Berita Viral

Perintah Kapolri ke Anggotanya Ungkap Kematian Diplomat Arya Daru yang Tewas Leher Dililit Lakban

Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan anggotanya untuk bekerja maksimal mengungkap penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
ig/ddaru_chee/Dok. Screen Shot Youtube Div Humas Polri
PERINTAH KAPOLRI- (KIRI) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (KANAN) Arya Daru Pangayunan, Diplomat Kemenlu RI semasa hidup. Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan anggotanya untuk bekerja maksimal mengungkap penyebab kematian diplomat Arya Daru Pangayunan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan tewas di indekosnya turut jadi atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Seperti diketahui, Arya Daru meninggal dunia dalam kondisi kepala terlilit lakban di dalam kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Melansir Kompas.com, Jumat (11/7/2025), Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan anggotanya untuk bekerja maksimal mengungkap penyebab kematian sang diplomat.

Baca juga: Analisa Susno Duadji soal Gerak-gerik 2 Orang di Depan Kamar Arya Daru Terekam CCTV: Harus Dicurigai

KASUS KEMATIAN DIPLOMAT KEMENLU ARYA DARU - Terjawab Alasan Arya Daru Tinggal Sendiri di Kos Tak Bersama Anak Istri, Sempat Galau dengan Gaji Diplomat
KASUS KEMATIAN DIPLOMAT KEMENLU ARYA DARU - Terjawab Alasan Arya Daru Tinggal Sendiri di Kos Tak Bersama Anak Istri, Sempat Galau dengan Gaji Diplomat (st)

Pasalnya, kasus kematian Arya Daru Pangayunan ini sudah dinantikan masyarakat untuk mengetahui hasilnya.

“Bila sudah kita temukan bukti-bukti, saya minta agar anggota juga bergerak maksimal agar segera bisa terungkap dan memang ditunggu oleh publik, ditunggu oleh masyarakat,” kata Jenderal Sigit di Jakarta, Kamis (10/7/2025) malam.

Merespons desakan wakil rakyat, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh.

Listyo  mengatakan pihaknya telah memerintahkan jajaran terkait untuk bekerja secara maksimal agar kasus ini bisa segera terungkap.

Dia juga merespons desakan anggota Komisi I DPR, Sarifah Ainun Jariyah, agar polisi segera mengungakap peristiwa kematian ADP ini.

“Tentunya, diminta atau tidak diminta, Polri akan melakukan penyelidikan mendalam,” ujar Sigit.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P, Sarifah Ainun Jariyah, mendesak agar kepolisian mengungkap kasus ini secara tuntas dan transparan.

“Sebagai wakil rakyat yang membidangi pertahanan, luar negeri, dan informasi, kami mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini secara tuntas dan transparan," ujar Sarifah dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025) lalu.

Baca juga: Penampakan Arya Daru Diplomat Sebelum Ditemukan Tewas Kepala Dilakban, Terekam CCTV Keluar Kos

Sarifah menyoroti betapa pentingnya otopsi forensik menyeluruh untuk menentukan penyebab kematian Arya Daru. 

Dia menegaskan, diperlukan penggalian mendalam terhadap kemungkinan motif pembunuhan, serta keharusan untuk menjaga objektivitas proses hukum tanpa terpengaruh spekulasi.

"Kami meminta Polri untuk mempercepat proses visum et repertum, mengoptimalkan pemeriksaan TKP dan analisis forensik digital, melakukan koordinasi intensif dengan Kemenlu sebagai institusi korban, dan memberikan update berkala kepada publik untuk mencegah disinformasi," tegas dia.

Rekaman CCTV Sebelum Korban Tewas

Momen terakhir diplomat muda Kementrian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan sebelum ditemukan tewas di dalam kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Ternyata delapan jam sebelum ditemukan tak bernyawa, Daru masih sempat tertangkap kamera CCTV masih dalam kondisi hidup.

Dalam rekaman CCTV Daru terlihat baru pulang ke kosan sekira pukul 23.23 Wib pada Senin 7 Juli 2025.

DIPLOMAT TEWAS - Rekaman CCTV momen semalam sebelum Diplomat muda Kementrian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di indekosnya.
DIPLOMAT TEWAS - Rekaman CCTV momen semalam sebelum Diplomat muda Kementrian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di indekosnya. (Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

Lalu selang satu menit kemudian, Daru keluar kamar kosan sembari menenteng plastik hitam diduga sampah.

Di momen itu Daru masih mengenakan pakaian lengkap yakni kemeja hitam dikancing dan celana panjang hitam.

Lalu dua menit kemudian, Daru kembali berjalan menuju kamar kosan.

Namun saat hendak ke kamarnya, terlihat ada perbedaan di pakaian Daru.

Tampak Daru membuka semua kancing kemejanya sehingga dadanya terlihat.

Sambil memegangi kemejanya itu, Daru pun masuk ke kamarnya.

Namun, angle dari CCTV itu tak mengarahkan ke pintu kos korban.

Lalu di CCTV di waktu terpisah yaitu di pagi harinya, terekam dua orang pria hendak membuka kamar kos Arya sekitar pukul 07.00 pagi.

Dua pria itu dengan tenang awalnya mengetuk pintu kamar korban.

Mereka juga terlihat berusaha menelepon korban sambil mengetuk pintu.

Baca juga: Rekam Jejak Arya Daru Selama jadi Diplomat Kemlu, Bopong Anak Terlantar, Pernah Saksi Sidang TPPO

Namun tidak ada respons, sampai akhirnya salah satu pria penjaga indekos mencoba membuka pintu kos korban menggunakan kunci cadangan.

Namun tetap gagal, akhirnya dia terpaksa mencongkel jendela dan membuka pintu kos Arya dari dalam.

Diketahui, akses kunci kos-kosan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, hanya ada satu.

Kamar korban menggunakan sistem penguncian digital berbasis kartu akses sehingga hanya Arya sendiri yang memegang akses tersebut.

Dikutip dari Kompas TV, dua pria tersebut diketahui mencoba membuka paksa pintu kamar Arya setelah mendapat pesan dari istri Arya.

Istri Arya rupanya lebih dulu menghubungi penjaga indekos dan meminta mengecek Arya karena korban tidak bisa dihubungi.

Sampai akhirnya penjaga kos menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia dengan kepala terlilit lakban.

Gambaran di rekaman CCTV tersebut sejalan dengan pernyataan polisi.

"Dicek, diketuk-ketuk, nah mungkin (langsung ditemukan korban). Dari olah TKP, memang ada dibuka paksa untuk mengetahui korban di dalam bagaimana," tutur Kapolsek Metro Menteng, Kompol Rezha.

Analisa Susno Duadji: Patut Dicurigai

Komjen Pol Purn Susno Duadji menyebut sangat patut untuk dicurigai adanya keterlibatan pihak ketiga dalam kasus tewasnya Arya Daru Pangayunan

Selain itu, Susno juga menyoroti adanya rekaman CCTV memperlihatkan dua orang berdiri di depan kamar Daru yang membuka pintu dan melihat kondisi korban.

Diketahui, penemuan jasad Daru pertama kali diungkap oleh penjaga kosan bernama Siswanto pada Selasa (8/7/2025) sekira pukul 07.40 Wib.

"Setiap orang yang berdekatan dengan korban sebelum korban meninggal itu semuanya harus dicurigai, namun kita tidak boleh memvonis bahwa dialah pelakunya, tetapi harus dicurigai," ujar Susno Duadji, dilansir dari Youtube KompasTV, Jumat (11/7/2025).

Meski begitu kata Susno, penyidik harus fokus memeriksa banyak hal.

Termasuk sidik jari hingga ponsel milik korban.

"Kecurigaan itu nanti dibuktikan dari hasil pemeriksaan, kalau yang berpengalaman dia akan membaca gerak tubuh, berbicara, sikap dan Insya Allah terungkap, hp ada, CCTV ada, istri, saksi yang mengetahui, dan mendobrak yang diperiksa akan terungkap," kata Susno.

Selain itu juga, Susno ikut menangkap gerak-gerik Daru sebelum ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.

Susno pun menyoroti momen saat Daru buang sampah.

Susno meminta agar polisi bisa menganalisa dugaan apakah ada orang lain yang masuk ke kamar Daru saat Daru buang sampah.

Sebab rekaman CCTV tidak merekam tepat di depan kamar Daru.

"Misalnya dia ada membuang sampah, masuk lagi, adakah orang lain yang masuk ke situ sekian jam setelah dia buang sampah? karena waktu membuang sampah dia masih hidup, berjalan masuk," kata Susno.

Puluhan tahun berpengalaman di kepolisian, Susno menjelaskan soal perbedaan kematian wajar dan tidak wajar.

Untuk kasus Daru, Susno mengkategorikannya sebagai tewas tak wajar.

Diketahui, akses kunci kos-kosan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, hanya ada satu.

Kamar korban menggunakan sistem penguncian digital berbasis kartu akses sehingga hanya Arya sendiri yang memegang akses tersebut.

Namun, Susno menilai segala kemungkinan bisa terjadi untuk mengungkap apakah padanya pembunuhan.

"Sebelumnya bisa didapat, termasuk misalnya alat masuk ke pintu menggunakan kartu digital, bukan berarti bahwa yang mempunyai kartu itu pemilik kamar, karena kartu-kartu digitar itu bisa diset dengan kartu lain, jadi segala kemungkinan ada,"

Disisi lain, Susno memaklumi sikap Polri yang hingga kini belum memberikan update terbaru terkait kasus Arya Daru Pangayunan lantaran masih dalam tahap penyelidikan.

"Saya yakin Polri telah memeriksa semua dan mana yang paling memungkinkan dari sekian banyak praduga," tandasnya.

 Kronologi Ditemukan

Sebelumnya, penemuan jasad Arya Daru berawal dari telepon istri.

Istri korban yang berada di Yogyakarta menelepon penjaga indekos tempat ADP tinggal. Akhirnya kamar dibuka paksa oleh warga dan pengelola tempat tinggal tersebut.

"Setelah dicek dan diketuk tidak dibuka, akhirnya kamar dibuka paksa. Di dalam ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal,” tutur Kapolsek Menteng Komisaris Rezha Rahandhi, Selasa (8/7/2025).

Terkait kematian diplomat muda tersebut, polisi telah menyita sejumlah rekaman CCTV di sekitar lokasi, termasuk dari perangkat yang menggunakan memory card dan sistem Articoder. 

Rezha menambahkan, istri korban saat ini tengah dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta.

“Kerabatnya sudah ada di sini, istrinya masih perjalanan. Mungkin masih di pesawat,” ujarnya.

Kapolsek Menteng mengatakan, informasi mengenai status korban sebagai PNS Kemlu diperoleh dari sejumlah saksi di tempat kejadian perkara (TKP). 

"Tapi saya tidak bisa memastikan apakah korban merupakan diplomat atau bukan,” ujar Rezha. 

Menurut Rezha, korban merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Saat ditemukan, korban berada di dalam kamar kos dalam kondisi tewas dengan bagian kepala dibungkus lakban. Meski begitu, pihak kepolisian belum dapat memastikan penyebab kematian kasus mayat dililit lakban tersebut. 

“Belum dipastikan (pembunuhan), saya juga tidak bisa bilang bukan. Karena tidak ada tanda-tanda kekerasan, tidak ada barang yang hilang. Kami masih selidiki,” ucap Rezha.

Polisi menyebutkan, kondisi kamar korban saat ditemukan dalam keadaan terkunci dari dalam. Tak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu maupun jendela.

“Tidak ada kerusakan sama sekali. 

Bahkan dari hasil visum luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” katanya.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved