Perampokan Sadis di Serang

Momen Pilu Anak Perempuan Nangis Lihat Jasad Ibu Tewas Jadi Korban Perampokan di Serang, Teriak Mama

Isak tangis anak korban perampokan dan pembunuhan di Perumahan Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Tangkapan layar Facebook @vanesya chrismatiur
PASUTRI KORBAN PERAMPOKAN - Kondisi Wadison Pasaribu (47) pasutri yang jadi korban perampokan di perumahan Puri Anggrek, Kota Serang kondisinya mulai membaik. 

Kata Nurdin, saat pemeriksaan, berkas di rumah korban tampak berserakan.

"Di sini nggak kehilangan apa-apa, cuma berkas aja acak-acakan," ujar Nurdin kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).

Nurdin menduga, kasus tersebut bukan perampokan biasa. Apalagi, korban baru selesai transaksi tanah yang ditandatangani oleh Petry Sihombing.

"Dugaannya ada keselisihan faham, apalagi kerjanya (Wadison) di Bank (Keliling). Dengar informasi sih habis transaksi tanah, tandatangan si istrinya," katanya.

Nurdin berharap, kasus tersebut segera diungkap Kepolisian agar insiden keji yang menimpa keluarga tersebut terang benderang.

"(Wadison) setiap seminggu sekali pulang ke Serang, karena kegiatannya di Bayah, Lebak. Mudah-mudahan cepat tertangkap, biar jelas. Kan masih hidup suaminya," ungkapnya.

Kasus tersebut masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian Polresta Serang Kota, polisi menemukan adanya pintu belakang rumah yang dibobol oleh pelaku.

Wadison saat ini sudah membaik setelah sempat dikabarkan kritis.

Diberitakan sebelumnya, Warga Puri Anggrek, Kecamatan Walantaka, Kota Serang Banten digegerkan dengan kasus pembunuhan pasangan suami istri Wadison Pasaribu (47) dan Petry Sihombing (35).

Peristiwa pembunuhan itu diketahui oleh tetangga korban saat waktu subuh hari sekira pukul 05.00 WIB.

Saat itu, sang anak yang berusia 7 Tahun keluar rumah menangis kencang sambil teriak - teriak minta tolong kepada tetangganya.

Kemudian, tetangga korban bernama Jansen Pasaribu (57) yang lokasi rumahnya berseberangan dengan rumah korban keluar dari rumah dan mendekati sang anak yang minta tolong.

Jansen mengatakan, sebelum mendengar teriakan tolong dari sang anak, pada saat waktu adzan subuh dirinya sempat mendengar suara gembok garasi rumah korban seperti ada yang membukanya.

"Saya keluar dan melihat anaknya itu minta tolong nangis-nangis, saya sudah firasat buruk malam-malam anak minta tolong langsung saya teriak minta tolong, datang tetangga dua orang kami masuk dari belakang pintu rumah, karena di depan di gembok," kata Jansen, Minggu, (1/6/2025).

Sebelum peristiwa itu terjadi, kata Jansen, dirinya tidak mendengar keributan atau sesuatu yang mencurigakan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved