Ray Sahetapy Meninggal Dunia
Permintaan Terakhir Ray Sahetapy Sebelum Meninggal Dunia Dikuak Sang Adik, Sempat Kritis 3 Kali
Terungkap permintaan terakhir aktor senior Ray Sahetapy sebelum meninggal dunia, ingin dimakamkan di kampung halamannya, di Sulawesi Tengah.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap permintaan terakhir aktor senior Ray Sahetapy sebelum meninggal dunia, ingin dimakamkan di kampung halamannya, di Sulawesi Tengah.
Seperti diketahui, Ray Sahetapy menghembuskan napas terakhirnya, pada Selasa (1/4/2025).
Hal ini dibenarkan oleh Adik Ray, Charly Sahetapy.
"Iya. Benar dia yang minta. Jadi, itu udah lama," ungkap Charly di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2025).
Charly mengatakan Ray sering melontarkan keinginannya kepada sanak saudaranya.
"Ada makam khusus kita ada di sana. Dari kakek nenek saya, kemudian ayah ibu saya di situ. Dia minta juga (dimakamin) di situ," kata Charly.
"'Saya nanti akan kembali di sini'. Udah berulang-ulang sama saudara-saudara dia ngomong juga gitu," tutur Charly lagi.
Baca juga: Detik-detik Ray Sahetapy Meninggal Dunia Diungkap Sang Anak, Rencana Mau Berkunjung di Lebaran ke-3
Namun, anak-anak Ray ingin agar ayahnya dimakamkan di Jakarta.
"Mereka juga kepengin nanti bersihin kuburannya," ucap Charly. Keluarga besar pun sepakat untuk mengembumikan Ray di ibu kota terlebih dahulu.
"Oke deh, kita kasih waktu 1-2 tahun. Nanti sesuai dengan amanah dia, mungkin kita akan pindahin ke sana. Mungkin ya, nanti dilihat perkembangan," jelas Charly.

Rencana ini masih tentatif, yang penting mengikuti keinginan anak-anaknya dahulu.
Ray Sahetapy meninggal di RSPAD Gatot Subroto, 1 April 2025 setelah sebulan menjalani perawatan. Ray mengalami komplikasi diabetes, cairan di paru-paru, dan stroke.
Penyebab Meninggal
Sementara, adik kandung Ray Sahetapy, Noudy Sahetapy.
Noudy Sahetapy mengatakan bahwa kakaknya mengidap lomplikasi diabetes dan strok yang telah dideritanya selama kurang lebih dua tahun terakhir.
"Beliau sakit lebih sakitnya diabet dan stroke ringan. Jadi selama dua tahun ini gak stabil jalannya susah, jadi istirahat terus selama ini," kata Noudy Sahetapy dilansir Youtube Cumi-cumi, Rabu (2/4/2025).
"Beliau sudah sakit hampir dua tahun. Sebulan terakhir sempat dirawat di RSPAD, tetapi Tuhan berkehendak lain. Selasa malam sekitar pukul 21.04 WIB, beliau mengembuskan napas terakhir," imbuhnya.
Adapun kondisi Ray Sahetaoy terakhir sempat kritis tiga kali.
"Kalau enggak salah tiga kali beliau kritis. Memang selama ini tidak diekspose dan terakhir tadi sudah enggak respons lagi. Jadi sempat di pompa,” katanya.
"Beliau terakhir jam 6 udah gak respon lagi,"imbuhnya.
"Terakhir paru-parunya penuh air susah bernapas," sambungnya.
Sementara, Noudy mengatakan bahwa Ray Sahetapy telah berwasiat kepada keluarganya untuk dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Sibowi, Sulawesi Tengah.
Adapun jenazah Ray Sahetapy akan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto.
Sebelumnya, kabar meninggal Ray Sahetapy itu pertama kali dibagikan Surya Sahetapy melalui akun media sosialnya, Selasa (1/4/2025) malam.
Dalam Instagram Story-nya, Surya membagikan foto bersama sang ayah.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Titip salam cinta dan kangen ke Kak Gisca, Dad,” tulis Surya Sahetapy, dikutip Kompas.com, Selasa.
Profil Ray Sahetapy
Dikutip dari Wikipedia, Ray Sahetapy lahir 1 Januari 1957. Dia adalah salah satu aktor paling populer dan disegani di generasinya, sering memerankan pria kompleks dengan nuansa dan karakter yang dalam.
Karier beraktingnya membentang lebih dari empat dekade, penampilannya yang mengesankan termasuk yang paling diapresiasi saat itu, dalam film-film drama seperti Ponirah Terpidana (1983), Tatkala Mimpi Berakhir (1987) dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (1990).
Ia telah dinominasikan untuk Piala Citra di Festival Film Indonesia tujuh kali, enam di antaranya untuk Aktor Terbaik, dan memegang rekor nominasi terbanyak dalam kategori tersebut tanpa kemenangan.
Masa kecil
Masa kecilnya dihabiskan di Panti Asuhan Yatim Warga Indonesia, Surabaya.
Sejak remaja, Ray bercita-cita menjadi aktor. Demi mengejar impiannya, Ray meneruskan kuliah di Institut Kesenian Jakarta pada 1977, seangkatan dengan Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.
Ia menikah dengan Dewi Yull pada tanggal 16 Juni 1981, tanpa restu dari orang tua Dewi, karena perbedaan agama (pada saat itu Dewi beragama Islam dan Ray beragama Kristen).
Kemudian, Ray memutuskan menjadi seorang mualaf pada tahun 1992.
Pasangan ini mempunyai empat orang anak, yakni Giscka Putri Agustina Sahetapy (1982—2010), Rama Putra Sahetapy (1992), Surya Sahetapy (1994), dan Muhammad Raya Sahetapy (2000).
Sayangnya, Dewi memilih menolak poligami sehingga memutuskan menggugat cerai Ray.
Dewi melakukannya karena Ray hendak menikah lagi dengan Sri Respatini Kusumastuti, seorang janda beranak dua yang merupakan pengusaha kafe dan katering, yang pernah menjadi dosen seni pertunjukan di Institut Kesenian Jakarta.
Mereka resmi bercerai pada 24 Agustus 2004.
Ray menikah dengan Sri di bulan Oktober 2004.
Ia merupakan pemimpin dari organisasi Perhimpunan Seniman Nusantara.
Film perdananya dirilis pada tahun 1980 dengan judul Gadis yang merupakan arahan dari sutradara Nya' Abbas Akup.
Dalam film inilah, ia bertemu dengan Dewi Yull yang merupakan istri pertamanya.
Lewat film Noesa Penida yang tayang pada tahun 1988, Ray dinominasikan sebagai aktor terbaik pada Festival Film Indonesia 1989.
Selain itu, ia juga pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali dalam ajang yang sama, yakni melalui film Ponirah Terpidana (Festival Film Indonesia 1984), Secangkir Kopi Pahit (Festival Film Indonesia 1985), Kerikil-Kerikil Tajam (Festival Film Indonesia 1985), Opera Jakarta (Festival Film Indonesia 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (Festival Film Indonesia 1988), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (Festival Film Indonesia 1990).
Ketika industri film Indonesia mengalami mati suri, ia tetap eksis di dunia seni peran.
Ray membangun sebuah sanggar teater di pinggiran kota dan membentuk komunitas teater di sana.
Lewat sanggarnya ini, ia pernah membuat geger lantaran gagasan tentang perlunya mengubah nama Republik Indonesia menjadi Republik Nusantara.
Pada pertengahan 2006, ia kembali aktif di dunia film dengan membintangi Dunia Mereka.
Bahkan, kongres PARFI pada tahun yang sama memilih Ray menjadi salah satu ketuanya.
Pada pertengahan 2006, ia kembali aktif di dunia film dengan membintangi Dunia Mereka.
Bahkan, kongres PARFI pada tahun yang sama memilih Ray menjadi salah satu ketuanya.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ray Sahetapy Sempat Berwasiat Ingin Dimakamkan di Kampung Halamannya"
Ray Sahetapy
Ray Sahetapy Meninggal Dunia
Penyebab Ray Sahetapy Meninggal Dunia
Permintaan Terakhir Ray Sahetapy
'Hidupku Berubah', Curhat Surya Sahetapy Saat dengar Kabar Ray Sahetapy Meninggal, Langsung Lemas |
![]() |
---|
Duka Pilu Rama Sahetapy Usai Pemakaman Sang Ayah, 'Mohon Dimaafkan Kesalahan Almarhum' |
![]() |
---|
Peluk Erat Dewi Yull, Rama Sahetapy Tak Kuasa Menangis Saat Proses Pemakaman Ray Sahetapy |
![]() |
---|
Sosok Sri Respatini, Istri Kedua Ray Sahetapy Muncul ke Rumah Duka Almarhum |
![]() |
---|
Wasiat Ray Sahetapy Minta Dimakamkan di Palu, Anak : Bakal Dipindahkan 2 Tahun Kemudian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.