Kapal KM Barcelona 5 Terbakar

Sosok Orang Tua Bayi 2 Bulan yang Selamat dari Kebakaran KM Barcelona 5, Sempat Terpisah di Laut

Yongki dan Gisele, warga asal Talaud, kedua orang tua dari bayi 2 bulan korban insiden kebakaran kapal KM Barcelona V di perairan Talise, selamat

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Facebook/Jeane Laluyan
KEDUA ORANG TUA KORBAN- Yongki dan Gisele, warga asal Talaud, kedua orang tua dari bayi 2 bulan korban insiden kebakaran kapal KM Barcelona V di perairan Talise, selamat 

Diketahui, akibat insiden ini, tiga penumpang meninggal dunia, yakni: Asna Lapae (50), Zakaria Tindiuling, dan Juliana Humulung (40). 

Sementara itu, ratusan penumpang lainnya berhasil diselamatkan berkat evakuasi oleh unsur gabungan dan nelayan setempat.

Salah satu penumpang yang selamat, Serly Horman menceritakan momen mengharukan saat menyaksikan seorang bayi, yang adalah anak dari sepupunya, berhasil diselamatkan. 

Dalam kepanikan, keluarga sepakat mengambil keputusan cepat. 

Bayi itu dimasukkan ke dalam cool box dan langsung dibawa mengapung di laut.

"Mereka ambil keputusan cepat. Supaya bayi itu selamat, langsung bawa pakai cooler box. Puji Tuhan, dia aman sampai kita semua dievakuasi," ucap Serly. 

BAYI SELAMAT - Seorang bayi selamat dalam kecelakaan KM Barcelona VA di Perairan Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Minggu (20/7/2025). Orang tua bayi tersebut belum diketahui hingga kini
BAYI SELAMAT - Seorang bayi selamat dalam kecelakaan KM Barcelona VA di Perairan Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Minggu (20/7/2025). Orang tua bayi tersebut belum diketahui hingga kini (Kolase/Facebook Abdul Ahmad Ragu/Facebook Christty)

Cooler box, yang biasa digunakan untuk menyimpan makanan, minuman, atau obat-obatan seperti vaksin, digunakan sebagai pelampung darurat karena keterbatasan pelampung di kapal.

Bayi itu kemudian dibiarkan mengapung di laut di dalam cooler box hingga diselamatkan.

Dirinya menuturkan, evakuasi awal dilakukan oleh nelayan setempat yang kebetulan berada di sekitar lokasi kebakaran.

Serly mengatakan, mereka berenang sambil mengangkat tangan meminta pertolongan hingga akhirnya ditemukan.

“Pertama ditolong nelayan. Yang diutamakan itu perempuan dan orang sakit. Kami sempat terpisah, tapi akhirnya bertemu kembali di pelabuhan,” kata Serly kepada Tribun Manado di Pelabuhan Serei.

Tak hanya itu, Serly juga menceritakan perjuangannya menyelamatkan anak dan orangtuanya yang sedang sakit, meski tanpa pelampung.

"Kami bertiga, saya, anak saya, dan orang tua, berenang tanpa pelampung. Tidak ada jalan keluar waktu itu, semua sudah penuh asap," ucapnya.

"Saya hanya bisa panik dan berdoa, saya bilang Tuhan minta tolong kasih pertolongan, kasih akal," tambahnya.

Setelah berenang menyelamatkan diri, mereka akhirnya dievakuasi oleh nelayan yang datang membantu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved