Kapal Karam di Bengkulu

Sosok Edi Susanto, Pemilik Kapal Pulau Tikus Bengkulu yang Karam Tewaskan 7 Penumpang, Diamankan

Edi Susanto, Kapten sekaligus pemilik Kapal wisata Pulau Tikus Bengkulu karam hingga sebabkan tujuh orang tewas, kini diamankan. mengalami kebocoran

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
PEMILIK KAPAL DIAMANKAN- Sejumlah warga saat evakuasi Kapal wisatawan Pulau Tikus Bengkulu tenggelam pada Minggu sore (11/5/2025) dan menyebabkan 7 penumpang meninggal dunia. Edi Susanto, Kapten sekaligus pemilik Kapal wisata Pulau Tikus Bengkulu karam hingga sebabkan tujuh orang tewas, kini diamankan. mengalami kebocoran 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kapten sekaligus pemilik Kapal wisata Pulau Tikus Bengkulu yang karam hingga sebabkan tujuh orang tewas, akhirnya diamankan.

Diketahui, pemilik kapal pengangkut wisatawan dari Kota Bengkulu menuju Pulau Tikus itu bernama Edi Susanto.

Edi Susanto bersama 5 orang Anak Buah Kapal (ABK) yakni bernama Rahmad, Andri, Yandi, Dedek dan Fandi ini telah diamankan anggota Unit Tipidter Satreskrim Polresta Bengkulu pada hari ini Senin (12/5/2025). 

Baca juga: 7 Penumpang Tewas, Pemilik dan 5 ABK Kapal Wisatawan Pulau Tikus yang Karam di Bengkulu Diamankan

Mereka dibawa ke Polresta Bengkulu untuk dimintai keterangan terkait dengan penyebab karamnya kapal hingga penyebab meninggalnya 7 penumpang kapal, pada insiden yang terjadi pada Minggu (11/5/2025) kemarin.

"Mereka dibawa untuk kita mintai keterangan," ungkap Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Sudarno.

Selain mengamankan pemilik kapal dan ABK Polresta Bengkulu untuk sementara juga masih menutup akses untuk perjalanan ke Pulau Tikus, menggunakan jasa perjalanan 3 Putra.

Penutupan terkait perjalanan 3 putra akan dilakukan sampai dengan batas waktu yang masih belum ditentukan sampai kasus selesai diusut.

Diberitakan sebelumnya atas kasus ini ada 7 orang korban meninggal dunia dari 104 penumpang kapal wisata Pulau Tikus karam di perairan laut Pantai Malabero terhimpun.

Dari 7 korban meninggal dunia sebelumnya 5 orang dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu dan 2 orang dibawa ke RSHD Kota Bengkulu.

Baca juga: Sosok Rizka Nurjannah, Warga Lubuklinggau Jadi Korban Tewas Kapal Karam di Bengkulu, Fisioterapis

Untuk korban meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara yaitu :

1. Riska Nurjanah (28) yang merupakan warga asal Kota Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan.

2. Ratna Kurniati (28) yang merupakan warga Jalan Pepabri Kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.

3. Tesya (20) yang merupakan warga Jalan 2 jalur Kelurahan Durian Depun Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang.

4. Nesya (27) yang merupakan warga Jalan Suban Air Panas Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong.

5. Arva Richi Dekry (29) yang merupakan Warga asal Kelurahan Awai Parak Kecamatan Padang Utara Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

Sedangkan 2 korban yang dinyatakan meninggal dunia di RSHD Kota Bengkulu : 

1.Yunita yang merupakan salah satu karyawan Puskeswan Pinang Raya Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara.

2. Iwan Suantra Wijaya yang merupakan warga asal Provinsi Jambi.

Baik korban yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara maupun yang ada di RSHD Kota Bengkulu semuanya sudah diberangkatkan ke rumah duka.

Baca juga: Dipastikan Selamat, Inilah Kondisi 10 Penumpang Korban Kapal Karam di Bengkulu yang Sempat Dicari

Kronologi Kapal Karam

Jidan Dinil Haq, salah satu penumpang yang selamat mengungkapkan musibah kapal karam terjadi saat kapal dalam perjalanan pulang dari Pulau Tikus.

Di tengah laut, mesin kapal tiba-tiba mati, membuat kapal tak mampu bergerak.

"Awalnya kami pulang dari wisata Pulau Tikus. Tapi di tengah laut, mesin kapal tiba-tiba mati, dan ditambah juga angin kencang yang membuat kapal jadi tergoncang di tengah laut,” kata Jidan.

Tak lama setelah mesin mati, kapal dihantam ombak besar yang datang bertubi-tubi.

Guncangan kuat dari ombak menyebabkan kapal mengalami kebocoran parah dan akhirnya tenggelam.

"Saat itu ombak sedang besar, kapal diguncang ke kiri dan kanan terus-menerus dikarenakan angin kencang sampai akhirnya tenggelam,” ungkap Jidan.

Kejadian kapal karam disebabkan kondisi cuaca buruk yang disertai angin kencang dan gelombang tinggi yang melanda daerah pantai Malabero, serta kerusakan mesin yang terjadi saat kapal berada di laut.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Khristian Hermansyah, menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
 
Kapal berangkat sekitar pukul 08.00 WIB dan tiba dengan selamat di Pulau Tikus untuk mengantarkan para wisatawan.

Saat siang hari, rombongan wisatawan kembali ke Kota Bengkulu menggunakan kapal yang sama.

"Cuaca memang buruk, badai, lalu mesin kapal mendadak mati. Saat mesin mati, kapal tak bisa dikontrol sehingga disapu badai," ungkap Khristian saat diwawancarai di lokasi kejadian pada Senin (12/5/2025).

Sekitar 100 meter dari alur kapal nelayan di Kelurahan Malabero, kapal tersebut mengalami terjangan ombak yang hebat.

Penumpang terlempar ke luar kapal, sementara beberapa lainnya terjebak di dalam.

Para nelayan di sekitar lokasi segera melakukan penyelamatan.

"Kami mengapresiasi nelayan Malabero yang cukup cekatan berenang ke laut menyelamatkan sejumlah korban yang dihantam badai," tambahnya.

Kasubdit Tipidter Polresta Bengkulu, Ipda. Muhammad Ego Fermana, membenarkan langkah tersebut.

"Sementara kapten dan ABK kita bawa ke Polresta Bengkulu dan kita mintai keterangan," kata Ego.

Kecelakaan ini menjadi sorotan dan menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat, terutama terkait keselamatan transportasi laut di wilayah tersebut.

Data terhimpun sementara, ada tujuh penumpang tewas dalam kejadian tragis tersebut.

Lima jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu, dan dua lainnya di Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Kapal yang dioperasikan oleh Loket 3 Putra diketahui mengangkut total 104 orang, terdiri dari 98 wisatawan, satu nakhoda, dan lima Anak Buah Kapal (ABK). 

Sementara itu, dari pantauan TribunBengkulu.com di RSHD Kota Bengkulu, ramai keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk menjenguk keluarganya yang tengah dirawat.

Juga datang menjemput jenazah yang telah teridentifikasi dan bersiap untuk dibawa pulang.

(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved