Citizen Journalism

STRATEGI MENINGKATKAN USER MENGUNJUNGI PERPUSTAKAAN

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNSUMSEL.COM - Dewasa ini, seperti yang kita ketahui saat ini. Minimnya minat baca bagi user/pengguna sudah meraja lela dilingkungan kita sehari-hari. Seolah-olah itu sudah menjadi penyakit yang mendarah daging ditubuh dan susah untuk dihilangkan. Seperti, misalnya disekolah baik SD, SMP, SMA, hingga kePerguruan Tinggi pun belum adanya kesadaran untuk membaca.

Padahal jika kita fikirkan, tentu disekolah ataupun diperguruan tinggi itu ada suatu lembaga perpustakaannya, yang dikhususkan untuk siswa-siswi ataupun mahasiswa-mahasiswi itu sendiri. Namun faktanya perpustakaan itu seperti halnya gudang yang selalu diisi tapi tak pernah dikunjungi. Sempat terfikir dibenak saya, apa yang membuat perpustakaan itu seperti sebuah gudang yang tak berguna ? apakah begitu membosankan untuk pengunjung diperpustakaan ? atau perpustakaan itu suatu hal yang dicap sebagai keseriusan, kebisuan, kuper alias tidak gaul ?

Disini saya akan sedikit berbagi pengetahuan tentang strategi meningkatkan minat baca user/pengguna diperpustakaan. Perlu kita ketahui, kendala apa yang membuat user/pengguna itu malas masuk kedalam perpustakaan ?

Mungkin karena pustakawannya yang kurang ramah atau tidak begitu akrab dengan pengunjung, karena suatu senyuman yang tulus dari hati itu akan membuat orang merasa dihargai, disegani, dan disanjungi. Oleh sebab itu seorang pustakawan harus bisa melayani pengguna dengan sebaik-baik mungkin, sehalus mungkin, agar pengguna dapat merasakan kepuasan dalam hal pelayanan.

Selain itu pustakawan harus memberikan suasana ruangan yang berbeda, pustakawan bisa mendesain ruangan secantik mungkun dan seindah mungkin, bisa juga mendesain ruangan sesuai dengan hari-hari besar, seperti hari Kemerdekaan yang selalu dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan berbagai cara mereka melakukan segala permainan yang khas untuk merayakannya. Agar user juga ikut merasakan merayakan hari kemerdekaan itu didalam perpustakaan, seorang pustakawan mungkin bisa mendesain ruangan tersebut dengan warna yang sesuai dengan hari tersebut, mendengarkan Instrumen lagu-lagu dengan tema hari besar tersebut.

Agar user betah berada didalam ruangan tersebut. Kemudian bisa memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh user seperti, koleksi buku itu sendiri, baik tercetak maupun non cetak. Pemustaka juga bisa menyiapkan suatu ruangan yang bisa digunakan untuk Nobar (nonton bareng) tapi dalam arti film yang diputar itu tidak menyimpang dari perpustakaan atau pun lingkungan itu sendiri yang bersifat positif atau membangun. Kemudian tempat untuk mengapresiasikan seni budaya, dan cerita untuk anak-anak (storytelling). Itu juga salah satu cara untuk menumbuhkan rasa karinduan untuk user/pengguna ingin kembali diperpustakaan.

Agar perpustakaan semakin dekat dan disayang oleh para pemustakanya sudah saatnya pemustaka peduli akan kebutuhan emosi para pemustaka seperti, Perhatian. Beberapa hal untuk membina kedekatan dengan pemustaka yaitu :

  1. Senyuman yang tulus dari hati dan sapaan yang ramah kepada user
  2. Kejutan manis untuk pemustaka, kejutan ini diberikan sebagai bentuk perhatian perpustakaan terhadap pemustaka, seperti :
    • Pembagian coklat diperpustakaan bagi peminjam buku dihari valentine.
    • Pemutihan denda buku bagi peminjam bagi peminjam yang mengembalikan bukunya bertepatan dengan hari kunjungan perpustakaan.
    • Pembagian permen bagi peminjaman koleksi.
  3. Penghargaan untuk pemustaka yang diberikan pada saat-saat khusus misalnya bersamaan dengan acara hari kunjung perpustakaan. Penghargaan tersebut bisa berupa piagam atau sertifikat yang dibungkus dengan rapi. Atau piala yang tidak terlalu besar tapi cukup membanggakan,penghargaan itu diberikan kepada user, seperti :
    • Siapa yang paling banyak meminjam buku.
    • Tidak pernah kena denda selama meminjam koleksi diperpustakaan.
    • Sran dan kritik terbaik.
    • Pemberi usulan koleksi terbanyak.
  4. Hari kaos oblong, beberapa perpustakaan perguruan tinggi memiliki peraturan yang ketat bagi pengunjungnya. Misalnya, pengunjung harus bersepatu, memakai baju atau kaos berkerah. Mengapa tidak dicoba untuk melakukan sesuatu yang memanjakan pemustaka dengan membuat hari-hari khusus,seperti :
    • Berkaos Oblong setiap week end
    • Hari memakai jeans
    • Bebas bersandal jepit dihari sabtu, misalnya
    • Ladies Day setiap hari rabu.

Percaya deh pemustaka kita bakal merasa nyaman dan kerasan diperpustakaan. Dengan berkaos oblong atau bersandal jepit mereka bakal merasa seperti berada dirumah sendiri. Kalau sudah seperti itu, gak bakalan dehhhh perpustakaan kita sepi akan pengunjung.!

Penulis : Koyim Zannah

Berita Terkini