Berita Viral
Kisah Kakek Masro Kerja Jadi Pengatur Lalu Lintas Meski Tak Digaji, Dedi Mulyadi Beri Bantuan
Kakek Masro, lansia yang berseragam polisi berpangkat brigadir mengatur lalu lintas di kawasan Ciamis, ditemui Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi viral
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Kakek Masro, lansia yang berseragam polisi berpangkat brigadir mengatur lalu lintas di kawasan Ciamis, ditemui Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi viral di media sosial.
Momen ini dibagikan Gubernur Jawa Barat lewat Youtube miliknya.
Dalam momen itu, awalnya Dedi Mulyadi bertanya kepada kakek tersebut arah menuju Kabupaten Ciamis.
Kakek Masro tampak menunjukkan jalan ke pusat perkotaan Kabupaten Ciamis.
Saat itu, Dedi Mulyadi menanyakan bahwa hari ini ada peringatan apa di Kabupaten Ciamis.
Kepada Gubernur Jawa Barat, sang kakek mengaku, tidak tahu
"Saya mau berkunjung ke Ciamis, Ciamis hari ini ada peringatan apa pak ?," tanya Dedi Mulyadi.

Selain itu, Dedi Mulyadi juga bertanya kepada kakek tersebut siapa nama Bupati Ciamis.
"Bapak tahu Bupati Ciamis siapa ?," tanya Dedi Mulyadi.
Sang kakek menjawab Herdiat.
Selain itu, Gubernur Jawa Barat juga bertanya siapa nama presiden Republik Indonesia.
Dengan lantang kakek Masro menjawab Prabowo Subianto.
Namun, saat ditanya siapa nama Gubernur Jawa Barat, si kakek tidak mengetahuinya.
"Bapak Gubernur Jawa Barat tidak tahu ?," kata Dedi Mulyadi.
"Bapak sebagai anggota pangkat Brigadir, bapak dari satuan mana ?," tanya Kang Dedi.
"Satuan Banpol pak," jawab sang kakek.
"Banpol artinya pembantu Polisi," ucap kakek tersebut.
Kakek Masro mengaku diperintahkan oleh polisi.
"Ditugasin di wilayah ini dari aparat polisi dari Polres," katanya.
Sambil tersenyum, Dedi Mulyadi menanyakan surat penugasan hingga gaji.
Namun sang kakek mengaku tidak ada.
Lebih lanjut sang kakek mengaku tidak diberi gaji dan surat penugasan.
"Saya ini tidak diberi gaji, tidak diberi SK," kata sang kakek.
Kakek tersebut mengaku, mendapatkan uang hanya dari keikhlasan para sopir yang melintas.
Sementara, Gubernur Jawa Barat menanyakan, tugas sang kakek ada di pinggir jalan.
Sambil memeragakan, kakek tersebut menjawab, menjaga keamanan dengan cara menghentikan kendaraan berat dari bagian atas agar mobil dari bawah bisa menanjak dengan baik.
"Tugas Bapak dalam setiap hari di sini adalah mengatur menjadi rambu-rambu hidup," kata Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut, KDM pun membawa sang kakek ke dalam mobilnya.
"Bapak sudah memakai baju polisi tanpa izin. Bapak ikut mobil saya," kata Gubernur Jawa Barat.
"Bapak tahu enggak kalau pakai baju seragam itu harus anggota," ungkap Dedi Mulyadi.
Kakek Masro mengungkapkan alasannya memakai baju seragam polisi.
Ia mengaku bukan polisi sedangkan seragam yang dipakainya hanya pemberian.
Dedi Mulyadi lanjut menanyakan, sudah mendapatkan uang berapa banyak.
"Sekarang bapak sudah dapat uang berapa ?," tanya Dedi Mulyadi.
Masro mengaku, sudah mendapatkan Rp10.000 dari keikhlasan pengendara yang lewat.
"Dapat Rp10 ribu yang dilemparkan sama supir," kata kakek Masro.
Lalu Masro pun memperlihatkan uang pecahan Rp2.000-an.
Gubernur Jawa Barat lalu menghitungnya dan ternyata hanya Rp6.000.
Dedi Mulyadi kemudian menyita uang yang Masro dapatnya dari jalanan.
"Saya sita ini uangnya," tegas Gubernur Jawa Barat sambil memasukkan uang ke sakunya.
Dedi Mulyadi terus melanjutkan dramanya, dengan menanyakan apakah Masro bersedia diperiksa di markas.
"Bapak kalau diperiksa di markas saya bersedia gak," kata Dedi.
"Ya boleh, bapak," ucap Masro.
Diketahui, kakek Masro tinggal di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Baregbeg.
"Saya tinggal di Desa Pasir Pondok, saudaranya Pasir Panjang," canda Dedi Mulyadi yang bikin Masro tetap tegang.
Selain itu, kakak Masro mengaku menjalankan tugasnya mengatur lalu lintas sudah sejak lama sebelum Jokowi menjadi Presiden.
"Sudah lama pak, sebelum Jokowi jadi Presiden," katanya.
Dalam sehari, Masro mengaku mendapatkan uang sekitar Rp150 ribu yang dipakai untuk biaya kehidupan sehari-hari dan sekolah anak-anak yang masih SD dan SMP.
Menurut Masro, dirinya kini berusia 74 tahun sedangkan istrinya 45 tahun.
Lebih lanjut Masro mengatakan, sebelumnya bercerai dan memiliki 4 anak, kemudian menikah lagi dengan janda dan mempunyai 5 anak.
Dedi Mulyadi kemudian mengajak ke minimarket dan belanja beras, mie, gula hingga kopi termasuk sepatu dengan uang Rp6.000 milik Masro.
Gubernur Jawa Barat memberi uang Rp1 juta untuk belanja dan Rp1 juta untuk biaya pendidikan anak yang masih SD dan SMP dan menambah Rp1 juta lagi.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Sosok Umi Cinta di Bekasi Viral Janjikan Masuk Surga dengan Bayar Rp1 Juta, Sudah Berjalan 8 Tahun |
![]() |
---|
Identitas Asli Terungkap! Simpatri Diamuk Massa Usai Menyamar Jadi Wanita di Pinrang |
![]() |
---|
Tangis Pilu Sukmawati Calon Pengantin Wanita Batal Dinikahi Bripda Farhan, Menghilang Saat Akad |
![]() |
---|
Kisah Brigpol Ridha, Intel Polisi Nyambi jadi Badut Sulap di Makassar, Hasilnya Dibagikan ke Panti |
![]() |
---|
Sanksi Bripda Farhan usai Kabur di Hari Pernikahan, Dansat Brimob Gorontalo Sebut Langgar Disiplin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.