Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Retno Wirawijaya
TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA - Fenomena alam Gerhana Matahari Total (Total) yang terjadi di Kota Palembang dan sekitarnya, Rabu 9 Maret 2016, disambut antusias masyarakat untuk menyaksikan momen langka tersebut.
Misalnya, di Kabupaten Ogan Komering Ulu, khususnya di Baturaja. Antusias selepas waktu subuh, terlihat persis ketika umat muslim hendak melaksanakan salat hari raya.
Suasan tersebut terpantau di banyak lokasi terutama masjid dan sekolah yang menjadi tempat untuk masyarakat muslim salat sunat gerhana matahari. Diantaranya di Masjid Islamic Centre Baturaja jalan lintas Sumatera, Masjid Assolihin di Pasar Atas dan Masjid Nurul Falah Sukajadi.
Ribuan umat muslim mulai meninggalkan rumah sejak pukul 06.00 WIB menuju masjid salat gerhana matahari. Bahkan, di Masjid Islamic Centre Baturaja, saking padatnya jamaah, parkir kendaraan pun meluber hingga ke jalan poros lintas Sumatera. Di masjid ini, Bupati OKU Drs Kuryana Aziz bersama para pejabatnya bersama ribuan jemaah mengikuti salat gerhana matahari.
Lain lagi, di masjid-masjid masyarakat umum kaum muslim yang beribadah sunat tersebut, di Sekolah Dasar (SD) Negeri 18 OKU guru dan ratusan muridnya juga tak ketinggalan melaksanakan ibadah yang sama. Halaman sekolah dijadikan tempat untuk guru dan murid melaksanakan salat sunat dua rakaat disambung khotbah dengan imam dan khotib ustadz Taufik yang juga alumni SD setempat.
Kepala Sekolah SD Negeri 18 OKU, Netty Yulia SPd, menjelaskan, pihaknya memang sudah merencanakan salat gerhana matahari total karena untuk mendekatkan diri dan mengingat kebesaran Allah SWT dengan terjadinya fenomena alam langka tahun ini.
"Kita ingin mengajak siswa bahwa gerhana matahari total bukan hanya untuk dinikmati semata karena kelangkaannya. Tapi juga dengan peristiwa itu kita harus mengingat dan bersyukur terhadap Allah yang telah menciptakannya," ujar Netty.
Sisi lain, tambah dia, diajaknya siswa bersama guru untuk beribadah solat sunat, juga setelahnya agar siswa tidak takut untuk melihat gerhana karena mitos dampak bisa merusak mata. Sebab kata dia, dewasa ini banyak cara yang bisa dilakukan untuk melihat gerhana matahari tak langsung ke objeknya.
"Apalagi gerhana matahari total terjadi puluhan hingga ratusan tahun di wilayah kita. Kapan lagi kita mau mengajak siswa untuk bersama salat gerhana dan menyaksikannya di sekolah sendiri bersama para guru meski hari ini hari libur nasional bertepatan hari Nyepi umat Hindu. Puluhan tahun lagi kan bila terjadi gerhana total kita-kita semua di sini tidak bersama lagi," imbuhnya.
Sayangnya, di wilayah Sukajadi dan sekitarnya, proses terjadinya gerhana matahari total tidak sempurna bisa dilihat. Ratusan siswa yang tadinya sudah menyiapkan baskom berisi air sebagai media melihat pantulan gerhana tampak kecewa. Sebab, di daerah ini posisi matahari tidak terlihat seperti di lokasi lain. Langit hanya terlihat kehitaman seperti mendung.
"Mendungnye saje, mane gerhananye," celetuk seorang siswa dengan logat bahasa daerah Baturaja. Dia dan teman-temannya yang lain awalnya masih tetap menunggu berharap matahari terlihat. Namun kemudian mereka pun memilih pulang serempak setelah langit di atas mereka tetap gelap saja tidak juga terlihat matahari di pandangan.(rws)