Ramadan 1438 Hijriah

Kisah Pesantren Berusia 85 Tahun yang Dirusak Warga, Saat Ramadan Datang ini yang Terjadi

Penulis: Agung Dwipayana
Editor: M. Syah Beni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana

TRIBUNSUMSEL.COM, OGAN ILIR - Menjaga wasiat ulama desa, KH. Muhammad Ali, warga Desa Tanjung Atap Barat, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir melaksanakan salat Tarawih di bekas bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Tanjung Atap.

Menurut cucu KH. Muhammad Ali, Hubbillah, salat Tarawih ini sama sekali tidak berbeda dengan salat Tarawih pada umumnya.

Hanya saja, pemilihan lokasi salat untuk "menghidupkan" bangunan Ponpes Nurul Yaqin yang dirusak massa, enam tahun silam.

"Sejak dulu, zaman kakek kami KH. Muhammad Ali, lalu zaman ayah kami Muhammad Rosyad Ali, mereka tidak pernah absen menggelar salat Tarawih setiap Ramadan," ujar Hubbillah kepada TribunSumsel.com, Kamis (1/6/2017) malam.

Suasana pesantren ()

Dijelaskan secara singkat oleh putra kesepuluh Kyai Rosyad ini, sejarah Ponpes Nurul Yaqin yang didirikan pada tahun 1932, berawal ketika kakeknya, KH. Muhammad Ali kembali ke kampung halaman Desa Tanjung Atap setelah menimba ilmu di kota Makkah, Arab Saudi pada tahun 1932.

Di tahun yang sama, KH. Muhammad Ali mendirikan Ponpes Nurul Yaqin.

Beliau memiliki putra bernama Kiai Rosyad Ali yang diamanahkan mengasuh Ponpes Nurul Yaqin setelah KH. Muhammad Ali wafat pada tahun 1965.

31 tahun mengasuh Ponpes Nurul Yaqin, Kiai Rosyad Ali wafat pada tahun 1996.

Pascawafat, tampuk kepemimpinan Ponpes diserahkan pada putra-putra beliau, salah satunya Hubbillah.

15 tahun pascawafat Kiai Rosyad Ali wafat atau tepatnya pada tahun 2011, keluarga Kiai Rosyad mendapat ujian dari Allah SWT dengan tuduhan kasus pembunuhan yang dialamatkan kepada salah satu putra Kiai Rosyad.

Saat itu, lanjut Hubbillah, tuduhan tersebut tidak terbukti.

Hal itu membuat masyarakat Desa Tanjung Atap marah dan merusak bangunan Ponpes yang ketika itu berusia 80 tahun.

"Ketika kedua ulama tersebut telah tiada, bangunan Ponpes juga rusak dan kegiatan belajar-mengajar terhenti, maka saya sebagai putra yang diberi amanah oleh orang tua kami, bertekad melanjutkan dakwah dan memakmurkan Ponpes ini, seperti menggelar salat Tarawih berjamaah," jelas Hubbillah yang juga pengasuh Ponpes Nurul Yaqin.

Menurut Hubbillah, Ponpes Nurul Yaqin akan dibuka pada tahun ini sejak kegiatannya terhenti sejak 6 tahun silam.

Halaman
12

Berita Terkini