Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Ardhi Sanjaya
TRIBUNSUMSEL.COM -- Siswa di sekolah ini diperbolehkan untuk memiliki rambut panjang.
Itu terlihat dari sebuah posting foto seorang akun Facebook.
Pria berambut panjang ini memposting foto bersama mengenakan seragam putih abu.
Yulius Tomy Wijaya memposting foto dengan banyak lelaki lain yang menganak seragam SMA,
Mereka berbaris membentuk setengah lingkaran.
Semua lelaki yang duduk dan berdiri pada foto itu berambut gondrong.
Bukan sekolah yang menjamin kamu jadi orang sukses.
Bukan juga sekolah yang bikin anak anak jadi alim.
Sekolah ini ga menjamin kamu masuk PTN.
TAPI INI SMA KOLESE DE BRITTO
Sekolah yang tidak pernah menjamin, namun tetap terjadi.
Sekolah dimana nama-nama besar dan para perintis di bidangnya masing masing banyak mengenyam pendidikan.
Sekolah tempat Kebhinekaan diterapkan sampai ke akar rumput.
Sekolah yang membuat dunia semakin kecil karena siswa dari sabang sampai merauke berkumpul di sebidang tanah kecil di JL. Laksda Adisucipto no 161.
Sekolah dimana para manuk belajar terbang dan para macan yang terlelap belajar mengaum.
Karna semua yang kami lakukan adalah BAGI TUHAN DAN BANGSAKU
YOK DAFTAR
Pendaftaran mulai tanggal 8 Oktober 2016 – 19 November 2016.
Calon siswa yang dapat mendaftar jalur reguler adalah siswa SMP yang berminat bersekolah di SMA Kolese De Britto dan bersedia mengikuti proses seleksi.
Bersedia mengikuti seleksi sesuai prosedur dan alur Penerimaan Siswa Baru dan ketentuan yang ditetapkan oleh SMA Kolese De Britto.
Prosedur dan Alur Penerimaan Siswa Baru Jalur Reguler
Seperti itu keterangan yang ditulis oleh akun Facebook Yulius Tomy Wijaya.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Kolese De Britto adalah Sekolah Menengah Atas Katolik yang diasuh oleh Serikat Jesuit yang terletak di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Dibangun di atas tanah seluas 32.450 m2.
SMA ini termasuk salah satu SMA favorit di Yogyakarta dan terkenal karena prestasi di bidang akademis dan intelektual, olahraga, dan bidang non-akademis lainnya.
Nama 'de Britto' sendiri didapat dari nama seorang Santo dan misionaris Portugal pada abad ke-17 yang berkarya di India, Johanes de Britto.
Ada banyak fasilitas yang terdapat di sekolah ini.
Pun dengan ekstrakulinernya.
Sementara itu untuk biaya sekolah bervariasi tergantung kemampuan keuangan orang tua siswa dan hasil wawancara pada saat penerimaan siswa.
Sistem subsidi silang berlaku di sini, di mana orang-orang mampu membayar lebih, untuk membantu menutupi kekurangan biaya operasional dari siswa-siswa yang kurang mampu.
De Britto juga menyediakan beasiswa bagi siswa - siswa berprestasi baik dan kurang mampu.