Pendidikan
Kunci Jawaban, Kendala/Hambatan Apa Saja yang Dialami Ibu/Bapak Selama Proses Penilaian Kinerja?
4. Kriteria Penilaian yang Kurang Spesifik dan Subjektif. Beberapa guru dan kepala sekolah mengeluhkan bahwa kriteria penilaian kinerja masih terlalu
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Putri Kusuma Rinjani
TRIBUNSUMSEL.COM - Kunci jawaban soal "Kendala/Hambatan Apa Saja yang Dialami Ibu/Bapak Selama Proses Penilaian Kinerja?.." akan dipaparkan dibawah ini.
Pengisian Survei Nasional Pengelolaan Kinerja masih bisa dilangsungkan hari ini (9/7) secara online melalui platform supervisi.gtk.kemendikdasmen.go.id
Adapun saat mengisi Survei Nasional Supervisi Pengelolaan Kinerja 2025 Ibu/Bapak Guru akan menjawab sejumlah pertanyaan yang ada.
Salah satunya adalah "Kendala/Hambatan Apa Saja yang Dialami Ibu/Bapak Selama Proses Penilaian Kinerja?.."
Berikut selengkapnya.
____
Survei Nasional Supervisi Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Tahun 2025
[Soal:]
cg. Kendala/Hambatan Apa Saja yang Dialami Ibu/Bapak Selama Proses Penilaian Kinerja?
[Kunci Jawaban:]
#Referensi Jawaban (1)
Memahami tantangan yang dihadapi guru selama proses ini menjadi kunci untuk memperbaiki sistem penilaian agar lebih efektif dan mendukung pengembangan profesionalisme guru. Berikut beberapa kendala yang dialami oleh guru:
1. Beban Administrasi yang Berat
Salah satu kendala utama yang sering dikeluhkan guru adalah beban administrasi yang cukup berat selama proses penilaian kinerja.
Pengisian dokumen, laporan, dan bukti pendukung sering kali memakan waktu cukup lama, sehingga mengurangi fokus guru pada tugas utama yaitu mengajar.
Hal ini diperparah dengan kurangnya pelatihan dan pendampingan terkait sistem penilaian yang baru, sehingga guru merasa kewalahan dan kurang memahami prosedur yang harus dijalankan.
2. Kurangnya Pemahaman dan Sosialisasi Sistem Penilaian
Banyak guru mengalami kesulitan karena minimnya sosialisasi dan pemahaman tentang mekanisme penilaian kinerja.
Sistem yang terus diperbarui tanpa pendampingan yang memadai membuat guru bingung saat mengisi instrumen penilaian, termasuk dalam penggunaan platform digital seperti e-Kinerja.
Akibatnya, proses penilaian menjadi tidak optimal dan kurang akurat.
3. Kendala Teknis dan Infrastruktur
Di beberapa daerah, terutama yang memiliki keterbatasan akses teknologi dan jaringan internet, guru menghadapi kendala teknis dalam mengakses sistem penilaian online.
Perangkat yang tidak memadai, internet yang lambat atau tidak stabil, serta kurangnya dukungan teknis menjadi hambatan signifikan dalam pengisian dan pelaporan kinerja secara digital.
4. Kriteria Penilaian yang Kurang Spesifik dan Subjektif
Beberapa guru dan kepala sekolah mengeluhkan bahwa kriteria penilaian kinerja masih terlalu umum dan kurang spesifik, sehingga membuka celah subjektivitas dalam penilaian.
Variasi standar antar evaluator juga menjadi persoalan, karena perbedaan interpretasi bisa menghasilkan nilai yang tidak konsisten.
Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dan kebingungan di kalangan guru.
5. Motivasi dan Kepuasan Kerja yang Menurun
Kendala lain yang memengaruhi proses penilaian kinerja adalah motivasi dan kepuasan kerja guru yang rendah.
Faktor internal seperti stres akibat beban kerja tinggi, kurangnya apresiasi, dan tekanan administratif membuat guru kurang termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses penilaian.
6. Tantangan dalam Implementasi Perubahan Metode Pengajaran
Penilaian kinerja sering kali mengharuskan guru menerapkan metode pembelajaran baru atau inovatif.
Namun, guru yang sudah terbiasa dengan metode lama merasa kesulitan beradaptasi, terutama jika tidak disertai pelatihan yang memadai.
Hal ini dapat berdampak pada hasil penilaian yang kurang maksimal serta menimbulkan frustrasi dalam proses pembelajaran.
____
#Referensi Jawaban (2)
Beberapa kendala utama yang saya alami dalam proses penilaian kinerja meliputi:
- Teknis: Gangguan sistem seperti lambatnya loading, sulit mengakses laman tertentu, dan error saat menyimpan atau mengunggah data.
- Waktu: Kegiatan penilaian kinerja membutuhkan waktu yang tidak sedikit, sedangkan tugas-tugas lain seperti mengajar, membuat perangkat ajar, serta administrasi sekolah tetap berjalan.
- Literasi digital: Tidak semua guru dan kepala sekolah memiliki kemampuan teknis yang sama, sehingga bagi sebagian rekan, pengisian sistem ini menjadi beban tambahan.
- Kurangnya pelatihan atau pendampingan: Tidak semua pengguna mendapatkan pelatihan teknis atau bimbingan langsung dalam menggunakan sistem.
- Hal ini menyebabkan keraguan dan kekhawatiran dalam pengisian data, terutama untuk hal-hal yang bersifat administratif dan sensitif.
- Kurangnya fleksibilitas: Sistem sering kali tidak memungkinkan untuk melakukan revisi data secara mudah, padahal dalam kenyataannya, beberapa kegiatan membutuhkan penyesuaian seiring waktu.
**
Artikel lainnya di google news.
Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.
Daftar Kisi-kisi OMI 2025 Jenjang MI, Bidang Sains Matematika dan IPAS |
![]() |
---|
Daftar Kisi-kisi OMI 2025 Jenjang MTS, Mapel Matematika, IPA dan IPS |
![]() |
---|
Cek Bantuan Insentif Guru Non ASN di Info GTK 2025, Ini Kriteria Penerima dan Cara Pencairan |
![]() |
---|
Cek Info GTK 2025 Melalui info.gtk.dikdasmen.go.id, Pencairan Bantuan Isentif Guru Non-ASN |
![]() |
---|
Info GTK Dikdasmen.Go.Id 2025, Cek Bantuan Isentif Guru Non ASN Rp 2,1 Juta Cair Agustus-September |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.