Berita Adv

Ratusan Pekebun Sawit Sumsel Ikuti Pelatihan Panen dan Pascapanen dari BPI dan BPDP &DITJENBUN

Adapun khusus pada tahun 2025 ini tema yang diusung adalah Panen dan Pascapanen.

|
Editor: Sri Hidayatun
dokumentasi
BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI). 

TRIBUNSUMSEL.COM- Dalam upaya mencerdaskan para pekebun sawit Sumsel, BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI).

Direktur Operasional BPI Friyandito, SP, MM mengatakan bahwa pelatihan SDM sawit tahun 2025 akan diikuti oleh ratusan pekebun sawit dari berbagai kabupaten di Sumsel antara lain pekebun dari Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Musi Rawas Utara.

Penyelenggaraanya dilakukan dalam 3 gelombang dengan masing-masing  terdiri dari 4-5 kelas yang dikerjakan secara paralel di 2 hotel yang terpisah di Palembang. Total peserta mencapai +/- 400 orang yang dibagi menjadi 13 angkatan.

Kunjungan belajar pekebun dipilihkan ke 2 lokasi yang menurut BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dapat menginspirasi para pekebun sawit yaitu kebun PT BINA SAWIT MAKMUR (SAMPOERNA AGRO GROUP) di Surya Adi Pematang Panggang perbatasan Lampung - Sumsel dan PT PERKEBUNAN MINANGA OGAN di Baturaja Sumsel, dimana keduanya dapat menghasilkan produktifitas tanaman yang cukup tinggi yaitu diatas 30 ton TBS per ha sehingga bisa menjadi benchmark bagi para pekebun.

BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI).
BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI). (dokumentasi)

Sejak tahun 2022 s/d 2025 BPI secara berturut-turut mendapat kepercayaan dari BPDP dan DITJENBUN untuk melatih para pekebun dengan tema yang sangat penting bagi pekebun yaitu Budidaya dan Panen Pascapanen.

Adapun khusus pada tahun 2025 ini tema yang diusung adalah Panen dan Pascapanen.

Kepala Dinas Propinsi Sumatera Selatan, Ir. Agus Darwa, M.Si dalam sambutan pembukaan pelatihan  tanggal 17 Mei 2025 menyampaikan bahwa aktifitas  panen dan pascapanen ini sebenarnya bapak ibu sudah melakukan, hanya saja apakah yang dilakukan itu sudah benar ? atau apakah sudah memenuhi standar ? Itulah perlunya pelatihan ini dilaksanakan untuk dipelajari kembali dan ditanyakan kepada narasumber BPI agar apa yang sudah dikerjakan dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang benar.

Baca juga: 800 Pekebun Sawit di Sumsel Berhasil Dididik BPI Bersama BPDPKS & DITJENBUN Selama 3 Tahun

"Inilah maksud dari pelatihan pengembangan SDM ini agar yang sudah dikerjakan akan menjadi lebih baik lagi," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut Agus menyampaikan  bentuk perhatian pemerintah terhadap pekebun sawit selain memberikan pelatihan-pelatihan sawit, beasiswa, sapras dan dana PSR, mulai tahun 2024 pekebun sawit didaftarkan BPJS menggunakan dana bagi hasil (DBH) sawit.

BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI).
BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI). (dokumentasi)

"Bagi yang meninggal dunia karena sakit, maka keluarganya akan dapat santunan 40juta dan kalau meninggal karena kecelakaan kerja akan mendapat dana santunan 70 juta," ungkapnya.

Panen dan Pascapanen adalah aktifitas terakhir dalam rangkaian usaha perkebunan sawit, oleh karenanya pembekalan ini sangat penting agar bibit yang sudah ditanam dan tanaman yang sudah dirawat dengan baik benar-benar dipastikan buahnya (Tandan Buah Segar/TBS) dapat dipanen secara tuntas dengan kualitas panen sesuai standar Best Management Practices Perkebunan Kelapa Sawit.

Dengan demikian para pekebun mendapat harga terbaik, sehingga tujuan akhir kesejahteraan dapat diwujudkan melalui penerimaan pendapatan yang baik.

, BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI).
, BPDP & DITJENBUN terus melakukan upaya intensif meningkatkan kompetensi pekebun sawit berupa pelatihan-pelatihan yang pelaksanaanya di kerjasamakan dengan lembaga professional antara lain BEST PLANTER INDONESIA (BPI). (dokumentasi)

Founder BEST PLANTER INDONESIA, Ir. Heri DB, MM  dalam keterangan terpisah mengingatkan para pekebun bahwa ancaman serius yang bisa merusak produktifitas saat ini adalah serangan Ganoderma, oleh karenanya pekebun harus mulai waspada dan melakukan upaya pengendalian Ganoderma sejak dini secara lebih terencana dengan aplikasi musuh alami yaitu Trichoderma. 

Baca berita menarik lainnya di google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved