Berita Viral
Tampang Syamsudin, Pria yang Bunuh Istrinya yang Baru Melahirkan di Dompu, Terancam 15 Tahun Penjara
Inilah tampang Syamsudin, suami yang tega menghabisi nyawa istrinya di Desa Marada, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB)
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah tampang Syamsudin, suami yang tega menghabisi nyawa istrinya di Desa Marada, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (7/5/2025).
Adapun motif Syamsudin nekat menghabisi nyawa istrinya dipicu soal utang.
Kini Syamsuddin ditangkap setelah kabur dari pengejaran polisi.
Ia ditangkap di Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, beberapa jam setelah membunuh istrinya Sri Wahyuni, pada Sabtu (7/6/2025).
Syamsudin dibawa ke Polres Dompu menggunakan mobil Avanza berwarna hitam setelah ditangkap.
Ia nampak menggunakan baju berwarna hitam dengan dalam putih, serta celana jeans berwarna biru.
Ayah dua anak ini memiliki perawakan tinggi,kurus, serta rambut gondrong bergelombang.
Saat tiba di Polres Dompu, dia tidak memberikan komentar sedikitpun meskipun sempat tersenyum sebelum masuk ruang pemeriksaan.
Baca juga: Nasib Bayi yang Ibunya Dibunuh Sang Ayah di Dompu, Ternyata Belum Diberi Nama, Keluarga Buka Donasi
Kasi Humas Polres Dompu, AKP Zuharis, Senin (9/6/2025) mengatakan Syamsuddin sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Syamsudin dijerat dengan Pasal 44 Ayat 3 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda Rp45 juta.

Zuharis mengatakan motif suami bunuh istri tersebut lantaran utang.
Tersangka mengaku malu karena istrinya kerap berhutang dan menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat.
"Terduga pelaku merasa malu dan tertekan karena korban (Istri) memiliki bayak utang dan kerap menjadi bahan pergunjingan, serta mempermalukan nama baik keluarga," kata Zuharis.
Nasib Bayi Baru Lahir
Sementara, kini terungkap nasib bayi yang baru dilahirkan Sri Wahyuni.
Kini bayi tersebut dirawat oleh keluarga besar korban.
Kerabat dekat korban, Mawar Yulia, membuka donasi untuk membantu kehidupan anak-anak yang ditinggalkan, sekaligus berencana mengadopsi bayi yang baru lahir tersebut.
"Namanya pun belum sempat diberi. Waktu saya tanya, neneknya juga bingung siapa namanya. Saya bilang, kalau mau biar saya yang carikan nama,” kata Mawar saat dihubungi, Senin (9/6/2025).
Mawar mengaku memiliki ikatan yang sangat erat dengan keluarga korban. Meski tidak memiliki hubungan darah, keluarga Mawar telah dianggap sebagai bagian dari keluarga sejak lama.
“Orang tua saya, terutama mama, yang urus mereka dari kecil, bahkan sampai menikah. Orang tua korban sering ke rumah, kami beri lahan untuk berkebun. Hutangnya pun juga pernah mama saya bantu lunasi. Sudah seperti keluarga,” ujarnya.
Menurut Mawar, konflik rumah tangga korban mulai memanas setelah sang suami, yang bekerja sebagai kontraktor tambang, mengalami kesulitan ekonomi menyusul penutupan salah satu perusahaan tambang tempat ia bekerja.
Tekanan finansial akibat utang yang jatuh tempo pada tanggal 5 bulan ini disebut menjadi pemicu pertengkaran hebat, hingga berujung tragis pada kematian korban.
Kini, bayi yang masih berusia 10 hari dirawat oleh keluarga besar korban.
Mawar mengungkapkan keinginannya untuk mengadopsi anak tersebut, meski belum secara resmi membicarakan niat itu kepada keluarga besar karena masih dalam masa berkabung.
"Saya belum ngomong ke keluarga besar. Tapi saya sudah bilang, kalau memang mau anak ini hidup dan besar, biar sama saya saja. Tapi saya juga sadar tidak bisa menanggung semua sendiri. Saya juga punya tanggungan. Oleh karena itu saya ajak orang-orang untuk bantu, meski cuma Rp10.000 per orang, itu bisa bantu anak ini,” jelasnya.
Saat ini, donasi yang terkumpul baru mencapai Rp1,4 juta dari 20 donatur.
Dana tersebut akan digunakan untuk membeli susu, popok, dan kebutuhan dasar bayi selama sebulan ke depan.
Selain bayi, anak pertama korban yang berusia 8 tahun juga tetap menjadi perhatian Mawar dan keluarganya.
Ia memastikan bahwa anak tersebut tidak akan diabaikan dan akan terus mendapatkan dukungan moral maupun materi.
“Saya hanya ingin memastikan anak-anak ini tetap punya masa depan. Dan kalaupun anak ini mau diadopsi, saya tekankan ke keluarga jangan pernah kasih ke orang lain, kecuali ke saya,” kata Mawar.
Bagi masyarakat yang ingin ikut membantu, donasi masih terus dibuka di BCA 7720414133 AN Mawar Yuliati Trisnasari.
“Berapapun bantuannya, sangat berarti untuk kelangsungan hidup anak ini, dan saya sangat transfaran dengan donasi ini,” tutup Mawar.
Motif Pelaku
Motif suami bunuh istri di Dompu adalah pelaku kesal karena istrinya memiliki banyak utang.
Syamsudin merasa malu dan tertekan lantaran jadi bahan pergunjingan.
"Motif di balik pembunuhan sadis itu akibat pelaku merasa malu dan tertekan karena korban memiliki banyak utang serta sering menjadi bahan pergunjingan di media sosial facebook," kata Zuharis.
Gelap mata, Syamsudin nekat menghabisi nyawa istrinya dengan brutal.
Padahal sehari sebelumnya, mereka baru saja mengadakan syukuran atas kelahiran anak kedua.
Suami bunuh istri di Dompu kemudian diamankan di Mapolres Dompu untuk menjalani proses hukum.
Pelaku juga telah mengakui anaiaya istrinya hingga tewas.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal KDRT yang menyebabkan kematian sebagaimana diatur dalam UU No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Kronologi
Syamsudin (28) tega membunuh istrinya, Sri Wahyuni (28) menggunakan parang di rumahnya di Desa Marada, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (7/5/2025).
Diketahui, Sri Wahyuni ditemukan tergeletak bersimbah darah di lantai, di samping bayinya yang baru berusia 10 hari.
Korban pertama kali ditemukan oleh anak pertama yang berumur 8 tahun.
Kasus suami bunuh istri di Dompu terungkap dari laporan sang anak kepada neneknya sekitar pukul 07.00 WITA.
Melihat ibunya tergeletak di lantai, bocah 8 tahun itu pergi ke rumah sang nenek untuk melaporkan tentang hal itu.
Sang nenek pun segera bergegas ke rumah korban dan mendapati Sri Wahyuni sudah tergeletak bersimbah darah di lantai.
Kondisi jasadnya sungguh mengenaskan, terdapat luka bacok di leher bagian belakang, di punggung, kepala, hingga kedua pergelangan tangan terpotong.
"Lantaran tertekan dan gelap mata, Syamsudin pun membunuh istrinya di dalam kamar mereka. Padahal istrinya itu baru melahirkan anak kedua mereka 10 hari yang lalu," ungkap Kasi Humas Polres Dompu, AKP Zuharis, Senin (9/6/2025).
Syamsudin diketahui menganiaya istrinya dengan brutal menggunakan senjata parang sepanjang 60 sentimeter hingga tewas.
Kemudian, pelaku kabur dari lokasi usai menghabisi nyawa sang istri.
"Pelaku menebas kepala bagian belakang korban, juga mengiris kedua pergelangan tangan hingga menimbulkan luka menganga nyaris terpotong," jelas Zuharis.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Tampang Syamsudin, Suami yang Bunuh Istri di Dompu: Badan Kurus, Rambut Gondrong
Pilu Kisah 5 Anak di Gresik Ditelantarkan Ibu, Ada yang Usia 3 Tahun, Jual Galon Air untuk Makan |
![]() |
---|
MUI Kota Bekasi Klarifikasi Isu Tiket Masuk Surga Rp1 Juta, Pengajian Umi Cinta Tak Menyimpang |
![]() |
---|
Kejamnya Paman Bunuh Keponakan di Depan Ibu di Bangkalan, Berawal Cari Istri, Sempat Kabur ke Hutan |
![]() |
---|
Nasib Simpatri, Pria yang Nyamar Jadi Perempuan, Jelang Ijab Kabul Identitasnya Terbongkar |
![]() |
---|
Warga Ngamuk, Ada Pria Nyamar jadi Pengantin Wanita di Pinrang, Terbongkar saat Dipaksa Buka Cadar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.