Kunci Jawaban

Kunci Jawaban PKN Kelas 12 Halaman 10-13 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.2: Analisis Studi Kasus

Artikel berikut memuat Kunci Jawaban PKN Kelas 12 halaman 10-13 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1.2:  Analisis Studi Kasus.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL/VANDA
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN - Kunci jawaban PKN Kelas 12 Halaman 10-13 Kurikulum Merdeka. Soal pada buku Pendidikan Pancasila untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII Edisi 1 yang ditulis Dwi Astuti Setiawan, Hatim Gazali, Ida Rohayani.(KemendikbudRistek 2023). 

“Hasil pengumpulan koin nantinya akan kami serahkan kepada IGTK
Kecamatan Bergas yang kemudian disalurkan ke kabupaten,” ungkapnya.
Dia berharap dengan kegiatan pengumpulan koin ini juga bisa melatih anak
untuk beramal dan berbagi. “Sehingga diharapkan akan menumbuhkan
rasa sayang dan cinta anak kepada mereka yang membutuhkan,” kata Lia.
Siswi TK Pamardi Yoga, Nadine Nagita mengungkapkan melihat adanya
bencana dari berita di televisi. “Banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah
lagi. Tidak ada apa-apa uang jajan buat disumbangkan,” ujarnya.
Sumber: Dian Ade Permana/kompas.com (2022)

Kunci Jawaban:

Empati kepada Teman Sebaya, Siswa TK Kumpulkan Koin untuk Korban Bencana Alam

Pengamalan Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Alasan:

Kasus ini menunjukkan tindakan siswa TK yang mengumpulkan koin untuk membantu korban bencana alam, yang mencerminkan nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama.

Perilaku ini sesuai dengan butir-butir Pancasila yang menekankan pentingnya saling tolong-menolong dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan.

Rencana Tindak Meneladani Perilaku Ber-Pancasila:

Nilai baik yang dapat diambil adalah rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.

Kita bisa menerapkan perilaku ini dengan aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan amal untuk membantu mereka yang membutuhkan.

STUDI KASUS 2

Tiko Cerita Awal Mula Rawat Ibu Eny 12 Tahun di Rumah Mewah Tanpa
Listrik

Tiko, putra semata wayang Ibu Eny, menceritakan awal mula merawat
ibundanya seorang diri di rumah mewah yang sudah terbengkalai selama
12 tahun. Dia menuturkan mulai merawat sang ibunda sejak ditinggal
ayahnya pada 2010.
“Awalnya Papah pergi, Ibu tinggal sendiri dan kondisi Ibu kan seperti
itulah ya, kejiwaannya depresi atau seperti apa. Setelah itu aku ngurus Ibu,
berdua saja, maksudnya aku tinggal sama Ibu berdua,” kata Tiko kepada
wartawan, Kamis (5/1/2023).
Tiko tidak mengetahui pasti ibunya bisa sampai depresi. Dia menduga
kondisi kejiwaan ibundanya terguncang lantaran kondisi ekonomi dan
ditinggal suami.
“Mungkin karena kepergian Papah dan kondisi yang begitu mendadak
kolaps usahanya,” tuturnya.

Tiko, yang saat ini bekerja sebagai sekuriti perumahan di kawasan tempat
tinggalnya, menceritakan ibunda dan ayahnya merupakan rekanan dari
Departemen Keuangan. Sebelum kondisi ibundanya memburuk, Tiko keliling
jualan gorengan.

Dia mengatakan merawat ibunya sendirian tanpa pengobatan dari rumah
sakit. Namun makin kelamaan kondisi ibundanya memburuk.
“Karena awalnya niatanku dari awal ngerawat Ibu saja. Kondisinya seperti
itu pun rawat jalan aja, tanpa diobati di rumah sakit. Semakin kemari Mama
kondisinya semakin buruk, jadi aku ditawari lingkungan Pak RT untuk jadi
sekuriti setempat di sini,” paparnya.

Soal aliran listrik di rumahnya, Tiko mengatakan sudah terputus sejak
satu tahun sepeninggalan ayahnya. Sementara itu, untuk air bersih, Tiko
memanfaatkan pompa air di dekat rumah.
“Nggak nyampe setahun sih karena ditinggalkan juga kan, air-listrik diputus.
Jadi air ngambil dari sebelah, ngambil seember, seember gitu. Kalau untuk
listrik nggak ada, penerangan pakai lilin,” katanya.
Sumber: Ilham Oktafian/detik.com (2023)

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved