Bulan Muharram

Niat Puasa Tasua-Asyura 2025 dan Niat Puasa Qadha Ramadhan, Hukum Menggabungkan, Ini Kata Ulama

Artikel berikut memuat bacaan niat puasa Tasua-Asyura 2025 dan Niat Puasa Qadha Ramadhan, hukum menggabungkan.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL/VANDA via Canva
NIAT PUASA TASUA-ASYURA - Ilustrasi orang berniat berpuasa. Bacaan niat puasa Tasua-Asyura 2025 dan Niat Puasa Qadha Ramadhan, hukum menggabungkan. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel berikut memuat bacaan niat puasa Tasua-Asyura 2025 dan Niat Puasa Qadha Ramadhan, hukum menggabungkan.

Puasa Tasua-Asyura adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.

Puasa Tasua 2025 bertepatan Sabtu 5 Juli 2025. Puasa ini dilaksanakan sehari sebelum puasa Asyura yang jatuh pada hari Minggu, 6 Juli 2025. 

Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadhan mungkin timbul pertanyaan, Bagaimana hukum menggabungkan niat Puasa Tasua-Asyura dan Puasa Qadha Ramadhan? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut silakan disimak penjelasan berikut. 

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal mengutip dari laman online, rumaysho.com mengungkapkan siapa yang berniat ibadah sunnah, tidak bisa mencukupi untuk yang wajib. 

Contoh, siapa yang berniat puasa Asyura, ia tidak bisa dianggap mengerjakan qadha puasa.

Namun, siapa saja yang berniat qadha Ramadhan (sebagai niatan pokok) dan disengaja dibuat tepat dengan puasa Asyura, maka puasanya sah, diharapkan ia mendapatkan pahala puasa Asyura menurut sebagian ulama.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam Fatawa Ash-Shiyam (hlm. 438) menyatakan bahwa siapa yang berpuasa Arafah atau Asyura sedangkan ia memiliki qadha puasa Ramadhan, puasanya sah. 

Namun, kalau ia berpuasa qadha Ramadhan pada hari Arafah atau Asyura, ia akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala puasa Arafah atau Asyura sekaligus puasa qadha. 

Hal ini berlaku pada puasa mutlak yang tidak terkait dengan puasa Ramadhan. Puasa yang terkait dengan Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawal. 

Puasa Syawal ini mesti dilakukan setelah qadha puasa telah selesai. Jika ada yang mengerjakan puasa Syawal tanpa didahului qadha puasa, pahala puasa Syawal tidak ia dapati. 

Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa berpuasa Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” Apabila seseorang masih memiliki qadha puasa berarti ia belum dikatakan berpuasa Ramadhan dengan sempurna.

Yang lebih baik adalah bersegera membayar qadha puasa. Hal ini tentu lebih utama daripada puasa sunnah. 

Namun, jika memiliki waktu yang sempit dan puasa qadha belum bisa dilunasi semua, lalu bisa luput dari momen puasa spesial seperti puasa Asyura dan Arafah, maka hendaklah berpuasa dengan niatan qadha–kemudian dipaskan dengan momen puasa spesial, semoga dengan itu bisa meraih pahala puasa Asyura dan Arafah pula. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved