TRIBUNSUMSEL.COM-Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali mengalami peningkatan status pada Jumat (22/9/2017) malam.
Sebagaimana diketahui, gunung berapi yang masih aktif tersebut memperlihatkan gejala peningkatan aktivitas dalam perut.
Akibatnya, status Gunung Agung yang sebelumnya 'siaga' berubah menjadi 'awas' atau berada di level tertinggi bahaya.
"Dengan ini kami sampaikan bahwa kita meningkatkan statusnya dari siaga menjadi awas ya level 4," ucapnya saat ditemui Tribun Bali di Pos Pengamatan Gunung Agung, Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Jumat (22/9/2017).
Dua hari berselang, beberapa fenomena alam pun tampak.
Hal tersebut berdasarkan pengamatan pihak-pihak yang berwenang termasuk Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Lebih lanjut, berikut ulasannya:
1. Muncul asap sulfatara tipis
Dijelaskan Kabid Mitigasi Gunungapi PVMBG, I Gede Suantika, kepulan asap sulfatara menyembul dari Gunung Agung pada Minggu (24/9/2017) pagi.
Meski begitu, dijelaskannya, asap yang menyembur tersebut intensitasnya ringan.
"Jadi kondisi terakhir pukul 06.00 Wita secara visual terlihat ada kepulan asap tipis mencapai ketinggian 200 meter dari puncak Gunung Agung. Kepulan asap itu dilaporkan juga dari Rendang dan dari utara ada laporan," jelasnya ditemui Tribun Bali di Pos Pengamatan PVMBG, Rendang.
Lebih lanjut, asap ini pun sudah pernah muncul sebelumnya saat Gunung Agung masih berstatus normal ke waspada.
2. Intensitas gempa tak menentu
Di sisi lain, I Gede Suantika menyatakan aktivitas kegempaan di kawasan Gunung Agung sudah mengalami perlambatan.
"Tapi gempa vulkanik dangkal mulai meningkat perlahan. Artinya sumber tekanan seandainya terjadi letusan akan semakin dangkal," jelasnya seperti diberitakan Tribun Bali.
Suantika pun mengatakan, gempa yang terjadi pada Minggu dini hari termasuk berkekuatan kecil.
"Itu masih tiga koma sekian. Kalau 3,3 sampai 3,5 skala richter itu masih berada di seputaran Gunung Agung aja," ujar Suandika.
Nikahsirri.com Berawal dari Partai Ponsel dan Sempat Ramai Peminat, Kini. . .
3. 14 hari siaga darurat
Berkaitan dengan fenomena tersebut, Suantika menyatakan kemungkinan Gunung Agung statusnya menurun bisa saja terjadi.
"Kemungkinan selalu ada, kita lihat kegempaannya dulu dan ke gunungnya juga. Kriteria turun status itu, kegempaannya sudah tidak ada dan turun," terangnya.
Meski begitu, Kepala BNPB Willem Rampangile dalam keterangannya, Sabtu (23/9/2017) menyatakan Kabupaten Karangasem Siaga Darurat selama 14 hari kedepan.
"Jadi siaga darurat sudah kita tetapkan selama 14 hari terhitung dari tiga hari yang lalu. Atau mulai hari Rabu tanggal 20 september kemarin. Tapi itu masih bisa diperpanjang," ungkap Willem seperti diberitakan Tribun Bali.
Meski begitu, dijelaskan Willem, hal ini pun tak tetap mengingat aktivitas gunung berapi selalu tak terduga.
"Tetapi kita menyiapkan skenario apabila hal itu terjadi selama satu bulan. Siaga daruratnya kita tetapkan 14 hari tapi kita buatkan skenario apabila terjadi erupsi selama satu bulan. Nanti sambil kita lihat perkembangannya," terangnya. (Tribunwow.com/Dhika Intan)