Arti Bahasa Arab
Apa yang Dimaksud Insan Kamil? Manusia Sempurna Manusia Paripurna, ini Kriterianya Menurut Alquran
Baik dan buruknya seseorang serta hina dan mulianya tergantung pada perjuangannya dalam mengusahakan kemuliaan dan menghindari kehinaan
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM -- Insan kamil istilah dalam bahasa Arab yang memiliki arti manusia sempurna.
Dalam bahasa keren Indonesia, insan kamil artinya manusia yang paripurna.
1. Insan: Kata "Insan" dalam bahasa Arab berarti "manusia".
2. Kamil: Kata "Kamil" berarti "sempurna" atau "paripurna".
Dalam konteks spiritual, "Insan Kamil" merujuk pada seseorang yang telah mencapai kesempurnaan spiritual, memiliki akhlak yang mulia, dan mencapai tingkat kesadaran spiritual yang tinggi.
Insan kamil adalah istilah untuk umat Islam yang tingkatanya tertinggi, yaitu yang paling baik akhlaknya, paling baik ketakwaannya.
Status, kedudukan dan kualitas manusia, sesungguhnya ditentukan oleh dirinya sendiri.
Setiap orang normal, dibekali oleh Allah dengan potensi yang seimbang, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Sebagai potensi untuk mengembangkan dirinya sendiri, manusia diberi akal dan pikiran serta kemauan, kehendak dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan kejadian fisik dan mentalnya yang sangat sempurna.
Baik dan buruknya seseorang serta hina dan mulianya tergantung pada perjuangannya dalam mengusahakan kemuliaan dan menghindari kehinaan. Seorang mukmin yang kuat dan berilmu, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari seorang mukmin yang lemah dan tidak berilmu.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan kriteria manusia mukmin yang kamil atau paripurna (insan kamil), disebut tersebar dalam berbagai ayatnya.
Kriteria tersebut bisa diusahakan oleh setiap orang, apabila ia menghendakinya.
Surat Al Anfal ayat 2-4
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal, [8]: 2-4).
Ayat di atas menjelaskan bahwa ada lima kriteria bagi orang-orang mukmin sejati yaitu:
(1) Senantiasa mengingat Allah,
(2) Bila mendengar ayat-ayat Allah imannya bertambah,
(3) Bertawakkal,
(4) Menegakkan shalat dan
(5) Menginfakkan sebagain rezkinya. Orang yang senantiasa mengingat Allah di mana saja ia berada, pastilah segala perbuatan dan tindakannya akan terkontrol dengan baik.
Segala langkah dan perbuatannya akan selalu disesuaikan dengan petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah. Mereka menyadari betul bahwa dengan berbuat baik sajalah seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah, akan terlepas dari segala tipu daya Syaitan baik yang halus maupun kasar.
Manusia yang telah tertipu oleh kejahatan akan berusaha menjerumuskan orang-orang yang baik dan beriman, karena orang seperti itu telah dikuasai oleh Syaitan.
Akan tetapi bila orang-orang yang beriman itu berpegang teguh pada bimbingan wahyu-Nya pasti akan terhindar dari tipu daya mereka.
Manusia yang lengah dan berpaling dari mengingat Tuhan, akan tercampakkan kepada kehinaan dunia dan akhirat.
QS. al-Zukhruf, [43]: 36).
وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. al-Zukhruf, [43]: 36).
Manusia paripurna yang selalu ingat kepada Allah tidak akan kehilangan kontrol pada dirinya dan keseimbangan dalam kehidupannya.
Ia akan hidup istiqamah, tidah mudah diombang-ambingkan oleh kekuatan yang berada di luar dirinya.
QS Ar Radu ayat 28
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
Artinya
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. al-Ra’du, [13]: 28).
Kriteria mukmin sejati selanjutnya adalah mereka yang apabila mendengar atau memperhatikan ayat-ayat Allah, imannya bertambah kuat.
Alkisah Umar bin Khatab menjadi insaf, ketika ia mendengar beberapa ayat al-Qur’an. Umar waktu itu, berniat akan menyiksa adik perempuannya karena masuk Islam, ia merasa tertarik ketika mendengar adiknya membaca awal surat Thaha.
Umar kemudian insaf dan segera masuk Islam mengikuti jejak adik perempuannya Fathimah. Tawakkal adalah menyerahkan segala sesuatu kepada Allah s.w.t. setelah berikhtiar semaksimal mungkin yang bisa dilakukan. Manusia mukmin harus bersungguh-sungguh dalam berusaha terlebih dahulu, baru kemudian bertawakkal.
Tawakal dan Berusaha
Manusia paripurna adalah manusia yang tawakkal dengan usaha terlebih dahulu, sehingga usahanya berhasil, seperti yang dijelaskan dalam hadisnya:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا (رواه الترمذي)
Artinya:
“Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah, dengan tawakkal yang sebenarnya, pasti kamu akan diberi rizki seperti burung diberi rizki. Burung itu terbang di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi, No: 2266).
Hadits di atas menjelaskan kepada kita perumpamaan dari ikhtiar atau usaha yang dilakukan burung yang kita lihat setiap saat. Burung-burung itu terbang ke sana-kemari mencari makanan dan baru kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang. Selain dari kriteria di atas, insan kamil dilengkapi juga dengan kriteria selanjutnya yaitu menegakkan shalat dan menafkahkan rizki yang diperolehnya.
Itulah penjelasan tentang Insan Kamil, Manusia Sempurna Manusia Paripurna, ini Kriterianya Menurut Alquran. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Innal Muminu Lil Mumini Kalbunyani Yasyuddu Badhuhu Badha, Hadits Kewajiban Saling Tolong Menolong
Baca juga: Hadits Amal Saleh yang Dicintai Allah 10 Hari Pertama bulan Dzulhijjah, Bulan Haji, Bulan Berqurban
Baca juga: Arti Allahumma Aktsir Maali Wawaladi Wabariklii Fiima Athoitani, Doa Panjang Umur yang Berkah
Baca juga: Hadits Berikan Upah Pekerja Sebelum Keringatnya Kering, Utul Ajiro Ajrohu Qobla An Yajiffa Araquhu
Baca juga: Ayat Alif Lam Mim Tanzil, Pembuka Surat As Sajdah, Isi Kandungan, Keutamaan dan Manfaat Membacanya
insan kamil artinya
insan kamil adalah
apa yang dimaksud dengan insan kamil
manusia sempurna menurut islam
manusia paripurna adalah artinya
manusia sempurna dalam alquran
insan kamil dalam alquran
Arti La Ilaha Illallahul Wahidul Qahhar, Dzikir Ketika Terbangun di Tengah Malam dan Keutamaannya |
![]() |
---|
Hubbul Wathon Minal Iman, Quote Bahasa Arab Semangat Nasionalisme, Cinta Tanah Air Bagian dari Iman |
![]() |
---|
Arti Ied Al Istiqlal, Kosa Kata Bahasa Arab Bermakna Hari Kemerdekaan |
![]() |
---|
Arti Wa Lanabluwannakum Bisyaiin Minal Khaufi Wal Jui, Surat Al Baqarah Ayat 155 |
![]() |
---|
Arti Subhanallahi Wabihamdihi Adada Kholqihi Waridho Nafsihi Wa Zinata Arsyihi Wa Midada Kalimatihi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.