Berita Viral
Agam Rinjani Tak Sentuh Uang Donasi Rp 1,3 M, Sang Relawan Rela Berutang demi Evakuasi Juliana
Agam Rinjani ternyata rela berutang ke kerabatnya lantaran sudah habis untuk membeli tiket dari Jakarta ke Rinjani demi menyelamatkan Juliana Marins.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Di balik hujatan hingga pro kontra Relawan evakuasi Gunung Rinjani, Agam Rinjani menerima donasi sebesar Rp1,3 miliar dari warga Brasil, ada fakta memilukan.
Agam Rinjani ternyata rela berutang ke kerabatnya lantaran sudah habis untuk membeli tiket dari Jakarta ke Rinjani demi menyelamatkan Juliana Marins.
Agam Rinjani sehari-harinya bekerja sebagai guide di Gunung Rinjani.
Bahkan Agam Rinjani tak segan mengeluarkan uang pribadinya untuk keperluan penyelamatan.
Baca juga: Bingungnya Agam Rinjani Dijuluki Pahlawan Warga Brasil dan Banjir Donasi, Singgung Peran Tim Rescue
Pada saat kejadian Juliana Marins jatuh, Agam sedang berada di Jakarta untuk persiapan acara pelatihan guide di Gunung Rinjani bersama Tyo Survival.
Berdasarkan jadwal, Agam baru akan pulang ke Lombok pada tanggal 26 Juni 2025.
Namun Agam harus mempercepat kepulangannya karena Juliana Marins jatuh pada tanggal 21 Juni 2025.
Agam pun akhirnya memutuskan pulang ke Lombok pada tanggal 23 Juni 2025 dini hari, karena tidak kebagian penerbangan di tanggal 22 Juni 2025.
"Ketika ada yang hilang, merasa bersalah saya kalau tidak bantu cari. Karena itu yang bisa saya lakukan," kata Agam dikutip dari Youtube Consina TV, Senin (29/5/2025).
Bukan karena dirinya hapal semua jalur di Rinjani, tapi paling tidak ia memiliki pengetahuan tentang itu.
"Di mana dia hilang, kenapa bisa pisah, tenagaku bisa terpakai untuk menyelamatkan orang yang lagi susah. Kadang rescue pakai uang pribadi," tutur Agam.
Bahkan saat hendak mengevakuasi Juliana, uang Agam pun langsung habis untuk membeli tiket.
Ia kemudian menghubungi rekannya, Disyon, yang selalu mendukung dirinya saat evakuasi.
"Saya telepon Bang Disyon, saya mau berangkat. Uangku sudah gak ada, rescue teakhir saja saya masih ada utang," jelasnya.
Baca juga: Curhat Agam Rinjani Kecewa Indonesia Dihujat, Taruhkan Nyawa Evakuasi Juliana: Masa Negara Diinjak
Setelah acara talkshow dengan Consina, Agam bahkan sempat meminta uang lagi pada Disyon.
Ia mengaku sudah kehabisan uang untuk membeli rokok.
Hal ini membuktikan kalau Agam tidak mau menggunakan uang donasi, bahkan untuk mengganti biaya tiket yang ia pakai menggunakan uang pribadinya.
"Katanya dapat miliaran, tadi malam Agam minta duit buat beli rokok, duit saya habis buat beli tiket," tulis Disyon di akun Instagramnya @disyon_toba.
Tak hanya itu, Agam juga mengaku grogi saat bicara di depan banyak orang.
"Terus saya grogi bang. Dia boleh jago di gunung, di stage ternyata merinding," tulis Disyon dengan emoticon tertawa.
Agam tidak memiliki uang karena selama evakuasi dirinya tidak membawa tamu, sehingga tak memiliki penghasilan.
Agam membantu mengevakuasi korban secara sukarela, dan tidak pernah mau dibayar sepeserpun.
"Jadi kalau menyelamatkan drone, baru Agam mau dibayar. Kalau nyelamatin orang, Agam gak mau dibayar," kata Disyon lagi.

Setibanya di Lombok, ia langsung mendaki Gunung Rinjani bersama Tyo Survival dan bergabung dengan Tim SAR untuk mengevakuasi Juliana Marins.
Agam jadi sosok yang paling disorot karena sejak awal selalu mengabarkan ke netizen di Brasil soal update proses evakuasi.
Netizen Brasil pun berterima kasih pada Agam dan meminta nomor rekening.
Mereka lalu menggalang donasi untuk Agam Rinjani dan tim yang membantu evakuasi Juliana Marins.
Donasi yang terkumpul ada sekitar Rp 1,3 miliar.
Rupanya hal itu disayangkan oleh Tim SAR, apalagi tidak ada koordinasi dari Agam.
Bahkan ada Tim SAR yang kecewa karena hanya Agam yang disorot oleh netizen Brasil.
Padahal kata dia, tanpa bantuan Tim SAR yang lain, Agam tidak akan bisa mengevakuasi jenazah Juliana Marins seorang diri.
Agam dituding menikmati popularitasnya seorang diri dan memafaatkan untuk menggalang donasi.
Rupanya uang donasi miliaran itu tidak disentuh sama sekali oleh Agam untuk keperluan pribadinya.
Uang itu nantinya akan digunakan oleh Agam untuk kebutuhan di Gunung Rinjani.
Faktanya, Agam kini kehabisan uang karena sisa uangnya dipakai untuk membeli tiket pulang demi menolong Juliana Marins.
Bingung Disebut Pahlawan
Agam Rinjani sendiri mengaku tak habis pikir saat disebut sebagai pahlawan oleh warganet Brasil.
Seperti diketahui, sosok Agam Rinjani paling disorot usai membantu proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27) yang terjauh di kedalaman 600 meter.
Menurut Agam, bukan hanya dirinya yang pantas dijuluki sebagai Pahlawan.
“Saya bingung juga sebenarnya. Pahlawan sebenarnya itu tim rescue, semuanya pahlawan,” kata Agam saat diwawancarai, Sabtu (28/6/2025).
Di tengah kritik publik Brasil terhadap lambannya penanganan, Agam justru memilih menunjukkan kondisi medan secara transparan.
Respons positif pun mengalir deras.
Agam juga menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi layak diapresiasi, mulai dari Basarnas hingga porter lokal.
“Kenapa saya yang dijadikan paling depan, juga bingung. Kita enggak tahu lah bagaimana orang-orang Brasil bisa menjadikan saya sebagai pahlawan,” ujarnya.
Akibat popularitasnya di media sosial, Agam bahkan menerima banyak permintaan dari warga Brasil untuk memberikan nomor rekening pribadi agar mereka bisa mengirimkan donasi.
Lewat akun Instagram miliknya, Agam membagikan video saat mengevakuasi jenazah Juliana dari tebing curam sedalam 600 meter.
Ia terlihat bergelantung di tali sambil membawa tubuh Juliana yang telah dibungkus rapat. Aksi heroik itu membuat netizen Brasil menyebutnya sebagai "pahlawan rakyat Brasil".
Postingan terakhir Agam dibanjiri lebih dari 30 ribu komentar dan disukai 61 ribu akun. Mayoritas warganet mengungkapkan rasa terima kasih dan kekaguman.
Sebagai bentuk apresiasi, warga Brasil menggalang donasi untuk Agam yang kini tembus lebih dari Rp1,3 miliar.
Padahal sebelumnya, galangan dana ini sempat menuai pro dan kontra hingga menuai kekecewaan dari Anggota Tim SAR.
Agam, yang memiliki nama asli Abdul Haris Agam, mengungkapkan bahwa donasi itu tidak akan digunakan untuk kepentingan pribadi.
Ia menyatakan, dana dari masyarakat Brasil akan dialokasikan untuk dua hal: pembelian alat keselamatan dan program penanaman pohon di Gunung Rinjani.
“Uang yang nanti dikirim, kamu belikan alat untuk bisa lebih safety dan lain-lain. Beli perlengkapan,” kata Agam dalam diskusi publik di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
“Untuk kebutuhan Rinjani, bagaimana supaya orang bisa mendaki aman dan nyaman,” tambahnya.
Agam juga melibatkan seluruh tim relawan yang terlibat dalam proses evakuasi jenazah Juliana untuk penggunaan donasi ini.
Lewat Instagram @riodansatyo, anggota Tim SAR akhirnya bertemu dengan Agam dan membahas soal donasi yang dibuka, Sabtu (28/6/2025).
Dalam potretnya bersama Agam, Rio menyebutkan alasan donasi itu dilakukan karena untuk rinjani lebih baik aman dan nyaman.
Rio pun mengaku pertemanannya dengan Agam terkadang ada selisih faham, namun kini sudah bertemu.
"Kita berteman dan kadang berselisih faham, hari ini kita sudah berteman dan membicarakan semuanya kenapa ada donasi untuk apa donasi itu nantinya.
Untuk Rinjani lebih baik aman dan nyaman," tulis Rio, Jumat (27/6/2025).
Sementara, dalam story selanjutnya para Tim SAR berkumpul.
"Alhamdulillah Tim kembali berkumpul paket komplit, pokoknya sepaket komplit kita bertemu lagi para pejuang Rinjani yang siap penangan rest crew, pasukan berani mati takut lapar," kata salah satu Tim SAR saat berkumpul.
Sebelumnya, anggota Tim SAR juga kecewa karena diduga ada penggalangan donasi yang dikirim ke rekening atas nama Abdul Haris Agam.
Bahkan penggalangan donasi itu, kata dia, tanpa sepengetahuan Tim SAR yang ikut dalam evakuasi itu.
Melansir dari Tribunnewsbogor.com, Jumat (27/6/2025) dia adalah Rio Pratama, anggota Tim SAR yang ikut dalam operasi evakuasi Juliana Marins.
Meski pada evakuasi itu, Rio tidak termasuk dalam tujuh orang yang terjun ke jurang.
Ia jadi satu dari 23 rescuer support system peralatan di atas pegunungan.
Rio bersama Tim SAR lainnya ikut menarik tali yang membawa Agam dan jasad Juliana Marins.
Menurut Rio, tanpa kerja sama para Tim SAR, Agam tidak akan bisa membawa jasad Juliana ke punggung gunung.
"Jutaan orang bilang @agam_rinjani adalah pahlawan..
Pertanyaan saya, apakah bisa agam evakuasi sendiri ..?,
Apakah bisa agam membawa dan mempersiapkan peralatan untuk evakuasi sendiri ?," tulisnya di akun Instagram @riodansatyo.
Ia menulis itu sambil memposting video bagaimana anggota tim SAR lainnya ikut bergelantungan di jurang.
Kemudian para anggota lainnya yang ikut menyiapkan tali untuk Agam dan yang lainnya.
Rio mengaku kalau ia dan anggota Tim SAR tidak berharap disebut pahlawan.
"Ok mungkin video ini bisa menjawab dan menjelaskan, Kami Bukan Pahlawan dan tidak berharap di bilang pahlawan. Bergerak atas dasar kemanusiaan untuk menjaga nama baik Indonesia.
4 rescuer Di titik Korban, 3 rescuer standby di pelataran ujung tebing, 23 rescuer support System peralatan di Atas punggungan," tulisnya lagi.
Rio bahkan menyindir rescuer yang sedang menjadikan momen ini sebagai panggung untuk dirinya sendiri.
"Awalnya saya tidak perdulikan permasalahan ini, karena memang setiap orang mempunyai maksud sendiri sendiri di setiap evakuasi, ada yang mencari pahala, ada yang tulus untuk kemanusiaan dan ada pula yang menjadikan panggung untuk dirinya sendiri. Tidak ada masalah itu hak masing-masing," tulis Rio.
Namun ia menyindir adanya postingan berisi open donasi untuk Agam.
Ia pun mempertanyakan, kenapa Agam tidak memberi tahu pada tim yang lainnya soal penggalangan dana tersebut.
"Yang membuat saya miris dan sedih adalah ketika muncul sebuah postingan bahwa ada Open Donasi Untuk agam … ini ada apa..? Kenapa tidak memberi tau tim, perihal ini..?," tulis dia lagi.
Bahkan ia juga memposting di Insta Story sambil menandai akun @agam_rinjani.
Ia memposting donasi untuk Agam yang sudah terkumpul lebih dari Rp 1 miliar.
"Mau sampe berapa miliar bro ?
Kenapa harus ada donasi-donasi an bro..," tulis Rio di Insta Story.
Rupanya setelah itu, postingan soal donasi di akun Instagram Agam Rinjani pun langsung dihapus.
Padahal Rio hanya mempertanyakan, kenapa Agam tidak diskusi dulu dengan Tim SAR.
"Kenapa dihapus Postingan Donasi di feed nya @agam_rinjani !
Teman-teman team hanya butuh penjelasan. Di luar empati masyarakat Brasil, ini sangat tidak etis. Karena dari awal tidak ada program donasi-donasi macam ini apalagi sampai ke rekening pribadi dan mengatasnamakan untuk team," tulisnya.
Hasil Autopsi Juliana
Kondisi Juliana Marins, pendaki asal Brazil yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) diungkap dokter.
Hal ini diketahui setelah dilakukannya autopsi terhadap jasad Juliana pada Jumat (27/6/2025).
Menurut hasil autopsi, dokter spesialis forensik RS Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, menyimpulkan bahwa tubuh Juliana Marins menderita luka parah.
Lukanya tersebut, menyebabkan Juliana tidak bisa bertahan dan tewas dalam waktu singkat setelah terjatuh di Gunung Rinjani.
"Kalau kita perkirakan paling lama 20 menit," katanya.
Tewasnya Juliana, menurut dokter Ida Bagus, dikarenakan organ dalam tubuhnya mengalami kerusakan dan ada pendarahan di beberapa bagian tubuh.
"Daripada inilah terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan," katanya di RS Bali Mandara, Denpasar, Jumat (27/6/2025).
Secara lebih rinci, Ida menuturkan bagian tubuh Juliana yang menderita luka seperti di kepala, dada, dan perut.
Dia menjelaskan pada bagian dada dan perut Juliana, terjadi pendarahan yang parah.
"Demikian juga di dada dan juga di perut. Pendarahan itu cukup banyak dan juga tidak ada organ spleen (limpa) yang mengkerut dan menunjukkan pendarahan itu lambat," jelas Ida.
Selain itu, Ida Bagus juga mengatakan bahwa Juliana menderita patah tulang.
Korban, kata Ida Bagus, turut menderita luka goresan di hampir seluruh tubuh seperti punggung, kepala, tangan, dan kaki. Namun, luka gores yang paling banyak berada di punggung.
Banyak warganet sempat mempertanyakan, apakah salah satu penyebab tewasnya Juliana karena tidak adanya asupan makanan, Ida mengakuinya.
Namun, Ida Bagus menegaskan, penyebab utama tewasnya Juliana memang karena kekerasan tumpul akibat terjatuh.
"Jadi kita lihat pendarahan yang memang jumlahnya sudah begitu besar di tubuhnya," katanya.
Ida mengatakan saat ini, jenazah Juliana Marins sudah diserahkan ke pihak keluarga melalui kuasanya.
Namun, dia mengungkapkan jenazah tersebut tidak langsung diterbangkan ke negara asalnya karena masih menunggu jadwal penerbangan yang kosong.
"Dari penyidik (jenazah) sudah menyerahkan lewat kuasanya. (Diserahkan) pagi tadi). Jenazah masih di sini," katanya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Pekerjaan Mentereng Salsa Erwina Berani Tantang Ahmad Sahroni Debat Terbuka, Tinggal di Denmark |
![]() |
---|
Mama Muda Tewas Dibunuh di Tegal, Suami Sengaja Tak Dikabari Keluarga karena Sedang Berlayar |
![]() |
---|
Alasan Ahmad Sahroni Tolak Tantangan Salsa Erwina Debat Buntut Pernyataan "Tertolol Sedunia" |
![]() |
---|
'Tak Masuk Akal' Curhat Nenek Endang Akui Salah Putar Liga Inggris, Istighfar Tahu Denda Rp115 Juta |
![]() |
---|
Profil Willy Aditya Anggota DPR RI Ancam Usir Ahmad Dhani dari Rapat RUU Hak Cipta, Kekayaan Rp18 M |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.