Berita Viral
Janji Manis Kades Mander Serang Belum Bayar 16 Sapi Kurban, Ngaku Punya Teman Pengusaha Batu Bara
Kepala Desa Mander, Kabupaten Serang, Banten, Edo Saefudin disebut umbar janji belum membayar lunas transaksi 16 hewan sapi milik petani asal NTB
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM- Kepala Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, Edo Saefudin viral belum membayar lunas transaksi 16 hewan sapi milik petani asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Fadil, pedagang yang menjualkan 16 sapi milik sejumlah petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) kini nelangsa meminta pertanggungjawaban dari Kades Edo.
Adapun, transaksi jual beli sapi untuk kurban ini dilakukan sejak 2024 alu dengan sisa pembayaran Rp250 juta yang hingga kini tak kunjung dibayar.
Fadil mengaku selalu menerima janji manis dari Edo Saefudin dan sampai kesulitan untuk berkomunikasi.
Baca juga: Tangis Fadil Ditagih Pemilik Sapi 16 Ekor Gegara Belum Dibayar Kades Mander, Ngaku Diancam Dibunuh

Awalnya, Fadil yakin melakukan transaksi jual beli 16 sapi kepada Kades Edo lantaran dijaminkan berupa surat AJB rumahnya.
"Terus ada pernyataan hitam diatas putih, dengan pembelian 290 juta, minta waktu sampai 10 Agustus 2024, dan bangunan seluas 940 meter," kata Fadil, dilansir dari podcast di kanal Youtube Uya Kuya TV, tayang pada Kamis, (12/6/2025).
Namun, keberadaan Edo Saefudin bak ditelan bumi.
Fadil mengaku kesulitan bertemu Kades tersebut lantaran jarang berada di rumahnya.
Komunikasi terakhir Edo dan Fadil pun berhenti sejak Mei 2025 lalu.
"Susah (komunikasi) karena bulan 1,2,3 itu jarang kalau WA jarang mau balas, karena telepon juga gak mau diangkat, karena baru viral ini aja saya telepon langsung diangkat," bebernya.
Edo Saefudin disebut sering menunda-nunda pembayaran dan berdalih tengah mencari pinjaman untuk pelunasan.
Selama proses tagihan itu, Fadil menyebut jika Edo kerap sesumbar mengaku memiliki teman pengusaha sapi hingga perusahaan batu bara.
"Alasannya selalu sama berusaha, berusaha terus, sedangkan dia janjikan saya yang pertama dia punya teman pengusaha sapi ribuan ekor, tinggal disuruh kesana ambil berapa ekor untuk nutupin ke saya, akhirnya cuma omong kosong," ungkap Fadil.
"Karena kata dia orang ini pernah dibantu pak kades waktu dia masih susah, sekarang jadi kaya," sambungnya.
"Kita bicara masih 2024, dia juga menjanjikan dia temannya pengusaha batu bara di daerah Ambon, dia mau minjamin duit karena pernah bantu pak kades ini, sampai saya ajak ketemu dia gak mau, katanya uangnya berupa dollar, dia minta waktu sampai setahun ini belum jadi rupiah-rupiah," ujar Fadil.
Baca juga: Alasan Edo, Kades Mander Belum Bayar 16 Ekor Sapi ke Pedagang NTB, Ngaku Kena Tipu Rekan Bisnis
Tak berhenti disitu, Fadil menyebut bahwa sang kades diduga memiliki komplotan untuk melakukan penipuan.
"Yang ketiga ini bagus lagi, kayaknya satu tim ini kompak sekali ngatur rencananya itu, ini mau jual tanah minta tanah pak lurah atau pak kades ini saya gak tahu, jadi yang membantu yang menyelesaikan ini ngomong ke saya janjinya sampai bulan 8, akhirnya saya telepon terus saya nagih janji, akhirnya dia geram dan itu juga omong kosong," terang Fadil.
Tangis Pecah Ngaku Diancam Dibunuh
Kini, Fadil mengaku masih belum tenang karena16 ekor sapinya belum dibayar Kepala Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten.
Hingga saat ini, Edo Saefudin Kepala desa Mander, di Serang Banten tak kunjung melunasi transaksi hewan sapi sebesar Rp250 juta sejak tahun 2024 lalu.
Akibat nunggaknya pembayaran uang sapi, kini Fadil mengaku dikejar-kejar ditagih pemilik sapi.
Diketahui, 16 sapi tersebut bukan sepenuhnya milik Fadil.
Fadil mengaku hanya satu dari 16 sapi itu miliknya, sisanya hewan ternak dari petani di NTB.
Atas kejadian ini, hidup Fadil tak tenang karena ditagih tanggung jawab atas kerugian yang dialami para petani tersebut.
"Itu sapi orang semua bukan punya saya, saya punya disitu berangkat cuma satu saja," ungkap Fadil.
"Saya tuh emosi gak tenang karena saya dikejar-kejar terus, padahal saya gak makan uang itu, saya bingung juga, dari uang sekian kan saya udah bayar ke petani, cuma sisa kan tinggal sedikit, tapi petani tidak tahu menahu," sambungya dengan berderai air mata.
Diakui Fadil, dirinya mengaku rela mati lantaran sejak awal dirinya hanya sebagai perantara jual.
"Bukan saya yang jual sebenarnya, mangkanya saya bertahan mati pun saya siap, cuma saya kan gak enak, saya jaga harga diri saya, nama baik saya, keluarga saya," ujarnya.
"Mangkanya saya gak pulang kampung karena masih ada sangkut paut utang itu, fatal bagi saya karena pelihara setahun itu 3 ekor pak," kata Fadil.
Baca juga: Sosok Fadil Peternak di NTB, Pilu 16 Ekor Sapinya Belum Dibayar Kades Mander dari Tahun 2024
Fadil sendiri memaklumi tuntutan tanggung jawab dari para petani, mengingat itu mata pencarian mereka.
Namun, banyaknya desakan tanggungjawab dari petani, membuat Fadil takut pulang ke kampung halamannya.
Bahkan, kata Fadil dirinya sampai mendapat ancaman akan dibunuh.
"Mau hujan panas kan mereka gak mau tahu itu sapi harus makan, mereka nuntut disitu pak, keringat mereka itu di saya, mangkanya saya menghindar saya takut," terangnya.
"Saya takut, mereka kan waktu itu ancam saya mau dibunuh sama mereka, saya sudah jelaskan ke mereka," bebernya sambil menangis.
Sejumlah petani dari NTB pun sampai mendatangi Fadil ke Bogor untuk meminta pertanggungjawaban.
Bupati Turun Tangan
Akibat permasalahan ini, Edo mengaku dihubungi Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, untuk memberikan konfirmasi.
"Bupati sudah kontak, telepon ke saya kemarin sore ya nanyain itu, saya bilang ada sangkutan pribadi usaha saya. Cuma ya semakin kesini semakin sulit usaha saya," ucapnya.
Edo menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dirinya dengan pedagang hewan ternak tersebut.
"Mohon doa, semoga ini segera selesai, ya karena ini murni bisnis pribadi," pungkasnya.
Terakhir, Edo menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dirinya dengan pedagang hewan ternak tersebut.
"Mohon doa, semoga ini segera selesai, ya karena ini murni bisnis pribadi,"
Edo menuturkan, sampai saat ini pihaknya sudah lama tidak berkomunikasi dengan pedagang hewan tersebut.
Dia juga mengaku masih membayarkan pelunasan secara bertahap.
"Terakhir komunikasi itu kemungkinan tahun 2024, sudah lama."
"Jadi sekarang itu ketika saya ada uang, ya langsung saya bayarkan secara bertahap," pungkasnya.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Jejak Karier Militer Letda Inf Thariq Singajuru, Ternyata Dulu Pernah Menimba Ilmu di Palembang |
![]() |
---|
Sosok Afandi Bunuh Bocah 7 Tahun di Pasuruan, Diduga Depresi Tak Kerja hingga Pisah dengan Istri |
![]() |
---|
VIDEO Bocah 7 Tahun di Pasuruan Dibunuh Tetangga saat Asik Main, Warga Hancurkan Rumah Pelaku |
![]() |
---|
VIDEO Pilu Buruh Jahit Pekalongan Dapat Surat Pajak Rp 2,8 Miliar, Ternyata NIK-nya Disalahgunakan |
![]() |
---|
Akibat Rekam Majikan yang Baru Selesai Mandi, ART di Bekasi Terancam Dihukum 12 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.