Update Harga Karet di OKU Sumsel Rabu 23 Juli 2027, Harga Stabil Tapi Hasil Getah Justru Sedikit

TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA -- Menjelang minggu terakhir bulan Juli 2025 harga karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan masih bervariasi. 

Meski harganya sudah terbilang stabil, namun petani karet belum bisa berpuas hati karena saat ini hasil getah justru sangat sedikit. 

Untuk kawasan hulu (Semidang Aji dan sekitarnya) harga karet untuk penjualan dwi mingguan ada kenaikan dari Rp 12.400 menjadi Rp 12.800, sedangkan untuk harga mingguan juga mengalami penurunan di angka Rp 11.000/Kg dan untuk bulanan juga di kisaran angka Rp 15.000/Kg.

Harga karet untuk di kawasan hilir (kecamatan Peninjauan dan sekitarnya) Kabupaten OKU, harga karet yang dijual mingguan ada perubahan sejak awal Juli lalu yaitu di angka Rp 10.400/Kg.

Untuk penjualan dua mingguan turun juga sebesar Rp 1.300 menjadi Rp 11.200/Kg, begitu juga untuk harga bulanan ada perubahan menjadi Rp 14.500/Kg.

Mardani (58) petani karet di daerah Peninjauan mengatakan, harga di Peninjauan selalu di bawah harga kawasan Ulu. 

Untuk bulan sebelumnya harga mingguan Rp 11.500/Kg mengalami penurunan sebesar 1.100 hingga menjadi Rp 10.400.

Harga dua mingguan, bulan lalu Rp 12.500/Kg dan menjelang akhir bulan Juli ini turun di angka Rp 11.200/Kg dan begitu juga harga bulanan sebelumnya Rp 15.000/Kg, di bulan Juli ini turun Rp 500 menjadi Rp 14.500/Kg.

Sedangkan di kawasan Ulu (Semidang Aji sekitarnya) dan Lengkiti, harga mingguan di bulan sebelumnya Rp 12.000/Kg, memasuki akhir bulan Juli ini turun lagi Rp 1.000 menjadi Rp 11.000. 

Harga dua mingguan sebelumnya Rp 13.600 turun Rp 800 menjadi Rp 12.800/Kg dan harga bulanan, pada awal Juni tahun 2025 lalu diangka Rp 15.000 dan akhir bulan Juli 2025 ini tetap Rp 15.000/Kg.

Meskipun ada sedikit kenaikan dan penurunan harga karet, namun setidaknya sejak tahun 2024 lalu harga karet di tingkat petani lumayan stabil.

Karena harga cenderung bertahan di Rp 12.500 – Rp 15.000-an. 

Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti dituturkan Mardani yang mengaku hingga saat ini masih akan bertahan di komoditas karet.

Alasannya karena karet sudah menjadi tanaman primadona sejak nenek zaman nenek moyang karena diyakini komoditas andalan ini memang cocok ditanam di Kabupaten berjuluk Bumi Sebimbing Sekundang ini.

Disisi lain meskipun harga karet mengalami sedikit penurunan, namun memasuki musin yang kurang menuntaskan ini produksi getah karet berkurang.