Istri TNI Tewas di Deli Serdang

Dijatahi Serma Tengku Dian Rp100 Ribu Sehari, Istri Rela Jual Makanan, Pilu Kini Dibunuh Suami

Jatah harian yang diberikan Serma Tengku Dian ke dirinya adalah Rp100 ribu per hari untuk belanja kebutuhan ia  dan 4 anaknya.

Editor: Weni Wahyuny
Tangkapan layar Ig @astrigustinayoland/Tribunmedan.com
ISTRI TNI DIBUNUH - (kiri) Astri Gustina Ayu Yolanda dan (kanan) Serma Tengku Dian. Astri rela jualan makanan untuk penuhi kebutuhan karena dijatahui Rp100 ribu sehari. 

Astri ditikam dengan 12 tusukan hingga mengalami luka parah.

Kakak kandung korban, Astri Novida tak kuasa menahan tangis menceritakan adiknya tewas dibnuh adik ipar.

Bahkan aksi keji Serma Tengku disaksikan langsung oleh anak bungsunya.

"Saat kejadian anak korban yang dua pergi sekolah, yang nomor tiga masih tidur, yang nomor empat (bungsu) melihat kejadian di depan anak itu 'Mamak ditusuk pakai pisau' katanya," kata Astri Novinda dilansir Youtube tvOneNews, Kamis (24/7/2025).

Lebih lanjut, Novin mengatakan mengetahui kejadian ini dari tetangga.

"Dari tetangga menghubungi adik ipar saya, adik ipar saya menghubungi saya dan saya lah yang ke rumah sakit sampai di sana adik saya udah gak ada meninggal," kata Astri.

Berharap Pelaku Dihukum Berat

Sementara disisi lain, keluarga Astri juga berharap oknum TNI Serma TDA dihukum yang seberat-beratnya karena telah menghabisi nyawa istrinya sendiri. 

Hal ini disampaikan oleh Muhammad Fadhil (42) abang ipar korban saat diwawancarai wartawan di rumah duka yang berad di Jalan Danau Lau Tawar, Gang Duyung, Lingkungan IV Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara. 

"Kami berharap agar pelaku dihukum dengan seberat-beratnya. Adik kami telah meregang nyawa, kami berharap dia (pelaku) dihukum begitu," ujar Fadhil, Rabu (23/7/2025). 

Fadhil mengaku sempat diintervensi agar tidak mengautopsi jenazah korban. 

Fadhil mengungkapkan bahwa sosok anggota TNI tersebut berpangkat Mayor.

Ia juga merupakan paman dari pelaku Serma Tengku Dian Anugerah.

Dalam rekaman Tribunmedan.com, oknum personel TNI itu terlihat memberhentikan sesi wawancara yang dilakukan wartawan.  

Fadhil saat itu diwawancarai wartawan di rumah duka yang berad di Jalan Danau Lau Tawar, Gang Duyung, Lingkungan IV Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatra Utara.  

"Dipanggil pak Mardianto," ujar seorang oknum TNI.  

Wartawan sudah menjelaskan jika akan menyelesaikan wawancara terlebih dahulu. 

Tak lama berselang seorang pria berpangkat Mayor berinisial M menggandeng Fadhil menjauh dari wartawan.  

Menurut Fadhil pria yang berpangkat Mayor itu diduga paman Serma TDA. 

"Itu pamannya. Padahal kami sudah memberitahu paman pelaku ini. Udah mau kami laporkan pelaku karena suka main tangan itu," ujar Fadhil, Rabu (23/7/2025).  

Meski mendapat tekanan dari oknum TNI, pihak keluarga korban meminta agar kasus pembunuhan ini terus diusut.

"Aku capek diintervensi kayak gini bang, gas aja terus pemberitaannya," ujar Fadhil saat kembali menemui wartawan.  

"Di RSUD Djoelham juga tadi gitu. Saya diintervensi jangan foto dan video lah. Terus dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan tidak melakukan autopsi. Cuma tadi hanya melakukan autopsi luar," sambungnya. 

 (*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved