Kunci Jawaban
Kunci Jawaban PKN Kelas 12 Halaman 10-13 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.2: Analisis Studi Kasus
Artikel berikut memuat Kunci Jawaban PKN Kelas 12 halaman 10-13 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.2: Analisis Studi Kasus.
Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel berikut memuat Kunci Jawaban PKN Kelas 12 halaman 10-13 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.2: Analisis Studi Kasus. Silakan disimak.
Kunci jawaban PKN Kelas 12 untuk soal pada buku Pendidikan Pancasila untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII Edisi 1 yang ditulis Dwi Astuti Setiawan, Hatim Gazali, Ida Rohayani.
Buku diterbitkan Penerbit Pusat Perbukuan KemendikbudRistek pada tahun 2023.
Pada Halaman 10 sampai 13 memuat Aktivitas 1.2 Bab 1 Ber-Pancasila dalam Keseharian di Masyarakat.
Selengkapnya soal dan kunci jawaban:
___________
Aktivitas 1.2
Siap Mengeksplorasi
Setelah membaca bahan di atas, sekarang saatnya, kamu menganalisis beberapa contoh kasus berikut dengan mendiskusikan di dalam kelompokmu masing-masing. Diskusikan dan analisis contoh-contoh kasus dalam berita ini menggambarkan praktik ber-Pancasila sila ke berapa. Mengapa?
Untuk menganalisis kasus-kasus ini, kalian dapat menggunakan tabel analisis di bawah ini atau kalian dapat mengembangkan model analisis yang disarankan oleh guru kalian.
Contoh Kasus : Ceritakan kembali secara singkat salah satu kasus
Pengamalan sila ke- :
Alasan : Sampaikan argumen kalian, termasuk butir-butir Pancasila yang relevan dengan kasus ini.
Rencana tindak meneladani perilaku ber-Pancasila :Tuliskan nilai baik yang kalian dapatkan dari contoh kasus.
-----
STUDI KASUS 1
Empati kepada Teman Sebaya, Siswa TK Kumpulkan Koin untuk Korban
Bencana Alam
UNGARAN, KOMPAS.com - Solidaritas untuk membantu korban bencana
alam yang terjadi di Indonesia terus dilakukan. Seperti yang dilakukan siswa
TK Pamardi Yoga yang berada di Dusun Setro, Desa Gondoriyo, Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang
Setelah kegiatan bersama di halaman sekolah, sebanyak 47 siswa diajak
untuk berdoa agar korban bencana akibat gempa bumi Cianjur dan erupsi
Gunung Semeru, lekas bangkit dan semangat menjalani kehidupan.
Selain itu, mereka juga mengumpulkan ‘Koin Bencana’ untuk membantu
korban bencana. Koin tersebut berasal dari uang saku para siswa.
Wakil Kepala Sekolah TK Pamardi Yoga, Lia Puji Lestari mengatakan kegiatan
yang dilakukan siswanya ini sebagai wujud kepedulian dan empati terhadap
korban bencana alam.
“Hasil pengumpulan koin nantinya akan kami serahkan kepada IGTK
Kecamatan Bergas yang kemudian disalurkan ke kabupaten,” ungkapnya.
Dia berharap dengan kegiatan pengumpulan koin ini juga bisa melatih anak
untuk beramal dan berbagi. “Sehingga diharapkan akan menumbuhkan
rasa sayang dan cinta anak kepada mereka yang membutuhkan,” kata Lia.
Siswi TK Pamardi Yoga, Nadine Nagita mengungkapkan melihat adanya
bencana dari berita di televisi. “Banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah
lagi. Tidak ada apa-apa uang jajan buat disumbangkan,” ujarnya.
Sumber: Dian Ade Permana/kompas.com (2022)
Kunci Jawaban:
Empati kepada Teman Sebaya, Siswa TK Kumpulkan Koin untuk Korban Bencana Alam
Pengamalan Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Alasan:
Kasus ini menunjukkan tindakan siswa TK yang mengumpulkan koin untuk membantu korban bencana alam, yang mencerminkan nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama.
Perilaku ini sesuai dengan butir-butir Pancasila yang menekankan pentingnya saling tolong-menolong dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
Rencana Tindak Meneladani Perilaku Ber-Pancasila:
Nilai baik yang dapat diambil adalah rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.
Kita bisa menerapkan perilaku ini dengan aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan amal untuk membantu mereka yang membutuhkan.
STUDI KASUS 2
Tiko Cerita Awal Mula Rawat Ibu Eny 12 Tahun di Rumah Mewah Tanpa
Listrik
Tiko, putra semata wayang Ibu Eny, menceritakan awal mula merawat
ibundanya seorang diri di rumah mewah yang sudah terbengkalai selama
12 tahun. Dia menuturkan mulai merawat sang ibunda sejak ditinggal
ayahnya pada 2010.
“Awalnya Papah pergi, Ibu tinggal sendiri dan kondisi Ibu kan seperti
itulah ya, kejiwaannya depresi atau seperti apa. Setelah itu aku ngurus Ibu,
berdua saja, maksudnya aku tinggal sama Ibu berdua,” kata Tiko kepada
wartawan, Kamis (5/1/2023).
Tiko tidak mengetahui pasti ibunya bisa sampai depresi. Dia menduga
kondisi kejiwaan ibundanya terguncang lantaran kondisi ekonomi dan
ditinggal suami.
“Mungkin karena kepergian Papah dan kondisi yang begitu mendadak
kolaps usahanya,” tuturnya.
Tiko, yang saat ini bekerja sebagai sekuriti perumahan di kawasan tempat
tinggalnya, menceritakan ibunda dan ayahnya merupakan rekanan dari
Departemen Keuangan. Sebelum kondisi ibundanya memburuk, Tiko keliling
jualan gorengan.
Dia mengatakan merawat ibunya sendirian tanpa pengobatan dari rumah
sakit. Namun makin kelamaan kondisi ibundanya memburuk.
“Karena awalnya niatanku dari awal ngerawat Ibu saja. Kondisinya seperti
itu pun rawat jalan aja, tanpa diobati di rumah sakit. Semakin kemari Mama
kondisinya semakin buruk, jadi aku ditawari lingkungan Pak RT untuk jadi
sekuriti setempat di sini,” paparnya.
Soal aliran listrik di rumahnya, Tiko mengatakan sudah terputus sejak
satu tahun sepeninggalan ayahnya. Sementara itu, untuk air bersih, Tiko
memanfaatkan pompa air di dekat rumah.
“Nggak nyampe setahun sih karena ditinggalkan juga kan, air-listrik diputus.
Jadi air ngambil dari sebelah, ngambil seember, seember gitu. Kalau untuk
listrik nggak ada, penerangan pakai lilin,” katanya.
Sumber: Ilham Oktafian/detik.com (2023)
Kunci Jawaban:
Tiko Cerita Awal Mula Rawat Ibu Eny 12 Tahun di Rumah Mewah Tanpa Listrik
Pengamalan Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Alasan:
Tiko merawat ibunya yang mengalami depresi seorang diri selama 12 tahun.
Tindakan ini mencerminkan kasih sayang, ketulusan, dan pengorbanan yang tinggi, sesuai dengan nilai kemanusiaan dalam sila ke-2 Pancasila.
Rencana Tindak Meneladani Perilaku Ber-Pancasila:
Nilai baik yang dapat diambil adalah kesabaran, kasih sayang, dan ketulusan dalam merawat anggota keluarga yang membutuhkan perhatian khusus.
Kita bisa meneladani Tiko dengan selalu mendukung dan merawat keluarga kita dengan penuh cinta dan kesabaran.
STUDI KASUS 3
Anak Tukang Becak Miskin Tidak Dilarang Sukses
TEMPO.CO, Jakarta - Raeni, anak tukang becak yang menjadi wisudawan
terbaik dengan IPK 3,96 di Universitas Negeri Semarang, tidak pernah
merasa kondisi ekonomi keluarganya menjadi penghalang. Malah, gadis
kelahiran 13 Januari 1993 ini merasa risih jika keberhasilannya dikaitkan
dengan keterbatasan ekonomi keluarganya. “Memangnya orang miskin
tak boleh berprestasi?” ujarnya.
Meski demikian, Raeni berharap pengalamannya bisa menginspirasi orang
lain. “Orang miskin tidak dilarang sukses, kok,” ujarnya. Pada saat upacara
wisuda, Raeni, yang datang dengan naik becak yang dikayuh ayahnya,
memberikan pidato mewakili para wisudawan.
Untuk menambah uang saku yang terbatas, Raeni menjadi asisten di
laboratorium ekonomi kampusnya. Dia juga memberi kursus privat akuntansi
kepada siswa SMA dengan honor sukarela. Tiap Sabtu dan Ahad ia memilih
pulang ke Kendal dan mengajar anak-anak mengaji di taman pendidikan
Al-Quran di kampungnya.
Sumber: Clara Maria Tjandra Dewi H./tempo.co (2014)
Kunci Jawaban:
Anak Tukang Becak Miskin Tidak Dilarang Sukses
Pengamalan Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Alasan:
Raeni, meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, berhasil menjadi wisudawan terbaik.
Hal ini mencerminkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi, sesuai dengan sila ke-5 Pancasila yang menekankan keadilan sosial.
Rencana Tindak Meneladani Perilaku Ber-Pancasila:
Nilai baik yang dapat diambil adalah semangat pantang menyerah dan tekun dalam belajar.
Kita bisa meneladani Raeni dengan selalu berusaha maksimal dalam pendidikan dan tidak menyerah pada keterbatasan yang ada.
STUDI KASUS 4
Pecalang Ikut Amankan Shalat Id di Denpasar
DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah “Pecalang” (petugas keamanan adat)
dan pemuda-pemudi dari Banjar Lumintang, Desa Dauh Puri Kaja, ikut
mengamankan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriah, di
Lapangan Niti Praja Lumintang, Denpasar, Bali, Rabu (6/7/2016).
“Dalam pengamanan ini, bertujuan sebagai wujud rasa solidaritas antara
umat beragama di Pulau Dewata sebagai wujud rasa tenggang rasa dan
saling menghargai umat beragama lain melaksanakan ibadah,” kata Wakil
Koordinator Pecalang Banjar Lumintang, Kadek Sutarka, di Denpasar,
seperti dikutip Antara.
Untuk jumlah petugas pecalang yang dikerahkan dalam pengamanan
shalat Idul Fitri itu, jelas dia, kurang lebih sebanyak sepuluh orang dan
sepuluh orang pemuda-pemudi. Ia mengatakan, untuk tugas pecalang
yang dikerahkan dalam shalat Idul Fitri itu hanya melakukan pemantauan
wilayah, pengamanan parkir dan kelancaran berlalu lintas.
“Upaya ini sebagai bentuk kepedulian kami yang ingin membantu kelancaran
umat Muslim melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri di Lapangan Lumintang
agar pelaksanaan berjalan lancar,” ujarnya.
Pihaknya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada masyarakat
Muslim yang merayakan hari kemenangannya. “Saya mengharapkan,
toleransi antarumat beragama ini dapat terus terjalin dengan baik di Pulau
Dewata,” katanya
Sumber: Sandro Gatra/kompas.com (2016)
Kunci Jawaban:
Pecalang Ikut Amankan Shalat Id di Denpasar
Pengamalan Sila ke-3: Persatuan Indonesia Alasan:
Kasus ini menunjukkan tindakan pecalang yang membantu mengamankan pelaksanaan shalat Idul Fitri, mencerminkan nilai persatuan dan toleransi antarumat beragama.
Tindakan ini menunjukkan kerukunan dan saling menghormati di antara masyarakat yang berbeda agama.
Rencana Tindak Meneladani Perilaku Ber-Pancasila:
Nilai baik yang dapat diambil adalah toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Kita bisa meneladani perilaku pecalang dengan selalu menghormati dan membantu teman-teman kita yang berbeda keyakinan dalam menjalankan ibadah mereka.
===
*) Disclaimer:
Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
Demikian Kunci Jawaban PKN Kelas 12 Halaman 10-13 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.2: Analisis Studi Kasus.
Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam Kelas 12 Bab 1 Kurikulum Merdeka Halaman 31 32 33 34 35 36 37
Baca juga: Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 12 Halaman 30-35 Kurikulum Merdeka, 20 Soal Asesmen Bab 1
Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com
Kunci Jawaban Siswa
Kunci Jawaban
Kunci Jawaban PKN Kelas 12 Halaman 10-13 Kurikulum
Kunci Jawaban PKN Kelas 12
Kurikulum Merdeka
Jawaban Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 29 Kurikulum Merdeka: Anekdot |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 42, Cerpen Sepotong Senja Untuk Pacarku |
![]() |
---|
Jawaban Bahasa Jawa Kelas 9 SMP/MTs Halaman 22-24 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Wulangan 1 |
![]() |
---|
Kumpulan Soal UTS PAI Kelas 8 SMP Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawabannya |
![]() |
---|
Jawaban Soal Informatika Kelas 7 Halaman 84 Kurikulum Merdeka: Mengetahui Spesifikasi Perangkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.