Berita Viral
Geramnya Dedi Mulyadi Bantah Gunakan Uang Pemerintah Bayar Buzzer: Jangan Asal Tuduh, Cek Anggaran
Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat menanggapi soal isu di media sosial yang menuding dirinya menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar buzzer.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat menanggapi soal isu di media sosial yang menuding dirinya menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar buzzer.
Seperti diketahui, belum lama ini seorang konten kreator menyindir Gubernur Jawa Barat menggunakan buzzer untuk mendukung kebijakan dan pencitraannya di media sosial.
Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi menilai tuduhan tersebut tidak memiliki dasar.
"Pagi hari ini saya menyampaikan karena ini berkembang di media sosial ada yang menyampaikan bahwa pemangkasan anggaran media sebesar 47 miliar ternyata uangnya digunakan untuk bayar para buzzer,” kata Dedi melalui Instagram miliknya, Selasa (15/7/2025).
Bahkan, masyarakat pun bisa mengecek penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 secara langsung.
"Silakan dicek di anggaran Jawa Barat, khususnya di Dinas Komunikasi dan Informatika. Apakah benar ada anggaran untuk membayar buzzer? Kalau ada, laporkan saja ke aparat penegak hukum," ujar Dedi Mulyadi.
Baca juga: Pesan Menyentuh Dedi Mulyadi Jelang Maula Akbar Menikahi Putri Karlina: Pertahankan Rumah Tangga
Ia menerangkan, publik bisa mengakses langsung dokumen resmi detail penggunaan anggaran pemerintah.
Bahkan, bila perlu, publik bisa datang langsung ke setiap dinas untuk mengeceknya.
"Ambil saja datanya, baca bukunya. Jangan asal tuduh. Kami terbuka kok. Tinggal datang dan lihat," ucap Dedi.

Mantan Bupati Purwakarta itu menilai banyaknya dukungan dari media sosial bukan berasal dari buzzer bayaran, tetapi murni dari warganet yang memiliki harapan Jawa Barat bisa lebih baik lagi.
"Mereka bukan buzzer, itu warga yang punya akal sehat, punya harapan. Mereka bukan dibayar, dan mereka tidak suka menjelekkan orang lain," kata Dedi.
Dedi pun menyampaikan apresiasi terhadap sikap kritis masyarakat. Namun, ia mengimbau setiap kritik yang disampaikan tetap berlandaskan data dan fakta.
"Rakyat itu penting curiga pada pemimpinnya agar tidak semena-mena. Tapi sebelum speak up di media sosial, siapkan dulu datanya. Jangan sampai menyebarkan informasi bohong," tuturnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seorang warganet yang menuduhnya menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar buzzer.
"Terima kasih, semoga sehat selalu, diberkahi bersama keluarga, dan semoga terbiasa tidak berbohong di ruang publik," tutur Dedi.
"Sebelum speak up lebih baik siapkan dulu datanya baru speak up karena kita tidak mungkin speak up sembarangan tanpa data, itu termasuk penyebaran berita bohong, salam untuk mbak yang berkerudung yang speak up yang menuduh saya menggunakan dana APBD untuk bayar buzzer, terimakasih mbak," tandasnya.
Viral
Sebelumnya, konten kreator Neni Nur Hayati menyindir Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menggunakan buzzer untuk mendukung kebijakan dan pencitraannya di media sosial.
Tuduhan ini viral di berbagai platform media sosial, menarik perhatian masyarakat luas.
Dalam video tersebut, Neni menyampaikan bahwa Kang Dedi diduga memanfaatkan buzzer untuk menyebarkan konten positif yang mendukung citranya.
Meski demikian, dalam video klarifikasi yang diunggah beberapa hari kemudian, Neni menegaskan bahwa pencitraan pemerintah bukanlah hal yang salah selama dilakukan secara proporsional dan tidak berlebihan.
Berikut pernyataannya:
"Saya cukup geram dengan siapa pun kepala daerah yang melakukan pencitraan secara berlebihan, fakta tidak lebih penting dari opini, ketika tidak siap dengan kritik di media sosial mengerahkan buzzer untuk menyerang siapa pun yang kontra dengan kebijakannya dengan komentar-komentar yang sangat jahat, dan untuk yang pro buzzer sudah bersiap untuk memuji-muji, membuat konten secara berlebihan kemudian memviralkannya.
Katanya penghematan anggaran belanja media tentu bukan penghematan namanya jika hanya sekedar mengalihkan dari anggaran belanja media untuk membayar buzzer yang bekerja melalui akun-akun anonim dengan jumlah pengikut cukup besar dan semua itu didesain teman-teman termasuk juga untuk warga yang memberikan testimoni sehingga seolah-olah pro dengan kebijakannya yang menandakan tidak ada pertentangan dengan rakyat," kata Neni.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Eks Wakapolri Sakit Hati usai Ahmad Sahroni Sebut 'Tolol' saat Respon Tuntutan Pembubaran DPR |
![]() |
---|
Duduk Perkara Ahmad Sahroni Ditantang Debat Influencer Salsa, dari Ucapan "Orang Tolol Sedunia” |
![]() |
---|
Klarifikasi Polda Banten Soal Bripda MA Lempar Helm ke Pelajar SMK hingga Koma, Sebut Reflek |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni Tolak Tantangan Salsa Erwina Debat Terbuka Soal Tunjangan DPR, Sebut Dirinya "Bego" |
![]() |
---|
Sosok Salsa Erwina, Wanita yang Tantang Ahmad Sahroni Debat Terbuka, Berprofesi Mentereng di Denmark |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.