kesempatan untuk bekerja sama dengan mereka.

2. Panbers Perintis Rekaman Lagu Pop Batak

Dalam album vol I dengan berani mereka selipkan satu lagu Batak berjudul “Masihol Ahu” merupakan suatu gebrakan baru karena Rekaman Batak belum ada waktu itu. 

Ternyata sambutan orang Medan terhadap lagu Batak itu luar biasa.

Terbukti saat mereka bermain di Stadion Teladan Medan, dinding stadion sampai jebol oleh luapan penonton. 

Saat itu selebaran show mereka disebar pakai helikopter dan hal itu membuat mereka bangga sebagai Orang Batak, meskipun tak pernah tinggal di Medan.

Halaman
1234

Berita Terkini