TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Suporter Sriwijaya FC yang datang ke Stadion Gelora Bung Karno Jakarta untuk menonton final Piala Presiden 2015 antara SFC Vs Persib, , Minggu (18/10/2015), tidak hanya datang untuk menonton saja. Namun beberapa diantara mereka melakukan aksi damai melawan asap.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Salam Dari Asap Sumsel, Kami Jugo Indonesia" #SaveSumatera #SaveKalimantan.
Sedangkan kedua tim, baik Sriwijaya FC maupun Persib Bandung menyampaikan rasa optimisnya jelang partai final Piala Presiden yang akan dimainkan di stadion Gelora Bung Karno, Minggu (18/10) malam. Meski dalam posisi yang tidak diunggulkan, namun skuad laskar wong kito optimis mampu Tibo dkk akan mampu menyempurnakan koleksi gelar juara yang sudah diraih selama ini.
“Sewaktu sehabis semifinal, saya menyempatkan diri ke sekretariat SFC dan begitu saya cek, rasanya semua gelar juara pernah diraih. Kini saatnya kami menyempurnakannya dengan trophy Piala Presiden, apalagi turnamen ini sangat bergengsi. Di tengah vakumnya sepakbola nasional, masyarakat, suporter, manajemen klub, pemain hingga pelatih merasakan dampak yang luar biasa, kami bertekad menjadi yang pertama menjuarainya,” tegas manajer SFC, Robert Heri saat sesi jumpa pers bersama Mahaka Sports and Entertainment, Sabtu (17/10) siang.
Menurutnya, motivasi yang tinggi merupakan modal utama SFC untuk meraih gelar juara sekaligus merebut hadiah sebesar 3 Miliar yang disediakan oleh penyelenggara.
“Dari sisi teknik, strategi pelatih maupun materi pemain rasanya semua berimbang. Namun saya melihat semangat serta SFC akan menjadi pembeda, karena semua tahu kami terkesan dilecehkan dan pemain SFC dicap sudah habis,” jelasnya.
Sementara itu, pelatih Beny Dollo mengaku seluruh pemainnya kini sudah bersiap menyongsong partai final dengan semangat tinggi.
"Tekanan itu pasti ada bagi pemain pelatih dan ofisial, karena di partai puncak biasanya pertaruhan mental dan emosional yang lebih bermain, kalau tidak ada beban rasanya tidak mungkin, tapi saya yakin kami tidak mendapatkan hal itu," kata Bendol seusai menggelar latihan di stadion GBK, Sabtu (17/10/2015) pagi.
Namun dirinya sudah punya trik agar beban tersebut lepas dan pemainnya mampu bermain tanpa beban nantinya. "Saya memberi motivasi agar pemain dapat membuat sejarah dalam sepak bola dan dalam kehidupan mereka. Itu sangat penting sekali. Saya ingin memenangi pertandingan dengan cara bertandingan selama 90 menit," ulasnya.
Selain itu, ia juga mengaku tak mengkhawatirkan individu per individu di kubu lawan. Ia lebih menyoroti tim Persib secara keseluruhan yang dinilainya memiliki kualitas merata. "Tidak ada yang kami takuti. Mereka memiliki strategi dan kami juga punya strategi," tegasnya.
Namun catatan khusus diberikannya untuk Firman Utina yang merupakan anak asuhnya dahulu. “Saya rasa dia merupakan pemain terbaik di Indonesia saat ini, pengalamannya akan sangat berpengaruh. Tapi bagi saya, kolektivitas Persib yang harus lebih kami waspadai nantinya, mereka berbahaya jika diberikan kesempatan untuk mengembangkan permainan,” tambahnya.
Sementara itu, gelandang serang Persib, Firman Utina menjelaskan dirinya banyak menaruh respek kepada mantan timnya yang juga sempat ia bawa juara Indonesia Super League (ISL) musim 2012 itu. Bahkan pemain asal Ambon ini laga Final Piala Presiden sebagai big match karena mempertemukan tim besar yang menjuarai ISL musim lalu dan kesebelasan yang juga sudah banyak menyabet gelar jawara.
“Ini juga bakal jadi final yang bagus dan enak ditonton karena Sriwijaya salah satu tim dengan gelar juara yang banyak dan saya sangat respek dengan tim itu,” ujarnya.
Kekuatan kedua tim mempunyai tipikal permainan dengan gaya offensive. Firman berpikir bila kedua kubu memiliki kekuatan berimbang.
“Kekuatan sekarang berimbang, tapi penampilan Sriwijaya FC sekarang strateginya sangat baik dan perfect dan itu yang harus diantisipasi,” ulasnya.