Gamdi mengaku menemukan batu keras hitam kelabu itu di bagian selatan lembah Wadi Jarb.
Daerah tersebut dulu dikenal sebagai Green Wadi, yakni tempat Abrahah dan tentara gajah itu tinggal selama jangka waktu tertentu sebelum menuju Makkah.
"Setahun setelah saya menemukan batu, saya meminta seorang teman Mesir yang kerabat bekerja di bidang arkeologi"
"Mereka menghubungi saya dan meminta saya untuk mengirim mereka gambar dari batu itu," kata Gamdi. Diperkirakan oleh para ahli, batu tersebut berumur 1.442 tahun.
Sementara berita penemuan batu bernilai historis tinggi itu dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Saudi.
Gamdi mengungkapkan setahun kemudian batu tersebut ditawar USD 4 juta atau sekitar Rp 46miliar ($1 = Rp 11.627) oleh seorang kolektor benda antik, namun ditolaknya.
Baca juga:
Gadis Hina Malaikat Maut, Apa yang Terjadi Setelahnya Sungguh Mengejutkan
Bayi Umur 2 Tahun Sering Diberi Makan Ini,Tiba-tiba Badan Kejang-kejang Lalu Terjadi Hal Mengerikan
Seram ! Dua Pegawai Kena Hukum Kantornya Minum Air Toilet,Penyebabnya Cuma Karena Hal Ini !
Bahkan dinas pariwisata Saudi memintanya untuk menyerahkan batu itu pun ditolaknya.
"Setelah serangkaian pesan dan panggilan telepon, mereka mengatakan mereka akan membeli batu untuk USD 4 juta tetapi saya menolak untuk menjualnya"
"Beberapa saat kemudian, departemen pariwisata di Al Baha (Saudi Arabia bagian selatan) meminta saya untuk menyerahkan batu lebih lagi tetapi aku tetap menolak," katanya saat itu.
Kisah Abrahah bermula akibat dengki dan iri hati. Dia tidak mengakui jika Ka'bah lebih ramai dikunjungi daripada tempatnya, Yaman yang terdapat bangunan gereja besar.
Dia kemudian berinisiatif memindahkan Arab ke Yaman.
Abrahah dengan pongah mengklaim sanggup menghancurkan Kabah dengan mudah.
Namun akhirnya tentara gajah miliknya justru porak-poranda akibat serangan burung ababil yang menghujani batu.
Itu yang menyebabkan kekalahan dan kehancuran mereka sebelum mereka berhasil merobohkan Ka'bah di Makkah.