Pembunuhan Kacab Bank di Jaktim
Analisa Susno Duadji Soal Dalang Kematian Ilham Pradipta Kepala Cabang Bank BUMN, Bukan Karena Utang
Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta kepala cabang Bank BUMN turut disorot mantan ka
TRIBUNSUMSEL.COM -- Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta kepala cabang Bank BUMN turut disorot mantan kabareskrim Susno Duadji.
Jenderal purnawirawan Polri memberikan analisa terkait motif dan dalang pembunuhan sang kepala cabang bank BUMN tersebut.
Melansir dari Tribunnewsbogor.com, Minggu (24/8/2025) Susno menyebut ada lima hal yang harus didalami penyidik kepolisian.
"Masalah motifnya apa. Karena kalau motif utang ke bank, tidak pernah, jarang sekali terjadi, utang di bank kepala banknya dibunuh. Kenapa? utang di bank dengan membunuh kepala bank, utangnya tidak habis, tetap tercatat," ungkap Susno Duadji.
Lalu Susno juga menyebut bahwa kematian Ilham didalangi oleh seseorang yang masih buron.
"Eksekutornya juga belum tertangkap. Apakah eksekutornya para penculik ini? Ketiga, siapa dalang di balik ini semua, dalang di balik motif ini. Saya yakin ini akan terungkap," ujar Susno.

Selain itu, Susno meyakini ada sosok orang dekat dari korban yang selama ini jadi mata-mata pelaku.
Atau bisa saja orang dekat korban itulah yang jadi dalang di balik pembunuhan.
"Keempat, siapa yang sebagai spion pelaku? kok bisa tahu korban pada saat itu keluar dari kantor, berada di (supermarket). Kemudian bisa dibuntuti. Ini pasti yang sudah ada membuntuti dan memantau keberadaan korban," imbuh Susno.
"Kelima, demikian cepatnya salah satu pelaku langsung bisa terbang ke NTT, itu siapa yang membelikan tiket? apakah iya motivasinya debt collector? kan yang korban ini bukan orang yang berutang," sambungnya.
Lebih lanjut, Susno mengungkap pendapatnya soal isu kematian Ilham karena adanya dugaan penggelapan kredit bank.
Menurut Susno, isu tersebut sangat tidak mungkin dilakukan oleh korban.
"(Dugaan motif karena adanya penggelapan kredit fiktif?) bagaimana mau gitu karena kan tidak bisa hilang, semuanya kan catatan elektronik, jadi tidak bisa dihilangkan. Kecuali kalau korban memainkan duit negara, tapi bukan caranya dengan menculik kayak gitu, itu tidak mungkin," kata Susno.
Pun dengan isu korban punya utang sehingga diculik debt collector.
Diungkap Susno, ia meyakini pembunuhan terhadap Ilham bukan karena utang piutang.
"Apakah yang punya utang adalah korban? Kalau yang punya utang orang lain kepada bank, kan tidak bisa menghapus utangnya dengan membunuh korban, itu kan bodoh sekali," akui Susno.
Perihal sosok dalang pembunuhan Ilham, Susno mengungkap analisanya.
Ia menyebut keempat penculik yang sudah ditangkap itu kemungkinan besar bukanlah otak pembunuhan Ilham.
Hal tersebut berkaitan dengan motif.
"Para penculik ini saya yakin, kecil sekali kemungkinan, bukan mereka dalangnya. Pasti ada dalangnya. Motivasinya apa sih? ini yang harus diungkap, jangan dibelokkan ke utang piutang, kecil kalau utang piutang," kata Susno.
Lalu apakah kematian Ilham ada kaitannya dengan dugaan korban terlibat jaringan khusus, Susno tidak meyakininya.
"Jaringan khusus jaringan apa? yang harus diselidiki ungkap dulu motivasinya apa. Kecuali kalau korban punya jaringan kejahatan, tapi tidak mungkin, kalau dia punya jaringan kejahatan, tidak mungkin dia dapat posisi bagus di bank pemerintah. Jelas ini ada motif tertentu, yang mengakibatkan orang itu sakit sehingga dia harus dihilangkan nyawanya," ungkap Susno.
Alih-alih isu yang beredar, Susno lebih yakni pembunuhan terhadap Ilham adalah karena adanya dendam atau sakit hati orang lain.
"Ada orang yang diculik, dibunuh, penyebabnya karena dendam pribadi, persaingan, sakit hati, ada juga masalah utang piutang bukan pada negara," imbuh Susno.
Sosok Bos Dalang Penculikan dan Pembunuhan Ilham
Fakta mengenai para pelaku penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), mulai terungkap.
Sebelumnya, polisi berhasil menangkap empat pelaku, yakni AT, RS, RAH, dan RW pada Kamis (21/8/2025).
Keempat pelaku tersebut diduga melakukan penculikan terhadap korban Ilham atas perintah bosnya.
Baca juga: Kata Polisi Soal Eksekutor Pembunuhan Kacab Bank BUMN yang Tewas Mata Terlilit Lakban, Diburu
Sedangkan RW ditangkap di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat diduga hendak melarikan diri.
Ketua RT 05/RW 09 Johar Baru, Sella (43), menyebut keempat pelaku sehari-hari bekerja sebagai debt collector.
Sella menuturkan, para pelaku menempati rumah bercat merah jambu tersebut atas perintah seorang bos yang berada di Surabaya.
Informasi itu ia ketahui dari laporan penghuni lain bernama Berto saat pertama kali menempati rumah itu.
“Tanggal 20 Juni 2025 itu lapor ke rumah saya. Katanya disuruh bos yang di Surabaya. Bosnya rumahnya banyak. Jadi dia yang menempati,” jelasnya, dilansir dari Kompas.com
Namun, suami Stella sekaligus Ketua RW 09 Johar Baru, Rizal mengaku mendapat penjelasan berbeda.
“Kalau izin waktu ke saya itu bilangnya disuruh temannya, bukan bos. Temannya ada di Surabaya,” ujarnya.
Rizal mengungkapkan, rumah yang ditempati para pelaku merupakan rumah sengketa.
Keempat pelaku sudah tinggal selama dua bulan di Jalan Johar Baru III No. 42 tersebut.
“Dua bulan. Jadi statusnya bukan mengontrak. Ini rumah sengketa. Tapi saya enggak tahu sengketa sama siapa. Selama dua bulan itu enggak ada yang klaim,” kata Rizal.
Menurutnya, tidak pernah terlihat aktivitas mencurigakan dari rumah tersebut.
“Enggak pernah ada keributan. Saling tegur sapa juga,” tambah Rizal.
Sella, yang juga istri Rizal, membenarkan rumah itu bermasalah karena sebelumnya pernah ada spanduk sengketa terpasang di sana.
"Sebelumnya kosong hampir setahun. Dulunya warga saya tinggal di situ, asli Jakarta. Tiba-tiba pamit pindah. Pas spanduknya dicabut, pelaku masuk ke situ,” ujar Sella.
Keberadaan istri pelaku
Setelah penggerebekan, Sella baru mengetahui bahwa salah satu pelaku, AT, tinggal bersama istri berinisial M serta bayi berusia dua bulan.
Awalnya, hanya tiga pria yang dilaporkan akan menempati rumah tersebut.
Namun, belakangan jumlah penghuni bertambah.
“Kata istrinya, ‘saya baru mau dua hari ini pindah, barang masih dicicil pakai motor’. Memang ada lemari yang belum dirakit. Tapi saya bilang, ‘ibu harusnya melapor’,” kata Sella.
Ia juga mengaku sempat menegur M karena tidak melaporkan adanya penggerebekan polisi terhadap suaminya.
Istri Pelaku Terima Uang
Istri salah satu pelaku penculik Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37) sempat menerima uang dari suaminya sebelum pelaku ditangkap polisi pada Kamis (21/8/2025).
Sebelum pelaku ditangkap, istri salah satu pelaku mengaku menerima uang Rp8 juta dari suaminya.
Hal ini diungkap oleh Sella (43), Ketua RT 05/RW 09, Johar Baru, yang sempat berbincang dengan istri salah satu pelaku usai penangkapan tersebut.
"Iya, katanya debt collector. Terakhir saja dia dapet uang itu. Pagi-pagi pulang itu kejadian. Dapat uang Rp 8 juta, katanya gitu. Tapi disita sama polisi,” kata Sella saat ditemui Kompas.com, Sabtu (23/8/2025).
“Iya. 'Mana uangnya yang 8 juta?', katanya gitu kata polisi pas gerebek. Dia (istrinya) cerita nih,” tambah dia lagi.
Sementara, Rizal (54), yang juga suami Sella, menegaskan bahwa istri pelaku tidak mengetahui asal-usul uang tersebut.
“Entah itu dapatnya dari peristiwa itu (penculikan) atau bukan, masih simpang siur. Intinya istrinya enggak tahu sumber dana. Biar polisi saja,” ungkap Rizal.
Sella bercerita, pada hari penangkapan, polisi datang dua kali ke rumah tersebut, sekitar pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB.
Pada kedatangan pertama, Sella tidak mengetahui adanya penangkapan.
Polisi langsung menggerebek rumah itu dan menangkap tiga pelaku. Sella baru mengetahui peristiwa tersebut dari tetangganya.
Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, polisi kembali datang dan kali ini meminta Sella untuk mendampingi atau menyaksikan prosesnya.
Pada kedatangan polisi yang kedua inilah Sella sempat berbincang dengan istri salah satu pelaku.
“Saya bilang, 'Mbak, kalau polisi yang kedua enggak datang, mungkin mbak enggak lapor sama saya. Dari jam 11.00 WIB sampai 14.00 WIB ini, lama lho waktunya',” tegas Sella.
“Katanya, 'Iya, saya masih panik bu. Saya enggak tahu harus bilang apa. Handphone-handphone saya diambil semua sama polisi, disita. Terus juga uang saya Rp 8 juta dapat dikasih dari suami saya diambil juga', gitu,” lanjutnya.
Diketahui, polisi sudah menangkap 4 pelaku terkait tewasnya Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN Cempaka Mas di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Mohamad Ilham Pradipta.
Meski begitu, 4 pelaku yang dibekuk hanya berperan menculik korban dari parkiran sebuah hipermarket di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Mereka diketahui bukan pelaku pembunuhan atas Ilham Pradipta.
Hal itu diungkapkan Kasat Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy, Kamis (21/8/2025).
Ia mengatakan empat pelaku itu berinisial AT, RS, RAH. dan RW memiliki peran sebagai pelaku penculikan Ilham Pradipta, namun bukan pelaku pembunuhan atas korban.
"Empat pelaku yang sudah diamankan ini yang menculik, bukan yang membunuh korban," ujar Resa kepada wartawan, Kamis (21/8/2025).
Karena itu, Resa menjelaskan pihaknya masih memburu pelaku yang membunuh korban setelah jasadnya ditemukan di wilayah Bekasi.
"Keempatnya merupakan pelaku penculikan. Sementara itu, masih dilakukan pendalaman dan masih dilakukan pengejaran terkait keterlibatan tersangka lain," ujarnya.
(*)
Baru Jujur Setelah 2 Kali Didatangi Polisi, Ini Kebohongan Istri Penculik Kepala Cabang Bank BUMN |
![]() |
---|
Penampakan Rumah Penculik Kacab Bank BUMN Milik Bos di Surabaya, Istri Pelaku Panik saat Penangkapan |
![]() |
---|
Sosok 'Bos' yang Perintahkan Penculikan Kacab Bank BUMN Hingga Tewas, Disebut Berada di Surabaya |
![]() |
---|
Baru Tinggal 2 Bulan, Ketua RW Tak Menyangka Warganya Pelaku Pembunuhan Kacab BUMN Jaktim |
![]() |
---|
Dugaan Motif Pembunuhan Kacab Bank di Jaktim, Dirut Buka Suara Soal Isu Kredit Fiktif Rp13 M |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.