Prabowo ke Sumsel
Mengenal Program Tanam Padi Apung di Banyuasin Sumsel, Presiden Prabowo Hadiri Launching Hari Ini
Padi Apung adalah metode budidaya padi menggunakan rakit atau styrofoam yang dilubangi sebagai media tanam. Rakit ini dilengkapi dengan pencepit dari
Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Putri Kusuma Rinjani
TRIBUNSUMSEL.COM - Program Tanam Padi Apung di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan akan diluncurkan hari ini, Rabu (23/4/2025).
Tanam Padi Apung dianggap sebagai inovasi baru bagi lingkup pertanian yang diharapkan mampu meningkatkan produksi pangan pada wilayah tersebut khususnya Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
Diketahui dalam peluncuran Program Tanam Padi Apung hari ini, Rabu 23 April 2025 turut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia yakni Prabowo Subianto.
Lantas apa sebenarnya Program Tanam Apung Padi ini? yuk mengenal lebih jauh program tersebut melalui ulasan dibawah ini.
_______
Mengenal Program Tanam Padi Apung
Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus berinovasi untuk menghadapi tantangan dalam sektor pertanian, salah satunya dengan memperkenalkan Padi Apung atau Floating Rice Technology sebagai solusi efektif untuk daerah rawan banjir.
Teknologi ini memungkinkan petani menanam padi di lahan tergenang air tanpa kehilangan produktivitas.
Padi Apung adalah metode budidaya padi menggunakan rakit atau styrofoam yang dilubangi sebagai media tanam. Rakit ini dilengkapi dengan pencepit dari bambu untuk menjaga stabilitasnya di permukaan air.
Meskipun tampak berbeda, metode tanam ini serupa dengan budidaya padi di sawah irigasi, namun dengan adaptasi pada kondisi lahan yang selalu terendam air.
Kementerian Pertanian menjelaskan beberapa manfaat utama dari metode ini, antara lain:
1. Mengubah Lahan Tidak Produktif Menjadi Produktif.
Dengan teknologi ini, lahan yang sebelumnya tidak bisa ditanami karena banjir dapat dimanfaatkan untuk satu musim tanam, sehingga mendukung ketahanan pangan.
2. Efisiensi Biaya dan Sumber Daya.
Petani tidak perlu membajak lahan, melakukan penyiraman air, atau membersihkan rumput liar, sehingga dapat menghemat biaya dan waktu.
3. Tahan Kekeringan.
Karena lahan selalu tergenang air, petani tidak perlu khawatir tentang kekeringan atau irigasi tambahan.
4. Pemberdayaan Petani.
Teknologi ini membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui optimalisasi lahan yang selama ini tidak terpakai.
Secara teknis, budidaya padi apung tidak jauh berbeda dari metode tanam padi di sawah irigasi.
Bibit padi ditanam dalam lubang-lubang pada rakit styrofoam, yang kemudian dibiarkan mengapung di atas permukaan air.
Petani hanya perlu memastikan rakit terjaga posisinya dengan bantuan pencepit bambu.
Dalam jangka waktu tertentu, padi akan tumbuh dengan baik berkat pasokan air yang konstan dan nutrisi dari lingkungan sekitar.
**
Artikel lainnya di google news.
Ikuti dan bergabung disaluran WhatsApp Tribunsumsel.
Dari Sarang Buaya Jadi Lumbung Padi, Presiden Prabowo Kagum Drone Tebar Benih di Ogan Ilir |
![]() |
---|
Prabowo Sebut Masyarakat Tak Perlu Takut Saham Naik Turun 'Yang Penting Pangan Aman Negara Aman' |
![]() |
---|
Bangganya Prabowo, 1 Drone Bisa Menyebar Benih Padi Hingga 25 Hektare Perhari Saat Launching Gerina |
![]() |
---|
Jadi Rekor Tertinggi Selama 20 Tahun Terakhir, Stok Beras di Indonesia Kini Tembus 3 Juta Ton |
![]() |
---|
Sambut Kedatangan Presiden Prabowo, Emak-emak di Banyuasin Kecele Tak Bisa Melihat 'Mayor Teddy' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.